Warga Keluhkan Limbah Industri Tahu

Sabtu, 24 Januari 2015 - 10:47 WIB
Warga Keluhkan Limbah Industri Tahu
Warga Keluhkan Limbah Industri Tahu
A A A
PALEMBANG - Limbah industri rumahan penghasil tahu di kawasan Jalan Putri Rambut Selako dan sekitarnya, di Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Bukit Lama terus dikeluhkan warga.

Mereka meresahkan aliran limbah yang sengaja dibuang di lingkungan warga tanpa proses pengolahan. Akibatnya, saat hu jan, limbah-limbah dari industri tahu itu menghasilkan bau busuk. Warga Jalan Sei Hitam RT 47, Jon mengatakan, kawasan RW 7, memang terdapat cukup banyak industri rumahan penghasil tahu. Industri tersebut sudah beroperasi sangat lama.

Namun, seiring makin padat penduduk di kawasan itu, areal industri makin dikelilingi permukiman warga sehingga aliran limbah mengganggu masyarakat sekitar. “Dahulu mungkin tak mengganggu, karena masih sedikit yang membuang limbah. Lambat laun, industri tahu makin banyak, masyarakat makin berkembang sehingga permasalahan limbah tahu ini terus meresahkan warga,” katanya, kemarin.

Makanya, ia mengatakan, banyak permukiman yang akhirnya merasakan imbas dari limbah-limbah produksi tahu tersebut. Hampir seluruh limbah dibuang di saluran masyarakat umum. Padahal, limbah tahu ini juga harus diperhatikan aspek berbahaya atau tidaknya. “Banyak rumah atau lokasi produksi tahu posisinya lebih tinggi. Jadi, air hujan itu bercampur air limbah mengalir ke gorong-gorong warga lainnya,” tukasnya.

Ia berharap, agar pemilik industri rumahan produksi tahu yang berada di Kelurahan Bukit Lama dapat mengelola limbah produksinya. Minimal jika memang limbah tahu tersebut tidak berbahaya, hendaknya tidak berbau. “Kami juga masyarakat tidak paham tentang bahayanya. Sekarang yang kami keluhkan baunya. Harusnya ada penampungan, jangan dibuang di saluran umum,” tegasnya.

Sementara itu, Lurah Bukit Lama Alexander menuturkan, sejak tiga bulan terakhir, permasalahan limbah produksi tahu terus dibahas bersama pihak kecamatan. Pihak Badan Lingkungan Hidup (BLH) juga sudah mengambil contoh limbah produksi tahu tersebut. Akan tetapi, sampai saat ini baik warga, pihak kelurahan dan kecamatan juga belum mengetahui hasil laboratorium tersebut.

“Sudah pernah dibahas di tingkatan kecamatan. Bahkan, sudah diambil sampel, tapi memang belum diketahui hasilnya,” ujarnya. Bahkan, kata dia, sekitar 25 perwakilan para pemilik industri tahu itu pernah dipanggil ke kantor kecamatan untuk kemudian disaran melakukan pengelolaan limbah.

“Tapi sayangnya, usaha itu belum direspons. Hampir seluruh usaha produksi tahu itu mem buang limbah tanpa diolah dan memang bau,” ungkapnya. Sebelumnya, pernah ada unit pengelolaan limbah produksi tahu yang dibantu pemerintah kota, namun tidak dimaksimalkan pemilik industri tahu. Lurah termuda di Kota Palembang itu menambahkan, sebenarnya limbah tahu ini dapat diproduksi menjadi lebih berguna.

Misalnya, menjadi potensi gas yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. “Solusi itu juga dapat melibatkan perbankan. Asalnya pemilik industri itu mau, pemerintah juga siap membina. Limbah itu masih bisa diolah,” ujarnya.

Tasmalinda
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7523 seconds (0.1#10.140)