Dukung Pembangunan Kebun Raya Sumsel
A
A
A
PALEMBANG - Pembangunan Kebun Raya Sumsel (KRS) terus mendapatkan dukungan. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sumsel Babel (BSB) menyatakan komitmennya mengucurkan dana hingga Rp1,2 miliar untuk pembangunan lima wisma tamu (KRS) yang ditarget beroperasi 2018.
BSB menyiapkan dana bantuan bersumber dari Corporate Social Responsibility (CSR) yang akan dikucurkan dalam dua tahun anggaran. Komitmen BSB dituangkan dalam kesepatan (MoU) dengan Pemprov Sumsel di Griya Agung, Palembang, kemarin.
“Sebagai bank pembangunan daerah (BPD), tentunya kami memiliki andil besar dalam pembangunan yang ada di Sumsel dan Babel. Ya, dana CSR yang dikucurkan itu akan digunakan untuk membangun lima unit wisma tamu di area Kebun Raya Sumsel,” kata Direktur Utama Bank Sumsel Babel Muhammad Adil, kemarin.
Sebagai BPD, lanjut dia, pihaknya berperan aktif dalam setiap pembangunan di daerah, baik dalam bentuk kegiatan bisnis perbankan seperti penyaluran biaya maupun dalam bentuk kegiatan CSR. “Bukan saja fokus pada bisnis perbankan, kami pun juga memiliki tanggung jawab di segala bidang, baik di bidang pendidikan, agama, sosial kemasyarakatan, lingkungan hidup, dan pembangunan lainnya,” terangnya.
Sekretaris Satuan Bank Sumsel Babel H Faisol Sinin menambahkan, proses pembangunan wisma tamu akan dikerjakan pihak ketiga melalui proses tender. Tentunya akan berkoordinasi dengan Balitbangda. “Nanti jika pembangunan sudah selesai, kami akan hibahkan langsung ke pemerintah provinsi. Ya, sebagai bank daerah dan saham dari Bank Sumsel Babel merupakan milik pemerintah, tentu partisipasi aktif diperlukan untuk kemajuan Sumsel. Ini kali pertama bantuan kepada Kebun Raya Sumsel,” ujarnya.
Diketahui, Kebun Raya Sumsel berlokasi di Desa Bakung, Kecamatan Inderalaya Utara, Km 45, Kabupaten Ogan Ilir. Luasan lahan untuk Kebun Raya Sumsel sekitar 100 hektare, hibah dari Pemkab Ogan Ilir.
Sementara itu, Kepala Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi Daerah (Balitbangnovda) Sumsel Ekowati Retnaningsih menegaskan, sedikitnya lima perusahaan besar telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Pemprov Sumsel untuk melakukan pembangunan kebun raya yang disebut-sebut menyerupai Kebun Raya Botani di Ghuang Zhou, China tersebut.
Para perusahaan ini terlibat dalam pendanaan sejumlah pembangunan pendukung untuk menyempurnakan kebun yang saat ini telah merampung Detail Engineering Design (DED) tersebut. “Untuk gelombang pertama sebanyak lima perusahaan, untuk gelombang kedua akan ada enam perusahaan lagi yang sudah siap memberikan bantuan,” tegas Ekowati usai penandatanganan MoU dengan sejumlah perusahaan di Griya Agung Palembang, kemarin.
Menurutnya, lima perusahaan ini memberikan bantuan dari program CSR perusahaan mereka, antara lain PT Bukit Asam yang akan membangun kantor pengelola pusat informasi senilai Rp9,2 miliar, PT Sentosa membangun pola pos jaga dengan dana Rp500 juta, PT Pertamina membangun rumah kaca dan rumah paranet sekitar Rp11,5 miliar, BRI membangun panggung terbuka dengan dana Rp100 juta, serta Bank SumselBabel membangun wisma tamu lima cluster dengan dana Rp1,2 miliar. “Mekanismenya perusahaan yang membangun dan setelah itu diserahkan (hibah) ke Pemprov Sumsel,” sebutnya.
Darfian Jaya Suprana/ Andhiko Tungga Alam
BSB menyiapkan dana bantuan bersumber dari Corporate Social Responsibility (CSR) yang akan dikucurkan dalam dua tahun anggaran. Komitmen BSB dituangkan dalam kesepatan (MoU) dengan Pemprov Sumsel di Griya Agung, Palembang, kemarin.
“Sebagai bank pembangunan daerah (BPD), tentunya kami memiliki andil besar dalam pembangunan yang ada di Sumsel dan Babel. Ya, dana CSR yang dikucurkan itu akan digunakan untuk membangun lima unit wisma tamu di area Kebun Raya Sumsel,” kata Direktur Utama Bank Sumsel Babel Muhammad Adil, kemarin.
Sebagai BPD, lanjut dia, pihaknya berperan aktif dalam setiap pembangunan di daerah, baik dalam bentuk kegiatan bisnis perbankan seperti penyaluran biaya maupun dalam bentuk kegiatan CSR. “Bukan saja fokus pada bisnis perbankan, kami pun juga memiliki tanggung jawab di segala bidang, baik di bidang pendidikan, agama, sosial kemasyarakatan, lingkungan hidup, dan pembangunan lainnya,” terangnya.
Sekretaris Satuan Bank Sumsel Babel H Faisol Sinin menambahkan, proses pembangunan wisma tamu akan dikerjakan pihak ketiga melalui proses tender. Tentunya akan berkoordinasi dengan Balitbangda. “Nanti jika pembangunan sudah selesai, kami akan hibahkan langsung ke pemerintah provinsi. Ya, sebagai bank daerah dan saham dari Bank Sumsel Babel merupakan milik pemerintah, tentu partisipasi aktif diperlukan untuk kemajuan Sumsel. Ini kali pertama bantuan kepada Kebun Raya Sumsel,” ujarnya.
Diketahui, Kebun Raya Sumsel berlokasi di Desa Bakung, Kecamatan Inderalaya Utara, Km 45, Kabupaten Ogan Ilir. Luasan lahan untuk Kebun Raya Sumsel sekitar 100 hektare, hibah dari Pemkab Ogan Ilir.
Sementara itu, Kepala Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi Daerah (Balitbangnovda) Sumsel Ekowati Retnaningsih menegaskan, sedikitnya lima perusahaan besar telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Pemprov Sumsel untuk melakukan pembangunan kebun raya yang disebut-sebut menyerupai Kebun Raya Botani di Ghuang Zhou, China tersebut.
Para perusahaan ini terlibat dalam pendanaan sejumlah pembangunan pendukung untuk menyempurnakan kebun yang saat ini telah merampung Detail Engineering Design (DED) tersebut. “Untuk gelombang pertama sebanyak lima perusahaan, untuk gelombang kedua akan ada enam perusahaan lagi yang sudah siap memberikan bantuan,” tegas Ekowati usai penandatanganan MoU dengan sejumlah perusahaan di Griya Agung Palembang, kemarin.
Menurutnya, lima perusahaan ini memberikan bantuan dari program CSR perusahaan mereka, antara lain PT Bukit Asam yang akan membangun kantor pengelola pusat informasi senilai Rp9,2 miliar, PT Sentosa membangun pola pos jaga dengan dana Rp500 juta, PT Pertamina membangun rumah kaca dan rumah paranet sekitar Rp11,5 miliar, BRI membangun panggung terbuka dengan dana Rp100 juta, serta Bank SumselBabel membangun wisma tamu lima cluster dengan dana Rp1,2 miliar. “Mekanismenya perusahaan yang membangun dan setelah itu diserahkan (hibah) ke Pemprov Sumsel,” sebutnya.
Darfian Jaya Suprana/ Andhiko Tungga Alam
(ftr)