Warga Diimbau Tak Konsumsi Apel Impor
A
A
A
KARANGANYAR - Pemkab Karanganyar masih adem ayem menanggapi kabar apel jenis Granny Smith dan Gala yang diduga terkontaminasi bakteri Listeria monocytogenes.
Surat imbauan baru akan diedarkan agar masyarakat untuk sementara tidak mengonsumsi apel impor asal Amerika Serikat tersebut. Kabid Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan DinasKesehatan( Dinkes) Karanganyar Fatkhul Munir menjelaskan, sejauh ini belum ada instruksi dari Departemen Kesehatan (Depkes) maupun Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mengenai langkah-langkah yang harus ditempuh terkait apel Granny Smith dan Gala yang diduga terkontaminasi bakteri.
Meski demikian, pihaknya tetapmelakukanantisipasi agar masyarakat tidak mengonsumsi buah apel jenis tersebut. Imbauan juga tengah disusun akan disampaikan kepada para pedagang agar tidak menjual dulu buah apel sebagaimana yang dimaksud. Dinkes juga akan mendata pedagang yang sampai kini masih menjual jenis Granny Smith dan Gala. “Jika masih ada pedagang yang menjual, kami akan mengambil sampel untuk diuji di laboratorium,” ujar Fatkhul Munir kemarin.
Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Disperindagkop-UMKM Karanganyar Liliyani Sulistyandari mengaku belum menentukan langkah-langkah terkait keberadaan apel asal Amerika Serikat yang diduga terkontaminasi bakteri itu. Sama seperti Dinkes, pihaknya juga belum mendapatkan instruksi dari pusat guna menangani persoalan itu.
“Kalau untuk importir apel di Karanganyar memang tidak ada. Yang ada di Solo, jadi instruksinya mungkin tidak sampai ke sini,” kata Lili, sapaan akrabnya. Pada bagian lain, kabar apel Granny Smith dan Gala yang diduga terkontaminasi bakteri listeria monocytogenes berdampak terhadap penjualan apel impor lainnya.
Para pembeli mengira apel Washington juga ikut terkontaminasi. “Ada yang tidak tahu dikiranya apel Washington. Jadi, kami harus menjelaskannya kepada pembeli,” ungkap pemilik Toko Buah Pangestu yang enggan menyebutkan namanya.
Dia sementara akan menghentikan menjual apel impor mengingat pembeli sering kali merasa curiga. Dia akan menjual apel dari produk lokal saja. Dari segi rasa, apel lokal lebih manis dibanding apel impor. Rasa apel impor lebih asem. Harga apel lokal juga lebih murah berkisar Rp20.000-25.000/kg, sedangkan harga apel impor seperti Washington Rp35.000/kg.
Kelemahan apel lokal yakni lebih cepat membusuk. Berbeda dengan impor yang kondisinya hanya layu. Sejauh ini penjualan apel produk lokal sama sekali tidak terpengaruh terkait hal itu.
Ary wahyu wibowo
Surat imbauan baru akan diedarkan agar masyarakat untuk sementara tidak mengonsumsi apel impor asal Amerika Serikat tersebut. Kabid Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan DinasKesehatan( Dinkes) Karanganyar Fatkhul Munir menjelaskan, sejauh ini belum ada instruksi dari Departemen Kesehatan (Depkes) maupun Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mengenai langkah-langkah yang harus ditempuh terkait apel Granny Smith dan Gala yang diduga terkontaminasi bakteri.
Meski demikian, pihaknya tetapmelakukanantisipasi agar masyarakat tidak mengonsumsi buah apel jenis tersebut. Imbauan juga tengah disusun akan disampaikan kepada para pedagang agar tidak menjual dulu buah apel sebagaimana yang dimaksud. Dinkes juga akan mendata pedagang yang sampai kini masih menjual jenis Granny Smith dan Gala. “Jika masih ada pedagang yang menjual, kami akan mengambil sampel untuk diuji di laboratorium,” ujar Fatkhul Munir kemarin.
Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Disperindagkop-UMKM Karanganyar Liliyani Sulistyandari mengaku belum menentukan langkah-langkah terkait keberadaan apel asal Amerika Serikat yang diduga terkontaminasi bakteri itu. Sama seperti Dinkes, pihaknya juga belum mendapatkan instruksi dari pusat guna menangani persoalan itu.
“Kalau untuk importir apel di Karanganyar memang tidak ada. Yang ada di Solo, jadi instruksinya mungkin tidak sampai ke sini,” kata Lili, sapaan akrabnya. Pada bagian lain, kabar apel Granny Smith dan Gala yang diduga terkontaminasi bakteri listeria monocytogenes berdampak terhadap penjualan apel impor lainnya.
Para pembeli mengira apel Washington juga ikut terkontaminasi. “Ada yang tidak tahu dikiranya apel Washington. Jadi, kami harus menjelaskannya kepada pembeli,” ungkap pemilik Toko Buah Pangestu yang enggan menyebutkan namanya.
Dia sementara akan menghentikan menjual apel impor mengingat pembeli sering kali merasa curiga. Dia akan menjual apel dari produk lokal saja. Dari segi rasa, apel lokal lebih manis dibanding apel impor. Rasa apel impor lebih asem. Harga apel lokal juga lebih murah berkisar Rp20.000-25.000/kg, sedangkan harga apel impor seperti Washington Rp35.000/kg.
Kelemahan apel lokal yakni lebih cepat membusuk. Berbeda dengan impor yang kondisinya hanya layu. Sejauh ini penjualan apel produk lokal sama sekali tidak terpengaruh terkait hal itu.
Ary wahyu wibowo
(ftr)