Jadi Inspektur Upacara, Tekankan Kejujuran dan Kompetensi
A
A
A
Pelaksanaan upacara bendera di SMPN 1 Kabupaten Brebes pagi kemarin berlangsung tak seperti biasanya.
Bagi kepala sekolah, guru, dan siswa sekolah yang terletak di tepi jalan pantura itu, upacara menjadi istimewa karena sosok yang bertugas sebagai inspektur upacara juga istimewa. Sosok itu adalah alumni yang kini menjabat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said. Sudirman pernah bersekolah di SMPN 1 dan lulus tahun 1977.
Kemarin pria kelahiran Brebes, 16 April 1963 itu menyempatkan diri untuk berkunjung ke almamaternya dan didaulat menjadi inspektur upacara. Berdiri di hadapan para siswa yang berbaris rapi, Sudirman mengenang perjuangan ibunya agar dia bisa bersekolah di salah satu sekolah favorit di Brebes itu.
“Saya mendaftar sekolah diantar ibu. Ibu memohon agar saya bisa diterima sekolah, dan bilang tidak punya biaya. Saya kemudian diminta ikut tes,” ungkapnya. Untuk mencapai SMPN 1 dari rumahnya di Desa Slatri, Kecamatan Larangan, Sudirman dan sang ibu harus menempuh jarak sekitar 9 kilometer (km) menaiki dokar lalu disambung becak. Perjuangan itu tak sia-sia karena akhirnya Sudirman lulus tes dan dinyatakan diterima.
“Kelas IV SD, ayah meninggal. Tapi ibu tetap ingin anak-anaknya sekolah meskipun secara ekonomi jauh dari mampu,” kata Sudirman. Lantaran permasalahan ekonomi itu, selama tiga tahun menempuh pendidikan, Sudirman selalu dihadapkan pada uang gedung yang belum bisa dilunasi ketika akan ujian semester.
“Selama 3 tahun tidak bisa melunasi uang gedung. Setiap mau tes selalu dapat masalah karena belum lunas,” ujar Sudirman mengenang. Toh permasalahan ekonomi yang membelit itu tak membuat Sudirman patah arang menempuh pendidikan. Lulus dari SMPN 1, Sudirman melanjutkan ke SMAN 1 Brebes, lalu Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Di STAN, prestasi Sudirman termasuk cemerlang karena masuk 10 besar lulusan terbaik di angkatannya.
“Saya di posisi tiga. Nomor satunya Helmy Yahya,” ucapnya. Hijrah dari desa kelahirannya, kiprah Sudirman kemudian membentang di sejumlah BUMN dan perusahaan swasta yang bergerak di sektor ESDM. Terakhir, pria berkumis itu dipercaya menjadi Direktur Utama PT Pindad hingga akhirnya dipercaya Presiden Joko Widodo menduduki posisi Menteri ESDM.
“Perjalanan sekolah sampai sekarang tidak pernah lepas dari organisasi kemasyarakatan dan bolak-balik swasta-pemerintah,” ucapnya. Selain perlunya kemauan dan kerja keras untuk berprestasi, kepada para siswa, Sudirman juga menekankan pentingnya kejujuran, integritas, dan kompetensi untuk meraih masa depan yang baik.
“Dari sekarang tanamkan sikap jujur, sikap lurus dalam mengerjakan apa pun. Setelah itu, membangun kompetensi. Sikap jujur bukan ujug-ujug , tapi dilatih. Tidak penting jadi apa, yang penting lakukan yang terbaik untuk lingkungan,” katanya mengakhiri sambutan.
Salah satu siswa SMPN 1 Brebes Tri Ayu Noviyanti mengaku senang dengan kehadiran salah satu alumni sekolahnya yang menjadi menteri karena bisa mendapatkan inspirasi untuk mencapai prestasi.
Farid Firdaus
Brebes
Bagi kepala sekolah, guru, dan siswa sekolah yang terletak di tepi jalan pantura itu, upacara menjadi istimewa karena sosok yang bertugas sebagai inspektur upacara juga istimewa. Sosok itu adalah alumni yang kini menjabat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said. Sudirman pernah bersekolah di SMPN 1 dan lulus tahun 1977.
Kemarin pria kelahiran Brebes, 16 April 1963 itu menyempatkan diri untuk berkunjung ke almamaternya dan didaulat menjadi inspektur upacara. Berdiri di hadapan para siswa yang berbaris rapi, Sudirman mengenang perjuangan ibunya agar dia bisa bersekolah di salah satu sekolah favorit di Brebes itu.
“Saya mendaftar sekolah diantar ibu. Ibu memohon agar saya bisa diterima sekolah, dan bilang tidak punya biaya. Saya kemudian diminta ikut tes,” ungkapnya. Untuk mencapai SMPN 1 dari rumahnya di Desa Slatri, Kecamatan Larangan, Sudirman dan sang ibu harus menempuh jarak sekitar 9 kilometer (km) menaiki dokar lalu disambung becak. Perjuangan itu tak sia-sia karena akhirnya Sudirman lulus tes dan dinyatakan diterima.
“Kelas IV SD, ayah meninggal. Tapi ibu tetap ingin anak-anaknya sekolah meskipun secara ekonomi jauh dari mampu,” kata Sudirman. Lantaran permasalahan ekonomi itu, selama tiga tahun menempuh pendidikan, Sudirman selalu dihadapkan pada uang gedung yang belum bisa dilunasi ketika akan ujian semester.
“Selama 3 tahun tidak bisa melunasi uang gedung. Setiap mau tes selalu dapat masalah karena belum lunas,” ujar Sudirman mengenang. Toh permasalahan ekonomi yang membelit itu tak membuat Sudirman patah arang menempuh pendidikan. Lulus dari SMPN 1, Sudirman melanjutkan ke SMAN 1 Brebes, lalu Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Di STAN, prestasi Sudirman termasuk cemerlang karena masuk 10 besar lulusan terbaik di angkatannya.
“Saya di posisi tiga. Nomor satunya Helmy Yahya,” ucapnya. Hijrah dari desa kelahirannya, kiprah Sudirman kemudian membentang di sejumlah BUMN dan perusahaan swasta yang bergerak di sektor ESDM. Terakhir, pria berkumis itu dipercaya menjadi Direktur Utama PT Pindad hingga akhirnya dipercaya Presiden Joko Widodo menduduki posisi Menteri ESDM.
“Perjalanan sekolah sampai sekarang tidak pernah lepas dari organisasi kemasyarakatan dan bolak-balik swasta-pemerintah,” ucapnya. Selain perlunya kemauan dan kerja keras untuk berprestasi, kepada para siswa, Sudirman juga menekankan pentingnya kejujuran, integritas, dan kompetensi untuk meraih masa depan yang baik.
“Dari sekarang tanamkan sikap jujur, sikap lurus dalam mengerjakan apa pun. Setelah itu, membangun kompetensi. Sikap jujur bukan ujug-ujug , tapi dilatih. Tidak penting jadi apa, yang penting lakukan yang terbaik untuk lingkungan,” katanya mengakhiri sambutan.
Salah satu siswa SMPN 1 Brebes Tri Ayu Noviyanti mengaku senang dengan kehadiran salah satu alumni sekolahnya yang menjadi menteri karena bisa mendapatkan inspirasi untuk mencapai prestasi.
Farid Firdaus
Brebes
(ars)