Gerak Cepat Sekaligus Melindungi

Kamis, 22 Januari 2015 - 10:31 WIB
Gerak Cepat Sekaligus...
Gerak Cepat Sekaligus Melindungi
A A A
Tantangan perekonomian di Jawa Tengah tahun ini diprediksi semakin berat. Peningkatan daya saing diperlukan untuk mempercepat iklim usaha yang kondusif serta peningkatan investasi.

Kegiatan usaha di Jateng pada triwulan IV-2014 lalu tumbuh melambat dibandingkan dengan triwulan III-2014. Hal ini terindikasi dari pencapaian Saldo Bersih Tertimbang (SBT) hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) tercatat 15,51%, lebih rendah dibandingkan dengan SBT triwulan III-2014 sebesar 26,68%. Angka itu juga lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu 19,00%.

Perlambatan kegiatan usaha ini terjadi hampir pada seluruh sektor ekonomi. “Kegiatan usaha pada triwulan I-2015 diperkirakan masih akan mengalami perlambatan pertumbuhan. Ini tercermin dari SBT sebesar 14,81%, lebih rendah dibandingkan realisasi SBT pada triwulan IV-2014 sebesar 15,51%,” ujar Deputi Kepala Perwakilan Kantor Bank Indonesia Jawa Tengah Ananda Pulungan.

Tantangan yang tak kalah penting adalah melakukan perlindungan kepada usaha ekonomi kerakyatan. Selama ini, puluhan ribu unit usaha mikro kecil menengah (UMKM) menjadi salah satu penopang hidup masyarakat di provinsi ini. Pelambatan ekonomi bisa mengganggu keberadaan mereka. Apalagi, Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) 2015 telah bergulir.

“Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maupun produk UMKM sudah dan terus kita lakukan. Ini agar produk kita bisa bersaing, termasuk menghadapi MEA ini,” ujar Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jateng Sujarwanto Dwiatmoko.

Apalagi, mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng jumlah penduduk miskin di provinsi ini masih sangat tinggi, yakni sebanyak 4.561.820 jiwa (13,58%). Sementara ratusan ribu warga masih menganggur, tanpa pekerjaan.

Kepala Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) Jateng Yuni Astuti mengklaim, investasi di provinsi ini terus menggeliat. Untuk mempertahankan iklim investasi promosi potensi wilayah terus dilakukan. “Terutama di beberapa daerah yang telah memiliki kawasan industri,” katanya.

Pembentukan kawasan maupun zona industri di setiap Kabupaten/Kota, kata dia, juga terus di dorong. “Sehingga semakin banyak lingkaran industri yang akan berkembang dan menopang perekonomian daerah,” paparnya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jateng Frans Kongi, berharap pemerintah mengimbangi rencana kedatangan investor dengan pembenahan infrastruktur, antisipasi suplai energi listrik, hingga kejelasan lahan untuk industri. “Yang tidak kalah penting soal izin investasi yang kebetulan sudah satu pintu dan diharapkan mendorong pertumbuhan usaha baru,” ujarnya.

Dia mengatakan, dengan semakin banyaknya investor yang masuk ke Jateng diharapkan mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak. Oleh karena itu pihaknya berharap, investor yang baru masuk tetap menggunakan tenaga kerja lokal.

Frans Kongi mengakui, dalam beberapa bulan terakhir penanaman modal di Jateng mengalami peningkatan terutama di sekor Garmen dan Tekstil sehingga menyerap ribuan tenaga kerja baru.”Pabrik-pabrik baru di Jateng tumbuh, sehingga butuh tenaga kerja baru, “ ujarnya.

Andik Sismanto
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9654 seconds (0.1#10.140)