Minim Referensi, Kisah Kematiannya Menjadi Misteri
A
A
A
Bagi warga yang tinggal di sekitar pusat Kecamatan Gunungpati, nama Kiai Pragolo Pati tentu sudah tidak terlalu asing. Di Kelurahan Plalangan RT 05/1, terdapat makam Kiai Pragolo atau yang memiliki nama asli Adipati Wijaya Kusuma. Lokasinya cukup mudah dijangkau, hanya berjarak 300 meter dari jalan utama Ungaran- Gunungpati. Makam berada di dalam bangunan sebesar musala. Di tembok luar bangunan itu terdapat tulisan ukiran kayu berbunyi Sunan dan Nyai Adipati Wijayakusuma Abdullah Taqwa. Dia merupakan bupati Pati pertama. Dari beberapa literatur tercatat Wijayakusuma merupakan anak dari Ki Panjawi yang bergelar Ki Ageng Pati, yang menguasai Kadipaten Pati. Ki Panjawi diberi tanah di Pati oleh Sultan Pajang karena berhasil membunuh Arya Penangsang, bersama saudaranya, Ki Pemanahan atau Ki Gede Mataram. Setelah orang tuanya wafat, Wijayakusuma menggantikan posisi ayahnya. Konon, Wijayakusuma meninggal dalam peperangan dengan Panembahan Senopati, Raja Mataram, yang tak lain masih saudara sepupu. Pemicu perang tanding itu masih belum diketahui pasti. Ada versi karena rasa khawatir saudara perempuan yang dinikahi Panembahan tersingkirkan setelah menikahi selir rampasan dari Madiun. Beberapa sumber dari peneliti Babad Jawa menulis, Wijayakusuma pernah memimpin pasukan atas instruksi dari Panembahan Senopati dan bisa memenangkan pemberontakan oleh bupatibupati Jawa Timur yang dikomandoi Raja Madiun. Lantaran minimnya sumber tertulis banyak yang masih menerka-nerka kisah perseteruan Wijayakusuma dan Panembahan Senopati. Termasuk dari penulis Babad Pati, yaitu Sosrosumanto dan Dibyo Sudiro, yang menulis berdirinya Pati sejak 1292 sampai 1600. Menurut juru kunci makam Wijayakusuma, Turmanto, 50, Adipati tidak meninggal, namun kalah dalam perang dan mengasingkan diri ke hutan yang sekarang merupakan wilayah Gunungpati untuk membuka lahan. Jika sebelumnya menjadi orang yang berkedudukan tinggi, dia rela hidup di hutan dengan penduduk yang sangat sedikit. Pragolo (sapi) miliknya dikubur di sekitar Polsek Gunungpati. Ceritanya dulu punya kuda tunggangan, karena kalah dalam pertempuran, akhirnya diminta Raja Mataram, dan diganti Pragolo, tutur Turmanto. Wijayakusuma merupakan sosok yang sakti, punya tameng baja dan memiliki kesabaran yang tinggi. Orangnya mau mengakui kekalahan. Di sini dia ngenger (babat alas), lanjut Turmanto. Dulu belum banyak yang tahu lokasi makam Kiai Pragolo. Sukawi Sutarip, saat masih menjabat wali kota, yang mengetahui keberadaan makam tersebut kemudian memasang paving di areal parkir dan pintu masuk. Sukawi memang lahir di Pati. Kemudian Bupati Pati saat ini, Haryanto, juga membangun gapura cukup megah di pintu masuk pada 2012. Setiap bulan Sura dan Ruwah banyak peziarah datang ke tempat itu. PNS Bumi Mina Tani (sebutan Kabupaten Pati) dan Haryanto serta bawahannya setiap tahun menyempatkan datang ke tempat ini untuk mendoakan cikal bakal pemimpin Pati.Arif Purniawan Kota Semarang
(bbg)