Dinas Pendidikan Bantul Tetap Pakai Kurikulum 2013
A
A
A
BANTUL - Dinas Pendidikan Dasar (Dikdas) Kabupaten Bantul ngotot akan menggunakan kurikulum 2013 dalam pembelajaran, meskipun sudah ada surat peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 160/2014 yang menghentikan penggunaan kurikulum 2013.
Tersiar kabar masih digunakannya Kurikulum 2013, karena mereka telah membayar uang muka semua buku kurikulum 2013 yang sebagian sudah didistribusikan. Bahkan, karena sudah membayar uang muka tersebut, buku kurikulum 2013 semester II tahun ajaran 2014 ini lebih cepat didrop ke sekolah, meski ada sebagian buku semester 1 yang belum juga dibagikan.
Anggota DPRD Bantul Amir Syarifudin menenggarai, ada hal yang mencurigakan mengapa pihak dikdas tetap ngotot menggunakan kurikulum 2013 meskipun Mendiknas sudah menghentikan penggunaan kurikulum tersebut.
"Apalagi, dibanding Kabupaten/Kota lain di DIY, hanya Bantul saja yang tetap ngotot menggunakan kurikulum 2013. Ini ada apa, kami akan klarifikasi soal itu," katanya, kepada wartawan, Minggu (11/1/2015).
Ketua Komisi D DPRD Bantul Enggar Suryo Jatmiko menambahkan, pihaknya sudah menjadwalkan pemanggilan terhadap kepala dinas pendidikan, baik dasar maupun menengah. Tak hanya soal kurikulum 2013, tetapi ada beberapa persoalan lainnya.
“Rencananya Selasa atau Rabu ini. Setelah klarifikasi, baru kami akan membuat rekomendasi,” tuturnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Dikdas Bantul Masduki menerangkan, seluruh sekolah, baik SMP ataupun SD di Bantul, telah mendapatkan buku kurikulum 2013. Tak hanya buku untuk semester 1, karena semua buku untuk kepentingan pembelajaran kurikulum 2013 di semester 2 sudah diserahkan ke sekolah.
“Bantul tetap menggunakan kurikulum 2013,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dikdas Bantul Totok Sudarto sebelumnya menandaskan, Bantul tetap menggunakan kurikulum 2013 karena sudah menjadi kesepakatan dengan Dinas Pendidikan DIY. Dia mengklaim, seluruh sekolah di Kabupaten Bantul telah siap melaksanakan kurikulum 2013, karena Bantul merupakan lokasi peluncuran kurikulum 2013.
“Yogya ini kota pendidikan, masak mundur ke kurikulum 2006,” pungkasnya.
Tersiar kabar masih digunakannya Kurikulum 2013, karena mereka telah membayar uang muka semua buku kurikulum 2013 yang sebagian sudah didistribusikan. Bahkan, karena sudah membayar uang muka tersebut, buku kurikulum 2013 semester II tahun ajaran 2014 ini lebih cepat didrop ke sekolah, meski ada sebagian buku semester 1 yang belum juga dibagikan.
Anggota DPRD Bantul Amir Syarifudin menenggarai, ada hal yang mencurigakan mengapa pihak dikdas tetap ngotot menggunakan kurikulum 2013 meskipun Mendiknas sudah menghentikan penggunaan kurikulum tersebut.
"Apalagi, dibanding Kabupaten/Kota lain di DIY, hanya Bantul saja yang tetap ngotot menggunakan kurikulum 2013. Ini ada apa, kami akan klarifikasi soal itu," katanya, kepada wartawan, Minggu (11/1/2015).
Ketua Komisi D DPRD Bantul Enggar Suryo Jatmiko menambahkan, pihaknya sudah menjadwalkan pemanggilan terhadap kepala dinas pendidikan, baik dasar maupun menengah. Tak hanya soal kurikulum 2013, tetapi ada beberapa persoalan lainnya.
“Rencananya Selasa atau Rabu ini. Setelah klarifikasi, baru kami akan membuat rekomendasi,” tuturnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Dikdas Bantul Masduki menerangkan, seluruh sekolah, baik SMP ataupun SD di Bantul, telah mendapatkan buku kurikulum 2013. Tak hanya buku untuk semester 1, karena semua buku untuk kepentingan pembelajaran kurikulum 2013 di semester 2 sudah diserahkan ke sekolah.
“Bantul tetap menggunakan kurikulum 2013,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dikdas Bantul Totok Sudarto sebelumnya menandaskan, Bantul tetap menggunakan kurikulum 2013 karena sudah menjadi kesepakatan dengan Dinas Pendidikan DIY. Dia mengklaim, seluruh sekolah di Kabupaten Bantul telah siap melaksanakan kurikulum 2013, karena Bantul merupakan lokasi peluncuran kurikulum 2013.
“Yogya ini kota pendidikan, masak mundur ke kurikulum 2006,” pungkasnya.
(san)