Risma Raih Peringkat Tiga Wali Kota Paling Berprestasi Versi WMP
A
A
A
SURABAYA - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini berhasil meraih peringkat ketiga atau second runner-up dalam daftar sepuluh teratas wali kota paling berprestasi versi World Mayor Prize (WMP).
Ajang penghargaan yang digelar dua tahun sekali ini diselenggarakan oleh City Mayor yang merupakan yayasan non-komersial bertaraf dunia.
Adapun fokus yayasan yang didirikan pada 2003 tersebut yakni mendukung, mendorong, serta memfasilitasi pemerintah daerah di seluruh dunia dalam penerapan sistem pemerintahan yang baik.
Sebagaimana dilansir website www.worldmayor.com, nama Tri Rismaharini hanya berada di bawah Naheed Nenshi (Wali Kota Calgary – Kanada) yang berada di urutan pertama dan Daniel Termont (Wali Kota Ghent – Belgia) pada posisi kedua.
Berdasar daftar tersebut, Risma -sapaan Tri Rismaharini- mengungguli sederet kepala daerah negara lain, yakni Carloz Oscariz (Wali Kota Sucre – Venezuela), Jed Patrick Mabilog (Wali Kota Iloilo City – Filipina), Albrecht Schroter (Wali Jota Jena – Jerman), dan Annise Parker (Wali Kota Houston – AS).
WMP dalam situs resminya mengatakan, mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini dikenal sebagai figur enerjik yang antusias mempromosikan kebijakan sosial, ekonomi dan lingkungan secara nasional maupun internasional.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini juga dinilai berhasil memanfaatkan lahan tak terawat dan “menyulapnya” menjadi taman kota yang asri.
Saat ini terdapat sebelas taman kota berskala besar dengan berbagai tema. Serta puluhan taman lainnya yang tiap hari dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi warga.
Taman-taman tersebut dilengkapi dengan fasilitas wi-fi, taman baca, dan area bermain. Perhatian Risma, panggilan Tri Rismaharini akan kesehatan dan pendidikan juga diapresiasi WMP.
Penyelenggaraan kesehatan gratis serta peningkatan kualitas puskesmas menjadi salah satu indikatornya.
Di sektor edukasi, pada 2014 Pemkot Surabaya mengalokasikan 35% dari APBD-nya. Dalam website resminya, WMP juga memuat testimoni publik yang ditujukan kepada masing-masing wali kota.
“Risma menyadari bahwa posisinya sebagai walikota adalah mandat dari Tuhan yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,” tulis Ahmad M pada kolom typical tribute.
Kepala Bagian (Kabag) Kerjasama Pemkot Surabaya Ifron Hady Susanto, menyambut baik prestasi yang diraih orang nomor satu di Surabaya itu.
Menurut dia, kabar baik ini akan semakin meningkatkan reputasi Kota Surabaya di kancah global.
Apalagi, reputasi menjadi hal yang teramat penting bagi suatu kota dalam era masyarakat ekonomi ASEAN yang mulai berlaku 2015 ini.
“Momen ini bisa juga memacu rasa percaya diri warga Surabaya bahwa kita sejatinya juga bisa bersaing dengan kota-kota lain di dunia,” kata Ifron.
Ajang penghargaan yang digelar dua tahun sekali ini diselenggarakan oleh City Mayor yang merupakan yayasan non-komersial bertaraf dunia.
Adapun fokus yayasan yang didirikan pada 2003 tersebut yakni mendukung, mendorong, serta memfasilitasi pemerintah daerah di seluruh dunia dalam penerapan sistem pemerintahan yang baik.
Sebagaimana dilansir website www.worldmayor.com, nama Tri Rismaharini hanya berada di bawah Naheed Nenshi (Wali Kota Calgary – Kanada) yang berada di urutan pertama dan Daniel Termont (Wali Kota Ghent – Belgia) pada posisi kedua.
Berdasar daftar tersebut, Risma -sapaan Tri Rismaharini- mengungguli sederet kepala daerah negara lain, yakni Carloz Oscariz (Wali Kota Sucre – Venezuela), Jed Patrick Mabilog (Wali Kota Iloilo City – Filipina), Albrecht Schroter (Wali Jota Jena – Jerman), dan Annise Parker (Wali Kota Houston – AS).
WMP dalam situs resminya mengatakan, mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini dikenal sebagai figur enerjik yang antusias mempromosikan kebijakan sosial, ekonomi dan lingkungan secara nasional maupun internasional.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini juga dinilai berhasil memanfaatkan lahan tak terawat dan “menyulapnya” menjadi taman kota yang asri.
Saat ini terdapat sebelas taman kota berskala besar dengan berbagai tema. Serta puluhan taman lainnya yang tiap hari dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi warga.
Taman-taman tersebut dilengkapi dengan fasilitas wi-fi, taman baca, dan area bermain. Perhatian Risma, panggilan Tri Rismaharini akan kesehatan dan pendidikan juga diapresiasi WMP.
Penyelenggaraan kesehatan gratis serta peningkatan kualitas puskesmas menjadi salah satu indikatornya.
Di sektor edukasi, pada 2014 Pemkot Surabaya mengalokasikan 35% dari APBD-nya. Dalam website resminya, WMP juga memuat testimoni publik yang ditujukan kepada masing-masing wali kota.
“Risma menyadari bahwa posisinya sebagai walikota adalah mandat dari Tuhan yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,” tulis Ahmad M pada kolom typical tribute.
Kepala Bagian (Kabag) Kerjasama Pemkot Surabaya Ifron Hady Susanto, menyambut baik prestasi yang diraih orang nomor satu di Surabaya itu.
Menurut dia, kabar baik ini akan semakin meningkatkan reputasi Kota Surabaya di kancah global.
Apalagi, reputasi menjadi hal yang teramat penting bagi suatu kota dalam era masyarakat ekonomi ASEAN yang mulai berlaku 2015 ini.
“Momen ini bisa juga memacu rasa percaya diri warga Surabaya bahwa kita sejatinya juga bisa bersaing dengan kota-kota lain di dunia,” kata Ifron.
(sms)