Grandong Mengamuk, Pos Jaga Pelabuhan Cirebon Dirusak

Selasa, 13 Januari 2015 - 11:16 WIB
Grandong Mengamuk, Pos...
Grandong Mengamuk, Pos Jaga Pelabuhan Cirebon Dirusak
A A A
CIREBON - Puluhan orang yang mengaku warga Pesisir, Kota Cirebon, mengamuk ke marin. Mereka melempari pos III Pelabuhan Cirebon, Jalan Sisingamangaraja, Kecamatan Lemah wungkuk, Kota Cirebon, hingga rusak.

Mereka yang merupakan para pencari sisa batu bara (gra n - dong) melempari Pos III dengan batu hingga mengakibatkan kaca-kaca ruangan pos pecah berantakan. Berdasarkan informasi, sedikitnya dua orang warga terluka dalam insiden itu.

PT Pelindo II Cirebon pun mengklaim empat petugas keamanannya juga mengalami hal sama. Selain melempari pos dengan batu dan benda lainnya, mereka juga merobohkan papan penunjuk yang berdiri di depan gerbang masuk pelabuhan. Aksi itu dipicu kemarahan mereka atas tindakan petugas keamanan yang dikabarkan represif saat warga tengah memblokade gerbang masuk pelabuhan.

Aksi blokade warga sendiri me rupakan lanjutan setelah Kamis (8/1) lalu aksi serupa dilakukan pertama kalinya dan berlan jut sejak itu. Blokade dilakukan dengan menghadang truk pengangkut batubara dan memaksa pengemudinya menurunkan muatan di jalan. Batubara itu kemudian ditumpuk di depan gerbang masuk untuk menghalangi ken daraan yang keluar-masuk.

Aksi ter sebut kembali dilakukan seki tar pukul 09.00 WIB. Namun, isu adanya pemukulan terhadap dua warga hingga terluka membuat situasi memanas. “Ada dua warga yang terluka, Sadi dan Rasima. Mereka kakak ber adik, Sadi terluka setelah dipukul pistol salah satu petugas ke amanan,” kata ketua kelompok warga Pesisir, Sahudin, usai aksi perusakan.

Menurut dia, petugas ke amanan itu bahkan sempat me ngacungacungkan pistol ke udara. Diduga hal itu dilakukan un tuk menakutnakuti warga yang tengah memaksa truk ba tu bara mem bongkar muat an nya. Namun, diduga langkah pen ce gah an petugas keamanan pelabuhan itu ber kembang tak sesuai harapan. Selain Sadi, Rasima juga dikabarkan warga terluka setelah diinjak-injak petugas. Keterangan Sahudin diamini warga lainnya Wasnadi. Warga bahkan telah mengetahui nama petugas keamanan yang melakukan aksi kekerasan terhadap mereka.

“Kami tetap akan menuntut adanya kompensasi atas kebijakan PT Pelindo II mensterilisasi Pelabuhan Cirebon. Kami kan cari makan dari sisa batubara, kalau pelabuhan tak mem perbolehkan kami mencari sisa batu bara di Pelabuhan lantas kami makan dari mana,” tambah dia. Namun, keterangan warga yang mengaku melihat petugas ke amanan membekali diri dengan senjata api (senpi) saat mengamankan jalannya aksi, dibantah Kepala Security Pelabuhan Cirebon M Dayat.

Ditemui di lokasi, dia meyakinkan petugas keamanan pelabuhan tak di bekali senpi, apalagi senjata tajam (sajam). “Tidak senpi atau sajam, pentungan pun tidak. Kami tangan kosong saja,” tegas dia. Dia menjelaskan, kronologi ke jadian hingga berujung perusak an fasilitas pelabuhan. Bermula dari saat truk batubara keluar pelabuhan yang langsung ditahan warga yang memaksa pengemudi mem bongkar muatannya di jalan.

Petugas keamanan mencoba me ne nang kan dan meminta pem bong karan tak dilakukan di jalan karena dapat mengganggu mobilitas ang kutan di pelabuhan. “Mungkin dikira warga senjata, padahal pegangan pintu,” cetus dia. Manager Operasional PT Pelindo II Cirebon Yossianus Marciano menyebutkan, empat petugas keamanan yang terluka saat kejadian akibat kena pukul warga yang beraksi.

Mereka juga sempat menjalani visum dan me laporkannya ke polisi. “Untuk ini, kami sudah me nyerahkan rekaman CCTV ke polisi guna diperiksa,” kata dia. Sementara, Kapolres Cirebon Kota AKBP Dani Kustoni mengaku, telah mengamankan dua orang petugas keamanan pelabuhan untuk diperiksa. Pihaknya masih mendalami kejadian tersebut dengan meminta keterangan warga, petugas keamanan pelabuhan, termasuk mengecek rekaman CCTV.

Erika lia
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1352 seconds (0.1#10.140)