Produsen Air Mineral Palsu Digerebek Polisi

Selasa, 20 Januari 2015 - 10:22 WIB
Produsen Air Mineral Palsu Digerebek Polisi
Produsen Air Mineral Palsu Digerebek Polisi
A A A
SLEMAN - Masyarakat hendaknya lebih berhati-hati dalam mengonsumsi air mineral. Bisa jadi air mineral yang dibeli palsu, seperti yang digerebek polisi di Dusun Jomblang, Sendangadi, Mlati, Sleman, Minggu (18/1).

Pelaku memproduksi air mineral palsu dalam galon yang sama dengan salah satu produk air mineral terkenal. Kapolsek Mlati Kompol Sarwendo mengatakan, pengungkapan pemalsuan air mineral itu bermula dari penyelidikan atas keluhan masyarakat atas peredaran air mineral yang berbau kaporit dan cepat berlumut.

Dari penelusuran petugas, akhirnya ditemukan rumah yang diduga kuat sebagai tempat memproduksi air mineral palsu. “Saat kami datangi, di rumah itu tidak sedang produksi tapi ditemukan galon. Baik yang sudah berisi maupun masih kosong,” katanya, kemarin.

Total galon yang ditemukan yakni 12 galon telah berisi, dan 75 galon masih kosong. Semuanya disita polisi sebagai barang bukti, termasuk puluhan tutup galon asli dan ratusan tisu pembersih air mineral, pompa air untuk menyedot air sumur, selang, kaos saringan. Selain itu ikut juga diamankan mobil pikap warna hitam untuk mendistribusikan air mineral palsu yang diproduksi.

Adapun pemilik yang memproduksi air mineral palsu itu Dwi Purwanto, 42, ikut diamankan polisi. Sarwendo menerangkan, pemalsuan air mineral itu dilakukan dengan cara mengisi galon dengan air sumur. Sedang, tutup galon yang digunakan pun tutup asli yang dibeli dari teman Dwi Purwanto yang bekerja di tempat distribusi.

Supaya terlihat seperti asli, antarbagian atas dan bawah tutup galon pun disolder. “Awalnya (tersangka) sebagai sales resmi di salah satu produk air mineral, kemudian keluar dan membuat sendiri dari air sumur,” katanya.

Dwi Purwanto secara terpisah menyampaikan, aksi pemalsuan produk air mineral itu sudah dilakukan selama satu tahun dengan lokasi pengedaran di wilayah Sleman seperti Gamping maupun Cangkringan. Dalam sepekan setidaknya ada 100 galon yang diproduksi dengan harga jual yang sama dengan harga produk asli.

Dia pun mengaku terpaksa melakukan pemalsuan itu karena ingin mendapatkan uang untuk mengangsur mobil. “Kalau biasanya ada yang protes, saya ganti dengan yang asli,” ucapnya.

Muji Barnugroho
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7052 seconds (0.1#10.140)