Djujuk Dimakamkan Satu Liang dengan Suami
A
A
A
SOLO - Rumah duka seniman senior Djujuk Srimulat atau Ddjujuk Djuariah dipenuhi para kerabat Djujuk, sesama komedian Srimulat, di Kampung Gremet, Manahan, Solo, kemarin. Para sahabat dan rekan seprofesi itu ingin melepas kepergian Djujuk untuk selamalamanya, yang dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Bonoloyo, dalam satu liang dengan suaminya Teguh Slamet Raharjo. Tidak hanya rekan seniman, warga biasa, dan para pe jabat sekitar juga tampak hadir dirumah Djujuk yang berada di Jalan Sri Gunting 5, Nomor 2, Gremet, Manahan, Solo. Suasana haru tampak jelas di rumah ini. Terlihat diruang tengah, tempat di mana jenazah Djujuk disemayamkan. Di antara rekan sesama seniman, tampak Bambang Gentolet, dan Nunung. Mereka mengaku sangat kehilangan dengan kepergian Djujuk. Nunung pun tak kuasa menyembunyikan kesedihannya. Airnya matanya mengalir membasahi pipi. Begitu juga dengan sejumlah pelayat yang turut menghantar dan mengi ringi peti mati Djujuk. Hingga jenazah dimasukkan ke ke dalam liang lahat Teguh Slamet Raharjo, kesedihan tampak semakin jelas. Bagi para sahabat dekat Djujuk, kepergiannya yang sangat cepat tidak pernah disangka meski mereka sama-sama tahu bahwa Djujuk tengah menderita sakit. Salah satu pelawak senior anggota Srimulat, Bambang Gentolet, 74, menuturkan, almar humah Djujuk Djuwari yah semasa hidupnya sosok seorang pemimpin yang menjadi panutan bagi anggota Grup Sri mulat. Wafatnya Mbak Djujuk bukan hanya kami yang merasa kehilangan seorang sosok komedian legendaris, tetapi saya kira secara nasional juga kehilangan primadona Srimulat itu, ucapnya Menurut Bambang Gentolet, Mbak Djujuk semasa hidupnya jika bermain dalam grup pelawak Srimulat sangat lugu dan sederhana, tetapi lawakannya sangat mudah dicerna atau diimbangi teman-teman lawan mainnya. Sehingga, Srimulat banyolannya sangat lucu dan bisa spontanitas. Yang sangat berkesan saat lawan main di grup Srimulat dengan Mbak Djujuk, ketika dia ditampar pipinya dua kali oleh almarhumah. Saya ditampar oleh Mbak Djujuk sungguhan dan terasa sakit. Namun, saya tidak apa-apa itu, dalam banyolan Srimulat dan membuat penonton ketawa sehingga rasa sakit menjadi tidak terasa, ungkap Bambang Gentolet. Hal tersebut juga dirasakan oleh pelawak senior asal Yogyakarta Marwoto Kawer dan Yati Pesek yang merasa kehilangan sosok pelawat nasional al-marhumah Mbak Djujuk Djuwariyah.Sindonews/Ant
(bbg)