Sukoharjo Target Produksi 346.039 Ton, Karanganyar 320.000 Ton
A
A
A
SUKOHARJO - Sukoharjo dan Karanganyar ditargetkan bisa memberi kontribusi dalam peningkatan produksi padi untuk mencapai target swasembada pangan. Guna mencapai target itu, saluran irigasi di dua wilayah itu diperbaiki.
Untuk Sukoharjo, tahun ini memasang target produksi gabah kering giling sebanyak 346.039 ton. “Untuk mencapai target tersebut, kami akan meningkatkan luas tanam dan luas panen agar produktivitas padi meningkat,” kata Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Sukoharjo Netty Harjianti saat pencanangan gerakan perbaikan irigasi dan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Kodim tentang peningkatan produksi tanaman pangan Kabupaten Sukoharjo di Desa Majasto, Tawangsari, kemarin.
Dispertan menargetkan sasaran luas tanam 50.087 hektare (ha) dengan luas panen 48.486 ha. Produktivitas per hektare ditargetkan mencapai 71,37 ton sehingga produktivitas tahun ini bisa mencapai 346.039 ton gabah keringgiling. “Dengan produktivitas tersebut, Sukoharjo akan memberikan kontribusi untuk peningkatan produksi padi tingkat Jawa Tengah sebesar 1,5 juta ton,” paparnya.
Bupati Sukoharjop Wardoyo Wijaya mengatakan pencanangan gerakan perbaikan irigasi dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia. Menurut Wardoyo, program tersebut sangat luar biasa dalam rangka mewujudkan swasembada pangan 2017. Irigasi merupakan faktor penting sehingga keberadaannya harus dimaksimalkan agar produksi padi bisa meningkat. “Sukoharjo merupakan lumbung padi di Jateng dan saat ini memiliki luas lahan sawah 23.303 ha,” ucapnya.
Di Karanganyar, 2015 ini produksi beras harus bertambah 4.000 ton dari realisasi tahun lalu 280.000 ton. Sementara target surplus beras ditetapkan 100.000 ton. Target ditetapkan dari total lahan seluas 23.618 hektare yang tersebar di berbagai kecamatan. “Dengan irigasi yang berkualitas diharapkan dapat mendukung peningkatan produktivitas pertanian,” kata Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Karanganyar Supramnaryo. Saat ini ada sekitar tujuh hektare areal pertanian yang irigasinya minim.
Sementara tahun ini pembangunan jaringan irigasi tersier akan menjangkau 2.000 ha sawah. Realisasi pembuatan saluran irigasi jauh lebih sedikit dibanding yang diusulkan sebanyak 3.000 ha.
Sumarno/ Ary Wahyu Wibowo
Untuk Sukoharjo, tahun ini memasang target produksi gabah kering giling sebanyak 346.039 ton. “Untuk mencapai target tersebut, kami akan meningkatkan luas tanam dan luas panen agar produktivitas padi meningkat,” kata Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Sukoharjo Netty Harjianti saat pencanangan gerakan perbaikan irigasi dan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Kodim tentang peningkatan produksi tanaman pangan Kabupaten Sukoharjo di Desa Majasto, Tawangsari, kemarin.
Dispertan menargetkan sasaran luas tanam 50.087 hektare (ha) dengan luas panen 48.486 ha. Produktivitas per hektare ditargetkan mencapai 71,37 ton sehingga produktivitas tahun ini bisa mencapai 346.039 ton gabah keringgiling. “Dengan produktivitas tersebut, Sukoharjo akan memberikan kontribusi untuk peningkatan produksi padi tingkat Jawa Tengah sebesar 1,5 juta ton,” paparnya.
Bupati Sukoharjop Wardoyo Wijaya mengatakan pencanangan gerakan perbaikan irigasi dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia. Menurut Wardoyo, program tersebut sangat luar biasa dalam rangka mewujudkan swasembada pangan 2017. Irigasi merupakan faktor penting sehingga keberadaannya harus dimaksimalkan agar produksi padi bisa meningkat. “Sukoharjo merupakan lumbung padi di Jateng dan saat ini memiliki luas lahan sawah 23.303 ha,” ucapnya.
Di Karanganyar, 2015 ini produksi beras harus bertambah 4.000 ton dari realisasi tahun lalu 280.000 ton. Sementara target surplus beras ditetapkan 100.000 ton. Target ditetapkan dari total lahan seluas 23.618 hektare yang tersebar di berbagai kecamatan. “Dengan irigasi yang berkualitas diharapkan dapat mendukung peningkatan produktivitas pertanian,” kata Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Karanganyar Supramnaryo. Saat ini ada sekitar tujuh hektare areal pertanian yang irigasinya minim.
Sementara tahun ini pembangunan jaringan irigasi tersier akan menjangkau 2.000 ha sawah. Realisasi pembuatan saluran irigasi jauh lebih sedikit dibanding yang diusulkan sebanyak 3.000 ha.
Sumarno/ Ary Wahyu Wibowo
(ftr)