Tumbang di Kandang, SFC Evaluasi Finishing Touch
A
A
A
PALEMBANG - Dominasi dan teriakan pendukung belum mampu mengantarkan Sriwijaya FC (SFC) memenangi laga final kontra Arema Cronus di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang, tadi malam.
SFC justru harus menyaksikan tim lawan berteriak, selebrasi, dan menerima trofi juara di kandang. SFC ditumbangkan Arema Cronus dengan skor 0-1. Evaluasi finishing touch mutlak dilakukan, jika tak ingin kejadian serupa di laga Indonesia Super League (ISL) 2015. Kegagalan tersebut, membuat anak asuh Benny “Bendol” Dolo terlihat lemas dan penuh ke kecewaan.
Satunya pelipur lara, predikat top score diraih pemain SFC, Ferdinand Sinaga dengan raihan 4 gol. Dengan kemenangan ini, Arema Cronus menerima hadiah berupa uang tunai Rp150 juta, peringkat kedua Rp100 juta (Sriwijaya FC), peringkat ketiga Rp75 juta (Persebaya) dan peringkat keempat Rp50 juta (Persela), sedangkan untuk top score mendapatkan uang tunai Rp25 juta.
Gol kemenangan Arema Cronus dicetak pemain cadangan Gilang Ginarsa menit ke-76. Pada babak pertama Laskar Wong Kito terlihat bermain dominan. Tusukan trio SFC, Titus “Tibo” Bonai, Ferdi nandSinaga, danYohanis Nabar kerap menebar ancaman di daerah pertahanan Made Wardana.
Satu-satunya peluang Singo Edan di babak pertama hanya berada di menit ke-14 yang dilesatkan Gonzales. Sementara, dua peluang SFC hampir berbuah manis terjadi di menit ke-19 dan ke-30 dari aksi apik Ferdinand Sinaga. Namun, serangan demi serangan SFC, ternyata mampu dipatahkan lini belakang lawan.
Di babak kedua, Laskar Wong Kito kembali menaikkan tempo. Menit ke-50 aksi solo Yohanis Nabar mampu mengelabui kiper. Namun, pemain belakang Arema Cro nus menggagalkan aksi tersebut. Peluang emas kembali diperoleh SFC melalui umpan akurat Tibo, tapi kembali tidak mampu dimanfaatkan Asri Akbar. Menit ke- 54 sudulan Asri yang hanya sendirian di depan bibir gawang jatuh melambung jauh di atas mistar.
Melihat kondisi tersebut, pelatih memberikan suntikan tenaga dengan memasukan Jeki Arisandi menggantikan posisi Fatur Rahmad di menit ke-73. Namun, dewi fortuna tampaknya lebih mendukung tim tamu. Tepat di menit ke-75 sundulan keras Gilang Ginarsa merubah keadaan skor 0-1. Ketinggalan satu gol, membuat tensi menjadi memanas.
Tetapi, berkali-kali tusukan Ferdinand Sinaga dkk, tidak mam pu berbuah manis hingga pluit panjang wasit berbunyi. “Banyak sekali kita peluang, namun memang semuanya tidak bisa dioptimalkan pemain. Ini menjadi bahan evaluasi kami untuk kompetisi ISL nanti,” kata Asisten Pelatih SFC Hendri Susilo usai pertandingan.
Hendri menilai, semua pemain telah memberikan penampilan terbaik. Hanya penyelesaian akhir anak asuhnya masih kurang. Di singgung kepemimpinan wasit yang seharusnya menujuk titik putih (memberikan penalti) karena menjatuhkan Ferdinand di dalam kotak terlarang, Hendri hanya terdiam dan tidak bisa memberikan komentar terkait kepemimpinan sang pengadil tersebut.
“Kalau soal wasit saya tidak mau banyak komentar. Biar semua masyarakat Indonesia yang menyaksikan di televisi dan seluruh pendukung kita di sini menilainya. Saya tidak mau berkomentar takut salah,” sebutnya.
Di tempat terpisah, Pelatih Arema Cronus Suharno mengatakan, kemenangan di kandang SFC membuatnya sangat senang. Ia memberikan pujian kepada anak asuhnya yang dinilai telah bermain sesuai arahannya. “Semua pemain bermain maksimal dan mendengarkan semua arahan yang saya berikan. Menang di kan dang SFC, tentunya mem buat kami senang, karena bisa menang di hadapan ribuan pendukung tim tuan rumah,” ujarnya.
Suharno mengaku, dia harus memberikan recovery kepada anak asuhnya. Lantaran dia juga harus memperebutkan piala pra musim di tahun 2014 yang belum selesai, yakni Inter Island Cup (IIC).
“Makanya, kami melakukan rotasi karena harus bertanding lagi. Kami harus menghadapi Persib Bandung kembali di Palembang di laga IIC,” pungkasnya.
Muhammad Moeslim
SFC justru harus menyaksikan tim lawan berteriak, selebrasi, dan menerima trofi juara di kandang. SFC ditumbangkan Arema Cronus dengan skor 0-1. Evaluasi finishing touch mutlak dilakukan, jika tak ingin kejadian serupa di laga Indonesia Super League (ISL) 2015. Kegagalan tersebut, membuat anak asuh Benny “Bendol” Dolo terlihat lemas dan penuh ke kecewaan.
Satunya pelipur lara, predikat top score diraih pemain SFC, Ferdinand Sinaga dengan raihan 4 gol. Dengan kemenangan ini, Arema Cronus menerima hadiah berupa uang tunai Rp150 juta, peringkat kedua Rp100 juta (Sriwijaya FC), peringkat ketiga Rp75 juta (Persebaya) dan peringkat keempat Rp50 juta (Persela), sedangkan untuk top score mendapatkan uang tunai Rp25 juta.
Gol kemenangan Arema Cronus dicetak pemain cadangan Gilang Ginarsa menit ke-76. Pada babak pertama Laskar Wong Kito terlihat bermain dominan. Tusukan trio SFC, Titus “Tibo” Bonai, Ferdi nandSinaga, danYohanis Nabar kerap menebar ancaman di daerah pertahanan Made Wardana.
Satu-satunya peluang Singo Edan di babak pertama hanya berada di menit ke-14 yang dilesatkan Gonzales. Sementara, dua peluang SFC hampir berbuah manis terjadi di menit ke-19 dan ke-30 dari aksi apik Ferdinand Sinaga. Namun, serangan demi serangan SFC, ternyata mampu dipatahkan lini belakang lawan.
Di babak kedua, Laskar Wong Kito kembali menaikkan tempo. Menit ke-50 aksi solo Yohanis Nabar mampu mengelabui kiper. Namun, pemain belakang Arema Cro nus menggagalkan aksi tersebut. Peluang emas kembali diperoleh SFC melalui umpan akurat Tibo, tapi kembali tidak mampu dimanfaatkan Asri Akbar. Menit ke- 54 sudulan Asri yang hanya sendirian di depan bibir gawang jatuh melambung jauh di atas mistar.
Melihat kondisi tersebut, pelatih memberikan suntikan tenaga dengan memasukan Jeki Arisandi menggantikan posisi Fatur Rahmad di menit ke-73. Namun, dewi fortuna tampaknya lebih mendukung tim tamu. Tepat di menit ke-75 sundulan keras Gilang Ginarsa merubah keadaan skor 0-1. Ketinggalan satu gol, membuat tensi menjadi memanas.
Tetapi, berkali-kali tusukan Ferdinand Sinaga dkk, tidak mam pu berbuah manis hingga pluit panjang wasit berbunyi. “Banyak sekali kita peluang, namun memang semuanya tidak bisa dioptimalkan pemain. Ini menjadi bahan evaluasi kami untuk kompetisi ISL nanti,” kata Asisten Pelatih SFC Hendri Susilo usai pertandingan.
Hendri menilai, semua pemain telah memberikan penampilan terbaik. Hanya penyelesaian akhir anak asuhnya masih kurang. Di singgung kepemimpinan wasit yang seharusnya menujuk titik putih (memberikan penalti) karena menjatuhkan Ferdinand di dalam kotak terlarang, Hendri hanya terdiam dan tidak bisa memberikan komentar terkait kepemimpinan sang pengadil tersebut.
“Kalau soal wasit saya tidak mau banyak komentar. Biar semua masyarakat Indonesia yang menyaksikan di televisi dan seluruh pendukung kita di sini menilainya. Saya tidak mau berkomentar takut salah,” sebutnya.
Di tempat terpisah, Pelatih Arema Cronus Suharno mengatakan, kemenangan di kandang SFC membuatnya sangat senang. Ia memberikan pujian kepada anak asuhnya yang dinilai telah bermain sesuai arahannya. “Semua pemain bermain maksimal dan mendengarkan semua arahan yang saya berikan. Menang di kan dang SFC, tentunya mem buat kami senang, karena bisa menang di hadapan ribuan pendukung tim tuan rumah,” ujarnya.
Suharno mengaku, dia harus memberikan recovery kepada anak asuhnya. Lantaran dia juga harus memperebutkan piala pra musim di tahun 2014 yang belum selesai, yakni Inter Island Cup (IIC).
“Makanya, kami melakukan rotasi karena harus bertanding lagi. Kami harus menghadapi Persib Bandung kembali di Palembang di laga IIC,” pungkasnya.
Muhammad Moeslim
(ftr)