Miris, Siswa SD Belajar di Gubuk Mirip Kandang Ayam

Minggu, 18 Januari 2015 - 22:55 WIB
Miris, Siswa SD Belajar...
Miris, Siswa SD Belajar di Gubuk Mirip Kandang Ayam
A A A
MAMUJU - Perhatian Pemerintah Indonesia terhadap pendidikan, dan perkembangan ilmu pengetahuan masyarakatnya masih sangat minim. Kondisi sekolah yang tidak layak, tenaga honorer, dan kurikulum pendidikan yang jauh tertinggal merupakan beberapa sebab dan sudah menjadi rahasia umum.

Ironisnya, pemerintah seolah tutup mata dengan kondisi pendidikan yang begitu buruk tersebut. Seperti yang terjadi di SDN Wirabuana, Kelurahan Bambalamotu, Mamuju Utara, Sulawesi Barat, misalkan.

Sekolah yang menampung siswa Kelas 1, 2, dan 3, ini terpaksa belajar di dalam gubuk reot dan nyaris ambruk yang lebih menyerupai kandang ayam dari pada tempat belajar dan menuntut ilmu. Bahkan, papan tulis untuk belajar pun tidak tersedia, hingga mereka menulis dengan menggunakan papan bekas.

Lantai gubuk yang mereka tempati untuk belajar langsung tanah, dan dinding gubuk yang mereka gunakan untuk belajar, banyak tambal sulamnya. Gubuk yang dibangun sejak tahun 2003 ini juga tidak memiliki atap yang layak. Para siswa hanya berlindung dengan papan agar tidak kepanasan saat belajar.

Saat cuaca cerah, dan matahari sedang panas-panasnya, lantai tanah dalam gubuk menjadi sangat berdebu dan sangat menganggu siswa dalam belajar. Sebaliknya, saat terjadi hujan deras, lantai tanah itu menjadi sangat becek dan terjadi genangan.

Penderitaan siswa dalam belajar di gubuk itu belum berakhir. Kursi dan meja yang disediakan bagi para siswa dan guru kondisinya juga sangat lapuk, sehingga siswa terpaksa harus menahan meja saat belajar agar tidak ambruk. Hal ini mereka lakukan setiap hari.

Agar proses belajar tetap berlangsung, para guru yang banyak berasal dari tenaga honor ini terpaksa menulis ditripleks bekas yang berukuran 1 meter, karena memang mereka tidak mempunyai dan mampu untuk membeli papan tulis untuk belajar. Ironisnya, kondisi seperti ini berlangsung sejak dulu.

Bahkan, pihak dinas pendidikan pernah memberikan bantuan semen, namun ditarik kembali, dengan alasan dialihkan untuk sekolah lain. Kondisi seperti ini jelas-jelas membuat puluhan siswa tak bisa konsentrasi dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan baik.

Para pengajar disekolah ini dan juga siswa berharap, ada perhatian dari pemerintah akan kondisi sekolah ini. Semoga laporan singkat wartawan dari Mamuju Utara ini dapat mengetuk hati pemerintah untuk lebih memperhatian sarana pendidikan di wilayah itu.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8194 seconds (0.1#10.140)