Jenazah Yuni Korban AirAsia Dibawa ke Kabupaten Blitar
A
A
A
BLITAR - Pemerintah Kabupaten Blitar mengirim tim penjemput jenazah Yuni Astutik, korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501, ke Surabaya. Yuni berasal dari Desa Jugo, Kecamatan Kesamben.
Pengiriman petugas sebagai tindak lanjut informasi Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim bahwa jasad Yuni berhasil diidentifikasi.
"Benar kita telah mengirim petugas dan Palang Merah Indonesia untuk menjemput jenazah di Surabaya," ujar Kepala Dinas Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Blitar Herman Widodo kepada wartawan, Selasa (13/1/2015).
Yuni berlatar belakang sebagai buruh migran (TKW). Sepuluh tahun lamanya ia mengadu nasib sebagai pekerja rumah tangga di Negeri Singa. Malapetaka tersebut menimpanya saat yang bersangkutan hendak melanjutkan kontrak kerjanya.
Camat Kesamben Ahmad Kholik menambahkan, rombongan penjemput terdiri dari dua unit mobil PMI Kabupaten Blitar. Rombongan berangkat sejak pukul 14.30 WIB.
"Supeno, suami korban mengatakan telah dihubungi langsung DVI Surabaya, bahwa jenazah istrinya telah teridentifikasi. Karenanya penjemput langsung bertolak ke Surabaya," ujarnya.
Informasi yang dihimpun Koran Sindo Jatim, saat ini keluarga di Kesamben mempersiapkan penyambutan kedatangan jenazah Yuni. Diperkirakan jenazah tiba malam ini.
Seperti diketahui, selain Yuni Astutik, sebelumnya Pemkab Blitar juga mengirim tim penjemput jenazah Ruth Natalia Made Puspitasari (26), korban AirAsia asal Wlingi.
Selain terlibat langsung dengan pengurusan jenazah korban AirAsia, Pemkab Blitar melalui Wakil Bupati Rijanto juga berjanji memberikan santunan.
"Kita berusaha semaksimal mungkin mengulurkan bantuan, termasuk memberikan santunan kepada korban, khususnya keluarga Yuni Astutik."
Pengiriman petugas sebagai tindak lanjut informasi Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim bahwa jasad Yuni berhasil diidentifikasi.
"Benar kita telah mengirim petugas dan Palang Merah Indonesia untuk menjemput jenazah di Surabaya," ujar Kepala Dinas Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Blitar Herman Widodo kepada wartawan, Selasa (13/1/2015).
Yuni berlatar belakang sebagai buruh migran (TKW). Sepuluh tahun lamanya ia mengadu nasib sebagai pekerja rumah tangga di Negeri Singa. Malapetaka tersebut menimpanya saat yang bersangkutan hendak melanjutkan kontrak kerjanya.
Camat Kesamben Ahmad Kholik menambahkan, rombongan penjemput terdiri dari dua unit mobil PMI Kabupaten Blitar. Rombongan berangkat sejak pukul 14.30 WIB.
"Supeno, suami korban mengatakan telah dihubungi langsung DVI Surabaya, bahwa jenazah istrinya telah teridentifikasi. Karenanya penjemput langsung bertolak ke Surabaya," ujarnya.
Informasi yang dihimpun Koran Sindo Jatim, saat ini keluarga di Kesamben mempersiapkan penyambutan kedatangan jenazah Yuni. Diperkirakan jenazah tiba malam ini.
Seperti diketahui, selain Yuni Astutik, sebelumnya Pemkab Blitar juga mengirim tim penjemput jenazah Ruth Natalia Made Puspitasari (26), korban AirAsia asal Wlingi.
Selain terlibat langsung dengan pengurusan jenazah korban AirAsia, Pemkab Blitar melalui Wakil Bupati Rijanto juga berjanji memberikan santunan.
"Kita berusaha semaksimal mungkin mengulurkan bantuan, termasuk memberikan santunan kepada korban, khususnya keluarga Yuni Astutik."
(zik)