Warga Butuh RTH Baru
A
A
A
BANDUNG - Revitalisasi sejumlah taman di Kota Bandung tidak berbanding lurus dengan penambahan ruang terbuka hijau (RTH) karena dilakukan di atas lahan yang telah ada.
Menurut Wahana Ling kung an Hidup (Walhi) Jabar, warga Kota Bandung saat ini sangat membutuhkan RTH baru. Revitalisasi taman memang mem perbaiki wajah kota, tapi tak meningkatkan kualitas ling kungan. “Tidak menambah karena kanitu (revitalisasi) dilakukan di atas lahan yang sudah ada. Bukan membuka baru,” ucap Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Barat Dadan Ramdan saat dihubungi KORAN SINDOkemarin.
Dadan mengemukakan, porsi RTH di Kota Kembang saat ini baru mencapai 12% dari luas wilayah. Padahal dengan daerah seluas Kota Bandung seharusnya me mi liki 30% RTH. “Pemkot kanmenargetkan 2% tiap tahun. Sampai habis masa jabatan Wali Kota Ridwan Kamil, ka lau bisa berarti hanya nambah 10%. Tapi lumayan kan kalau ditambah dengan yang sudah ada, jadi 22%,” ujar dia. Tapi jika pemkot hanya melakukan revitalisasi ruang publik yang telah ada, tutur Dadan, tentu tidak akan menam bah secara signifikan RTH di Kota Bandung.
“Jangan mengandalkan ruang-ruang yang telah ada. Dari dulu juga kan ada tentu tidak akan menambah,” tutur Dadan Dia berharap Pemkot Bandung mampu melakukan terobosan untuk menambah RTH. Misalnya membeli lahan ba ru atau melakukan kerja sama dengan pihak lain untuk membuat RTH di lokasi baru. “Saya kira untuk beli lahan baru juga pemkot pasti mam pu,” ungkap dia.
Selain itu, menurut Dadan, banyak lahan yang bisa dimanfaatkan, meskipun bu kan di atas aset milik pemkot. Misalnya di lahan bekas Plaza Palaguna. Jika dibuat RTH tentu akan jauh lebih baik. “Peluang menambah (RTH) itu ada. Tapi ini malah yang ada dijadiin hutan beton. Kayak bekas Palaguna kan bagus kalau dijadikan RTH,” kata Dadan.
Kepala Dinas Pemakaman dan Pertamanan (Diskamtam) Kota Bandung Arief Prasetya mengatakan pada tahun ini pihaknya belum akan menga jukan penambahan RTH baru. Selain itu penambahan RTH bukan berada dalam kewenangan Diskamtam. “Kami hanya mengajukan. Pengadaan RTH itu satuan kerja pe rang kat daerah lain, yaitu di DPKAD (Dinas Pengelolaan Keuangan Aset Daerah),” kata Arief.
Meski begitu, Diskamtam, ujar dia, telah menguslkan ke DPKAD untuk menambah lahanlahan hijau di tingkat RW sesuai keinginan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. “Pengusulan sudah kami sam paikan ada beberapa untuk memperkaya lahan-lahan ko - song yang berlokasi di RW (rukun warga),” ujar dia.
Alun-Alun Antapani Dipugar
Tahun ini Pemkot Bandung berencana memugar Taman Gas min di Jalan Kuningan Raya, Antapani, Kota Ban dung. Taman tersebut di ga danggadang akan menjadi Gasibu mini. “Mudah-mu dah an bisa tahun ini,” kata Arief. Dia berharap dalam pembangunan taman tersebut dapat dibantu oleh pihak swasta karena kemampuan APBD Kota Ban dung tidak akan cukup. “Mudah-mudaha ada partisipasi (pihak swasta). Karena kami (Diskamtam) punya prioritas lain,” tutur dia.
Menurut Arief, taman seluas satu hektare itu merupakan aset Pemkot Bandung. Kon disi lahan saat ini merupakan RTH yang memiliki beragam fasilitas publik untuk berolahraga. “Nanti kami per cantik kembali. Ada tempat bertemu masyarakat seperti di Taman Alun-Alun Bandung,” ungkap Arief.
Untuk memugar Taman Gasmin, pemkot butuh dana Rp 4 miliar. “Kalau di DED (detail engineering design) sih butuh Rp4 miliar. Makanya nggakbisa kalau cuman sama kita (Pemkot) karena APBD tidak men - cukupi,” kata Arief.
Mochamad solehudin
Menurut Wahana Ling kung an Hidup (Walhi) Jabar, warga Kota Bandung saat ini sangat membutuhkan RTH baru. Revitalisasi taman memang mem perbaiki wajah kota, tapi tak meningkatkan kualitas ling kungan. “Tidak menambah karena kanitu (revitalisasi) dilakukan di atas lahan yang sudah ada. Bukan membuka baru,” ucap Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Barat Dadan Ramdan saat dihubungi KORAN SINDOkemarin.
Dadan mengemukakan, porsi RTH di Kota Kembang saat ini baru mencapai 12% dari luas wilayah. Padahal dengan daerah seluas Kota Bandung seharusnya me mi liki 30% RTH. “Pemkot kanmenargetkan 2% tiap tahun. Sampai habis masa jabatan Wali Kota Ridwan Kamil, ka lau bisa berarti hanya nambah 10%. Tapi lumayan kan kalau ditambah dengan yang sudah ada, jadi 22%,” ujar dia. Tapi jika pemkot hanya melakukan revitalisasi ruang publik yang telah ada, tutur Dadan, tentu tidak akan menam bah secara signifikan RTH di Kota Bandung.
“Jangan mengandalkan ruang-ruang yang telah ada. Dari dulu juga kan ada tentu tidak akan menambah,” tutur Dadan Dia berharap Pemkot Bandung mampu melakukan terobosan untuk menambah RTH. Misalnya membeli lahan ba ru atau melakukan kerja sama dengan pihak lain untuk membuat RTH di lokasi baru. “Saya kira untuk beli lahan baru juga pemkot pasti mam pu,” ungkap dia.
Selain itu, menurut Dadan, banyak lahan yang bisa dimanfaatkan, meskipun bu kan di atas aset milik pemkot. Misalnya di lahan bekas Plaza Palaguna. Jika dibuat RTH tentu akan jauh lebih baik. “Peluang menambah (RTH) itu ada. Tapi ini malah yang ada dijadiin hutan beton. Kayak bekas Palaguna kan bagus kalau dijadikan RTH,” kata Dadan.
Kepala Dinas Pemakaman dan Pertamanan (Diskamtam) Kota Bandung Arief Prasetya mengatakan pada tahun ini pihaknya belum akan menga jukan penambahan RTH baru. Selain itu penambahan RTH bukan berada dalam kewenangan Diskamtam. “Kami hanya mengajukan. Pengadaan RTH itu satuan kerja pe rang kat daerah lain, yaitu di DPKAD (Dinas Pengelolaan Keuangan Aset Daerah),” kata Arief.
Meski begitu, Diskamtam, ujar dia, telah menguslkan ke DPKAD untuk menambah lahanlahan hijau di tingkat RW sesuai keinginan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. “Pengusulan sudah kami sam paikan ada beberapa untuk memperkaya lahan-lahan ko - song yang berlokasi di RW (rukun warga),” ujar dia.
Alun-Alun Antapani Dipugar
Tahun ini Pemkot Bandung berencana memugar Taman Gas min di Jalan Kuningan Raya, Antapani, Kota Ban dung. Taman tersebut di ga danggadang akan menjadi Gasibu mini. “Mudah-mu dah an bisa tahun ini,” kata Arief. Dia berharap dalam pembangunan taman tersebut dapat dibantu oleh pihak swasta karena kemampuan APBD Kota Ban dung tidak akan cukup. “Mudah-mudaha ada partisipasi (pihak swasta). Karena kami (Diskamtam) punya prioritas lain,” tutur dia.
Menurut Arief, taman seluas satu hektare itu merupakan aset Pemkot Bandung. Kon disi lahan saat ini merupakan RTH yang memiliki beragam fasilitas publik untuk berolahraga. “Nanti kami per cantik kembali. Ada tempat bertemu masyarakat seperti di Taman Alun-Alun Bandung,” ungkap Arief.
Untuk memugar Taman Gasmin, pemkot butuh dana Rp 4 miliar. “Kalau di DED (detail engineering design) sih butuh Rp4 miliar. Makanya nggakbisa kalau cuman sama kita (Pemkot) karena APBD tidak men - cukupi,” kata Arief.
Mochamad solehudin
(ars)