Ketika Tuna Netra Jadi Relawan di Posko Krisis Center
A
A
A
SURABAYA - Aksi keperihatinan atas musibah jatuhnya pesawat AirAsia QZ 8501 dilakukan oleh berbagai pihak dengan bermacam aksi. Salah satunya adalah para tuna netra yang tak mau ketinggalan untuk ambil bagian menjadi relawan di Posko Krisis Center Polda Jatim.
Puluhan tuna netra yang tergabung dalam Persatuan Tuna Netra Ahli Pijat (Pertapi) mendatangi posko krisis Center.
Mereka kemudian membuka tenda di depan posko tersebut. Mereka menyediakan jasa pijat gratis bagi sejumlah wartawan, polisi, relawan dan lain-lain di lokasi.
"Ini adalah bentuk kepedulian kami atas musibah jatuhnya pesawat AirAsia. Yang kami bisa memang memijat oleh karena itu kami sediakan pijat bagi mereka yang ada disini," kata Udin, Koordinator Pertapi saat memijat salah satu wartawan di Posko Krisis Center, Rabu (14/1/2015).
Kedatangan Udin dan kawan-kawan ini difasilitasi oleh salah satu perusahaan seluler ternama. Udin dibuatkan tempat untuk beraktivitas memijat. Tak pelak, aksi Udin dan kawan-kawan ini cukup memancing perhatian. Beberapa polisi dan wartawan pun memanfaatkan fasilitas tersebut.
Tak ketinggalan juga beberapa personel DVI juga turut melepas lelah dengan menikmati pijatan Udin dan Kawan-kawan. Menurut Udin, sejumlah tuna netra yang diterjunkan ke sini, memang memiliki keahlian pijat yang sudah tersertifikasi.
"Mereka memijat berdasarkan sertifikat yang dimiliki tidak asal memijat. Karena Pertapi ini, merupakan wadah bagi profesi pemijat tuna netra," kata pria yang juga memiliki klinik pijat di kawasan Simokerto, Surabaya ini.
Kata Udin, relawan Tuna Netra ini berada di Posko Krisis Center sejak 1 Januari lalu. Mereka bergantian datang ke posko tersebut. Udin dan kawan-kawan datang ke lokasi mulai pukul 08.00 hingga pukul 16.00 WIB.
Lebih jauh Udin menjelaskan, setidaknya beberapa pemijat tuna netra yang diterjunkan ke lokasi ini memiliki keahlian masing-masing. Beberapa keahlian itu diantaranya, pijat miologi, osteologi, fisiologi, neurologi, artrologi, toeri jarak praktik sejarah massage dan pataologi.
"Masing-masing keahlian harus sekolah dulu dan mendapatkan sertifikat," jelasnya.
Wisnu, salah satu reporter radio mengaku memanfaatkan jasa tuna netra ini menghilangkan lelah melalui pijat. Wisnu yang aktif meliput aktivitas di posko krisis center ini mengaku kadang kelelahan karena harus stand by di lokasi. Belum lagi, reporter berambut gondrong ini harus mondar-mandir dari RS Bhayangkara ke Posko Krisis Center Polda Jatim.
"Ya sangat terbantu lah. Pijatannya lumayan untuk menghilangkan capek-capek," ujarnya.
Puluhan tuna netra yang tergabung dalam Persatuan Tuna Netra Ahli Pijat (Pertapi) mendatangi posko krisis Center.
Mereka kemudian membuka tenda di depan posko tersebut. Mereka menyediakan jasa pijat gratis bagi sejumlah wartawan, polisi, relawan dan lain-lain di lokasi.
"Ini adalah bentuk kepedulian kami atas musibah jatuhnya pesawat AirAsia. Yang kami bisa memang memijat oleh karena itu kami sediakan pijat bagi mereka yang ada disini," kata Udin, Koordinator Pertapi saat memijat salah satu wartawan di Posko Krisis Center, Rabu (14/1/2015).
Kedatangan Udin dan kawan-kawan ini difasilitasi oleh salah satu perusahaan seluler ternama. Udin dibuatkan tempat untuk beraktivitas memijat. Tak pelak, aksi Udin dan kawan-kawan ini cukup memancing perhatian. Beberapa polisi dan wartawan pun memanfaatkan fasilitas tersebut.
Tak ketinggalan juga beberapa personel DVI juga turut melepas lelah dengan menikmati pijatan Udin dan Kawan-kawan. Menurut Udin, sejumlah tuna netra yang diterjunkan ke sini, memang memiliki keahlian pijat yang sudah tersertifikasi.
"Mereka memijat berdasarkan sertifikat yang dimiliki tidak asal memijat. Karena Pertapi ini, merupakan wadah bagi profesi pemijat tuna netra," kata pria yang juga memiliki klinik pijat di kawasan Simokerto, Surabaya ini.
Kata Udin, relawan Tuna Netra ini berada di Posko Krisis Center sejak 1 Januari lalu. Mereka bergantian datang ke posko tersebut. Udin dan kawan-kawan datang ke lokasi mulai pukul 08.00 hingga pukul 16.00 WIB.
Lebih jauh Udin menjelaskan, setidaknya beberapa pemijat tuna netra yang diterjunkan ke lokasi ini memiliki keahlian masing-masing. Beberapa keahlian itu diantaranya, pijat miologi, osteologi, fisiologi, neurologi, artrologi, toeri jarak praktik sejarah massage dan pataologi.
"Masing-masing keahlian harus sekolah dulu dan mendapatkan sertifikat," jelasnya.
Wisnu, salah satu reporter radio mengaku memanfaatkan jasa tuna netra ini menghilangkan lelah melalui pijat. Wisnu yang aktif meliput aktivitas di posko krisis center ini mengaku kadang kelelahan karena harus stand by di lokasi. Belum lagi, reporter berambut gondrong ini harus mondar-mandir dari RS Bhayangkara ke Posko Krisis Center Polda Jatim.
"Ya sangat terbantu lah. Pijatannya lumayan untuk menghilangkan capek-capek," ujarnya.
(sms)