Aiptu Batang Onang Dimakamkan di Tapsel
A
A
A
TAPANULI SELATAN - Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) Batang Onang Lubis, salah satu korban kecelakaan maut di Jalan Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan, dimakamkan di kampung halamannya di Desa Tolang Jae, Kecamatan Sayurmatinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), kemarin.
Jenazah laki-laki yang memiliki empat orang anak itu tiba di rumah duka pukul 10.30 WIB. Ratusan warga yang sejak beberapa hari lalu menunggu kedatangan mayat korban langsung mengerumuni peti jenazah ketika dikeluarkan dari ambulans Rumah Sakit Bhayangkara Medan yang membawanya ke Tapsel.
Isak tangis warga, terutama istri, anak, dan saudara korban, pun pecah. Warga langsung meneriakkan kalimat “Allahu Akbar” dan berebutan membopong peti jenazah itu. Keempat anak korban tampak meratapi jenazah ayahnya. Bahkan, anak perempuan korban meneriakkan bahwa penabrak ayahnya merupakan orang jahat. Selang beberapa jam disemayamkan di rumah, personel Kepolisian Resor (Polres) Tapsel langsung mengadakan upacara serah terima jenazah dari pihak keluarga.
Selanjutnya, jenazah Batang Onang dibawa ke masjid di desa itu untuk disalatkan. Dalam pemberangkatan jenazah, sejumlah keluarga mengucapkan permohonan maaf kepada warga karena selama ini korban sudah bergaul dan dibesarkan di desa itu.
Pada kesempatan itu, Ida Wati meminta maaf kepada seluruh warga bila suaminya memiliki kesalahan. Dia meminta kepada penegak hukum untuk memberikan hukuman setimpal kepada pelaku penabrak Batang Onang yang ternyata positif menggunakan narkotika. “Saya meminta kepada penegak hukum agar memberikan hukum setimpal,” ujarnya.
Kapolres Tapsel Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Parluatan Siregar mengatakan, Aiptu Batang Onang dikenal salah seorang petugas kepolisian yang mengedepankan tugas dari segala sesuatunya. “Saat kami sama- sama bertugas di Jakarta, saya mengenal dekat beliau ini. Dia lebih mengutamakan tugas daripada lainnya,” ujarnya kepada wartawan di rumah duka.
Menurut dia, Batang Onang bergabung dengan korps Kepolisian pada 1991 dan hingga ajal menjemput korban tidak pernah tersangkut masalah kedinasan. “Dia telah melakukan tugasnya demi negara dan dia pernah menerima bintang kehormatan,” ujarnya. Di tengah kerumunan warga itu, terlihat sosok perempuan menggunakan pakaian serba putih. Ternyata dia adalah Ida Wati, istri almarhum.
Saat ini Ida Wati tengah hamil empat bulan. Pandangannya tampak kosong ketika jenazah suaminya diturunkan ke liang lahad. Tangisannya pun kembali pecah ketika secara perlahan liang lahad ditutup dengan tanah.
Dia mengakui tidak ada firasat buruk sebelum kejadian. “Tidak ada tanda-tanda yang aneh karena dia biasa bertugas malam dan siang hari,” ujarnya.
Zia Ul Haq Nasution
Jenazah laki-laki yang memiliki empat orang anak itu tiba di rumah duka pukul 10.30 WIB. Ratusan warga yang sejak beberapa hari lalu menunggu kedatangan mayat korban langsung mengerumuni peti jenazah ketika dikeluarkan dari ambulans Rumah Sakit Bhayangkara Medan yang membawanya ke Tapsel.
Isak tangis warga, terutama istri, anak, dan saudara korban, pun pecah. Warga langsung meneriakkan kalimat “Allahu Akbar” dan berebutan membopong peti jenazah itu. Keempat anak korban tampak meratapi jenazah ayahnya. Bahkan, anak perempuan korban meneriakkan bahwa penabrak ayahnya merupakan orang jahat. Selang beberapa jam disemayamkan di rumah, personel Kepolisian Resor (Polres) Tapsel langsung mengadakan upacara serah terima jenazah dari pihak keluarga.
Selanjutnya, jenazah Batang Onang dibawa ke masjid di desa itu untuk disalatkan. Dalam pemberangkatan jenazah, sejumlah keluarga mengucapkan permohonan maaf kepada warga karena selama ini korban sudah bergaul dan dibesarkan di desa itu.
Pada kesempatan itu, Ida Wati meminta maaf kepada seluruh warga bila suaminya memiliki kesalahan. Dia meminta kepada penegak hukum untuk memberikan hukuman setimpal kepada pelaku penabrak Batang Onang yang ternyata positif menggunakan narkotika. “Saya meminta kepada penegak hukum agar memberikan hukum setimpal,” ujarnya.
Kapolres Tapsel Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Parluatan Siregar mengatakan, Aiptu Batang Onang dikenal salah seorang petugas kepolisian yang mengedepankan tugas dari segala sesuatunya. “Saat kami sama- sama bertugas di Jakarta, saya mengenal dekat beliau ini. Dia lebih mengutamakan tugas daripada lainnya,” ujarnya kepada wartawan di rumah duka.
Menurut dia, Batang Onang bergabung dengan korps Kepolisian pada 1991 dan hingga ajal menjemput korban tidak pernah tersangkut masalah kedinasan. “Dia telah melakukan tugasnya demi negara dan dia pernah menerima bintang kehormatan,” ujarnya. Di tengah kerumunan warga itu, terlihat sosok perempuan menggunakan pakaian serba putih. Ternyata dia adalah Ida Wati, istri almarhum.
Saat ini Ida Wati tengah hamil empat bulan. Pandangannya tampak kosong ketika jenazah suaminya diturunkan ke liang lahad. Tangisannya pun kembali pecah ketika secara perlahan liang lahad ditutup dengan tanah.
Dia mengakui tidak ada firasat buruk sebelum kejadian. “Tidak ada tanda-tanda yang aneh karena dia biasa bertugas malam dan siang hari,” ujarnya.
Zia Ul Haq Nasution
(ftr)