22 Desa di Tegal Endemis DBD
A
A
A
TEGAL - Hingga akhir Januari, sebanyak 22 desa di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, endemis penyakit demam berdarah dengue (DBD). Kesadaran masyarakat untuk mewaspadai penyebaran penyakit akibat gigitan nyamuk ini dengan rutin membersihkan lingkungan rumah masih rendah.
Kasi Pemberantasan Penyakit Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Ari Dwi Cahyani mengungkapkan, terdapat 22 desa yang selalu ditemukan kasus DBD selama tiga tahun terakhir berturut-turut.
Desa-desa itu tersebar di 10 kecamatan, di antaranya Pangkah, Tarub, Kramat, Surodadi, Talang, Slawi, Balapulang, dan Jatinegara.
"Dari hasil penyelidikan epidomologi ada 22 desa yang sudah endemis demam berdarah karena selalu muncul kasus demam beradarah selama tiga tahun terakhir," kata Ari kepada Sindonews.com, Minggu (1/2/2015).
Dari jumlah kasus, selama Januari 2015 terdapat 39 kasus DBD yang muncul dengan satu penderita di antaranya meninggal. Jumlah kasus itu belum termasuk penderita yang baru terkena demam berdarah fase awal.
"Kalau yang belum memasuki fase DBD mungkin lebih banyak," ungkap Ari
Ari mengatakan, pihaknya terus melakukan langkah sosialisasi pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di masyarakat dan juga pengasapan (fogging) di 22 desa yang endemis tersebut.
Meski fogging sudah dilakukan, Ari meminta masyarakat juga ikut proaktif melakukan langkah PSN dan pencegahan penyakit dengan cara membersihkan secara rutin tempat-tempat yang berpotensi dijadikan tempat nyamuk berkembang biak seperti kolam, tempat penyimpanan air, hingga barang-barang yang mudah tergenang air.
Langkah tersebut lebih efektif dalam memberantas dan mencegah penyakit demam berdarah.
"Fogging sifatnya hanya untuk membunuh nyamuk dewasa. Sedangkan jentiknya juga perlu diberantas dengan PSN dan melakukan 3M (mengubur, menguras, dan menutup) plus (pencegahan) secara rutin. Ini yang harus dipahami masyarakat," katanya.
Kasi Pemberantasan Penyakit Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Ari Dwi Cahyani mengungkapkan, terdapat 22 desa yang selalu ditemukan kasus DBD selama tiga tahun terakhir berturut-turut.
Desa-desa itu tersebar di 10 kecamatan, di antaranya Pangkah, Tarub, Kramat, Surodadi, Talang, Slawi, Balapulang, dan Jatinegara.
"Dari hasil penyelidikan epidomologi ada 22 desa yang sudah endemis demam berdarah karena selalu muncul kasus demam beradarah selama tiga tahun terakhir," kata Ari kepada Sindonews.com, Minggu (1/2/2015).
Dari jumlah kasus, selama Januari 2015 terdapat 39 kasus DBD yang muncul dengan satu penderita di antaranya meninggal. Jumlah kasus itu belum termasuk penderita yang baru terkena demam berdarah fase awal.
"Kalau yang belum memasuki fase DBD mungkin lebih banyak," ungkap Ari
Ari mengatakan, pihaknya terus melakukan langkah sosialisasi pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di masyarakat dan juga pengasapan (fogging) di 22 desa yang endemis tersebut.
Meski fogging sudah dilakukan, Ari meminta masyarakat juga ikut proaktif melakukan langkah PSN dan pencegahan penyakit dengan cara membersihkan secara rutin tempat-tempat yang berpotensi dijadikan tempat nyamuk berkembang biak seperti kolam, tempat penyimpanan air, hingga barang-barang yang mudah tergenang air.
Langkah tersebut lebih efektif dalam memberantas dan mencegah penyakit demam berdarah.
"Fogging sifatnya hanya untuk membunuh nyamuk dewasa. Sedangkan jentiknya juga perlu diberantas dengan PSN dan melakukan 3M (mengubur, menguras, dan menutup) plus (pencegahan) secara rutin. Ini yang harus dipahami masyarakat," katanya.
(zik)