Sepekan Lebih Lapas Pekalongan Terendam Banjir
![Sepekan Lebih Lapas...](https://a-cdn.sindonews.net/dyn/732/content/2015/01/15/151/950990/sepekan-lebih-lapas-pekalongan-terendam-banjir-OUp-thumb.jpg)
Sepekan Lebih Lapas Pekalongan Terendam Banjir
A
A
A
PEKALONGAN - Sudah lebih dari sepekan Lapas Kelas 2A Kota Pekalongan terendam banjir. Rata-rata ketinggian air yang menggenangi setiap ruangan berkisar 30-40 sentimeter (cm).
Dari pantauan KORAN SINDO , air menggenangi hampir setiap ruang yang ada di lapas tersebut. Hanya aula dan masjid lapas yang terhindar dari genangan air. Petugas Lapas juga terpaksa mengenakan sepatu bot dalam bekerja. Salah satu penghuni lapas bernama Jaenuri, 27, mengungkapkan, lapas tersebut sudah mulai tergenang sejak awal Januari 2015.
Menurutnya, banjir terjadi setiap hujan besar mengguyur Kota Pekalongan. “Kalauhujanpastisiniterendam. Sejak awal Januari sudah terjadi banjir ini,” ujar warga Jakarta itu. Terpidana kasus pengeroyokan itu mengungkapkan, selain di halaman lapas, air juga merendam hingga setiap kamar para penghuni lapas.
“Sampai masuk ke ruang sel, tapi tempat tidur masih aman. Ketinggian air rata-rata 30-40 cm. Tapi pernah juga sampai lutut. Kalau hujan, ya debit airnya naik lagi,” ucap Jaenuri. Ramli, 42, warga binaan lain mengatakan air yang menggenangi lapas itu sulit surut. Akibatnya, tak sedikit pula para penghuni lapas yang terkena penyakit kulit. “Saya jadi sering kena kutu air kalau pas banjir seperti ini. Sebab, airnya sulit surut,” ujar napi kasus narkoba itu.
Dia berharap pemerintah me lakukan renovasi lapas sehingga mereka bisa hidup tenang selama menjalani masa hukuman. “Kasihan kami kalau kebanjiran terus seperti ini. Kalau bisa segera diperbaiki agar tidak kebanjiran lagi,” paparnya. Kepala Lapas Kelas 2A Pekalongan Suprapto mengatakan tergenangnya bangunan peninggalan Belanda itu akibat lokasinya yang berada di bawah per mukaan laut.
“Bangunan ini berada sekitar 40-50 cm di bawah permukaan air, sehingga saat pasang otomatis kita terendam. Di tambah lagi air hujan,” ungkapnya. Berbagai upaya telah dilakukannya untuk menanggulangi banjir yang terjadi di lapas tersebut, tapi banjir tetap saja melanda saat hujan deras terjadi.
Ada delapan blok di lapas tersebut dengan total penghuni mencapai 449 orang narapidana. “Jumlah setiap blok bervariasi, ada yang 12 kamar, adajuga yang 24 kamar. Semuanya juga terendam,” ungkap Su prapto. Kejadian serupa pada 2013, sekitar 100 napi dievakuasi ke lapas. Namun, ada warga binaan yang tidak bersedia, Saat itu hampir seluruh fasilitas tidak berfungsi.
Pihaknya berharap lapas tersebut direnovasi sehingga para penghuni lapas bisa hidup layak. “Harapannya kalau bisa direlokasi ke tempat yang lebih baik atau kalau tidak bisa ya dilakukan renovasi,” ucapnya.
Prahayuda Febrianto
Dari pantauan KORAN SINDO , air menggenangi hampir setiap ruang yang ada di lapas tersebut. Hanya aula dan masjid lapas yang terhindar dari genangan air. Petugas Lapas juga terpaksa mengenakan sepatu bot dalam bekerja. Salah satu penghuni lapas bernama Jaenuri, 27, mengungkapkan, lapas tersebut sudah mulai tergenang sejak awal Januari 2015.
Menurutnya, banjir terjadi setiap hujan besar mengguyur Kota Pekalongan. “Kalauhujanpastisiniterendam. Sejak awal Januari sudah terjadi banjir ini,” ujar warga Jakarta itu. Terpidana kasus pengeroyokan itu mengungkapkan, selain di halaman lapas, air juga merendam hingga setiap kamar para penghuni lapas.
“Sampai masuk ke ruang sel, tapi tempat tidur masih aman. Ketinggian air rata-rata 30-40 cm. Tapi pernah juga sampai lutut. Kalau hujan, ya debit airnya naik lagi,” ucap Jaenuri. Ramli, 42, warga binaan lain mengatakan air yang menggenangi lapas itu sulit surut. Akibatnya, tak sedikit pula para penghuni lapas yang terkena penyakit kulit. “Saya jadi sering kena kutu air kalau pas banjir seperti ini. Sebab, airnya sulit surut,” ujar napi kasus narkoba itu.
Dia berharap pemerintah me lakukan renovasi lapas sehingga mereka bisa hidup tenang selama menjalani masa hukuman. “Kasihan kami kalau kebanjiran terus seperti ini. Kalau bisa segera diperbaiki agar tidak kebanjiran lagi,” paparnya. Kepala Lapas Kelas 2A Pekalongan Suprapto mengatakan tergenangnya bangunan peninggalan Belanda itu akibat lokasinya yang berada di bawah per mukaan laut.
“Bangunan ini berada sekitar 40-50 cm di bawah permukaan air, sehingga saat pasang otomatis kita terendam. Di tambah lagi air hujan,” ungkapnya. Berbagai upaya telah dilakukannya untuk menanggulangi banjir yang terjadi di lapas tersebut, tapi banjir tetap saja melanda saat hujan deras terjadi.
Ada delapan blok di lapas tersebut dengan total penghuni mencapai 449 orang narapidana. “Jumlah setiap blok bervariasi, ada yang 12 kamar, adajuga yang 24 kamar. Semuanya juga terendam,” ungkap Su prapto. Kejadian serupa pada 2013, sekitar 100 napi dievakuasi ke lapas. Namun, ada warga binaan yang tidak bersedia, Saat itu hampir seluruh fasilitas tidak berfungsi.
Pihaknya berharap lapas tersebut direnovasi sehingga para penghuni lapas bisa hidup layak. “Harapannya kalau bisa direlokasi ke tempat yang lebih baik atau kalau tidak bisa ya dilakukan renovasi,” ucapnya.
Prahayuda Febrianto
(ftr)