Mulut dan Hidung Berdarah, Agus Diduga Tewas Dibunuh
A
A
A
BLITAR - Seorang remaja asal Dusun Manggar, Desa Kunir, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, Agus (20), ditemukan tewas di dalam rumahnya dengan mulut dan hidung mengucurkan darah segar bercampur ludah hingga membuat busa.
"Pada bagian kakinya sepertinya juga berdarah. Belum diketahui pasti, apakah darah yang berasal dari luka atau cucuran dari mulut," ujar Hamdan (32), tetangga korban kepada wartawan, Selasa (20/1/2015).
Pemandangan lain yang mengundang perhatian adalah bagian leher korban yang terjerat kain berukuran lebih dari dua meter pada tiang penyangga ruangan.
Sepintas, mayat telanjang dada dan hanya mengenakan celana panjang blue jeans itu seperti korban gantung diri. Hanya yang membuat ganjil, saat dtemukan pertama kali, kedua kaki korban dalam posisi tertekuk dan menyentuh tanah.
"Sepertinya ada yang tidak beres dengan kematianya. Kalau memang tergantung, tentu kakinya tidak menyentuh tanah dan tidak ada darah," papar Hamdan.
Walaupun memiliki orangtua dan dua saudara kandung, Agus hidup layaknya sebatang kara. Sudah bertahun-tahun ayah korban Zaelani, dan dua orang saudaranya tinggal di Riau, Sumatera. Sementara ibunya telah lama meninggal dunia.
Karenanya, Agus hidup seorang diri. "Korban memang hidup sendiri disini. Satu satunya keluarga dekat korban yang ada adalah neneknya Sumilah, dan paman korban Mukadi," bebernya.
Kematian Agus diketahui pertama kali oleh salah seorang kerabatnya. Setelah ponselnya ditelepon tidak diangkat angkat, salah seorang kerabatnya datang menjenguk.
"Salah seorang kerabat awalnya penasaran, ada apa telepon tidak diangkat-angkat. Ternyata sudah meninggal," jelasnya.
Informasi yang dihimpun dari lingkungan sekitar, yang bersangkutan bukan kategori sosok pendiam. Agus dikenal berperangai cukup bandel. Setidaknya, minuman keras dan pergaulan bebas bukan hal yang asing baginya.
Karenanya muncul spekulasi, bunuh diri diduga hanya untuk menyamarkan penyebab kematiannya yang sesusungguhnya.
Oleh petugas Polsek Wonodadi, jenazah korban langsung dilarikan ke RSU Mardi Waluyo Kota Blitar guna keperluan autopsi. Kapolsek Wonodadi AKP Durohman ditemui di lokasi mengatakan, belum bisa memastikan penyebab kematian korban.
"Kami masih melakukan penyelidikan, termasuk meminta keterangan saksi-saksi. Kami tunggu hasil autopsinya," pungkasnya.
"Pada bagian kakinya sepertinya juga berdarah. Belum diketahui pasti, apakah darah yang berasal dari luka atau cucuran dari mulut," ujar Hamdan (32), tetangga korban kepada wartawan, Selasa (20/1/2015).
Pemandangan lain yang mengundang perhatian adalah bagian leher korban yang terjerat kain berukuran lebih dari dua meter pada tiang penyangga ruangan.
Sepintas, mayat telanjang dada dan hanya mengenakan celana panjang blue jeans itu seperti korban gantung diri. Hanya yang membuat ganjil, saat dtemukan pertama kali, kedua kaki korban dalam posisi tertekuk dan menyentuh tanah.
"Sepertinya ada yang tidak beres dengan kematianya. Kalau memang tergantung, tentu kakinya tidak menyentuh tanah dan tidak ada darah," papar Hamdan.
Walaupun memiliki orangtua dan dua saudara kandung, Agus hidup layaknya sebatang kara. Sudah bertahun-tahun ayah korban Zaelani, dan dua orang saudaranya tinggal di Riau, Sumatera. Sementara ibunya telah lama meninggal dunia.
Karenanya, Agus hidup seorang diri. "Korban memang hidup sendiri disini. Satu satunya keluarga dekat korban yang ada adalah neneknya Sumilah, dan paman korban Mukadi," bebernya.
Kematian Agus diketahui pertama kali oleh salah seorang kerabatnya. Setelah ponselnya ditelepon tidak diangkat angkat, salah seorang kerabatnya datang menjenguk.
"Salah seorang kerabat awalnya penasaran, ada apa telepon tidak diangkat-angkat. Ternyata sudah meninggal," jelasnya.
Informasi yang dihimpun dari lingkungan sekitar, yang bersangkutan bukan kategori sosok pendiam. Agus dikenal berperangai cukup bandel. Setidaknya, minuman keras dan pergaulan bebas bukan hal yang asing baginya.
Karenanya muncul spekulasi, bunuh diri diduga hanya untuk menyamarkan penyebab kematiannya yang sesusungguhnya.
Oleh petugas Polsek Wonodadi, jenazah korban langsung dilarikan ke RSU Mardi Waluyo Kota Blitar guna keperluan autopsi. Kapolsek Wonodadi AKP Durohman ditemui di lokasi mengatakan, belum bisa memastikan penyebab kematian korban.
"Kami masih melakukan penyelidikan, termasuk meminta keterangan saksi-saksi. Kami tunggu hasil autopsinya," pungkasnya.
(san)