Sopir Ugal-ugalan, Bus Dipasangi CCTV
A
A
A
YOGYAKARTA - Trans Jogja ternyata belum bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi pemakai jasa transportasi darat itu.
Bukan hanya soal armadanya, sikap para sopir Trans Jogja pun harus ikut dibenahi. Banyak warga mengeluh bahwa sopir bus Trans Jogja masih kerap ugalugalan di jalanan. Tidak jarang pula melanggar tata tertib lalu lintas.
“Banyak laporan dari warga, sopir (bus Trans Jogja) masih ugal-ugalan, kebut-kebutan,” ungkap Anggota Komisi C DPRD DIY Chang Wendryanto, kemarin. Keluhan seputar perilaku pengemudi Trans Jogja tidak hanya diterima wakil rakyat. Warga juga sering mengungkapkan kegelisahannya di media sosial. Mereka menginginkan agar sopir bisa lebih santun dalam mengemudikan armada yang dioperatori PT Jogja Tugu Trans (JTT) itu.
Masyarakat juga meminta pelayanan Trans Jogja ditingkatkan mengingat operasionalnya disubsidi oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DIY. Karena itu, Chang meminta di dalam bus dipasangi closed-circuit television (CCTV) yang dapat memantau gerakgerik pengemudi. Dengan demikian, Pemda DIY maupun operator memiliki bukti untuk memberi sanksi kepada sopir bersangkutan.
“Perlu dipasang CCTV agar p3rilaku sopir terpantau. Sopir ugalugalan membahayakan penumpang,” kata politikus PDIP asal Kota Yogyakarta itu. Keberadaan CCTV diyakini memiliki manfaat banyak. Selain mengetahui perilaku sopir, juga memantau kemungkinan ada tindak kriminal dan kekerasan di dalam bus. “Tindak kejahatan di dalam bus juga bisa terdeteksi. Apalagi akhir-akhir ini tindak kejahatan di Yogyakarta tergolong meningkat,” katanya.
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) DIY Budi Antono mengungkapkan, pemasangan CCTV di dalam bus menjadi salah satu program pengadaan dinas yang dipimpinnya. Sejauh ini dari 74 unit Trans Jogja hanya tiga yang dipasangi CCTV. Alat yang sudah dipasang merupakan bantuan dari pemerintah pusat. “Tahun 2014, sudah mulai dipasang CCTV di tiga bus untuk uji coba,” ujarnya.
Menurut dia, pemasangan CCTV di tiga unit Trans Jogja tersebut sangat efektif memantau perilaku sopir beserta aktivitas di dalam bus. “Jadi semua aktivitas sopir bisa terpantau dari kantor,” kata Anton, sapaan akrab Budi Antono. Anton mengamini keberadaan CCTV penting untuk memantau perilaku sopir. Dia sendiri pernah memiliki pengalaman mendapati sopir ugalugalan.
Bahkan, bus yang dikemudikan si sopir tanpa menyalakan lampu. Anton melaporkan kejadian itu secara resmi kepada operator PT JTT. Sayangnya, laporan yang disampaikan tidak dipercaya. “Laporan saya tidak dipercaya. Mosok saya, seorang kepala dinas membuat laporan palsu? Mengarang cerita? Kalau ada CCTV itu kan ada bukti jelas,” kata Anton.
Agar kejadian tersebut tidak terulang, Dishubkominfo DIY berkomitmen memasangi CCTV pada armada Trans Jogja. Pemda akan mengupayakan anggaran dari APBD DIY untuk pengadaan CCTV di puluhan bus Trans Jogja. Apalagi pengadaan CCTV di dalam Trans Jogja ini sudah mendapat dukungan dari legislatif. Lebih lanjut Anton mengatakan, Dishubkominfo DIY juga menerapkan Intelligence Traffic System (ITS). Ada pemasangan GPS di 74 armada.
Dari situ bisa dipantau bus mana yang beroperasi, bus mana yang menyalahi jalur, serta waktu tunggu bagi penumpang. “Ini program jangka panjang. Sedang kami mulai,” kata Anton.
Ridwan ashori
Bukan hanya soal armadanya, sikap para sopir Trans Jogja pun harus ikut dibenahi. Banyak warga mengeluh bahwa sopir bus Trans Jogja masih kerap ugalugalan di jalanan. Tidak jarang pula melanggar tata tertib lalu lintas.
“Banyak laporan dari warga, sopir (bus Trans Jogja) masih ugal-ugalan, kebut-kebutan,” ungkap Anggota Komisi C DPRD DIY Chang Wendryanto, kemarin. Keluhan seputar perilaku pengemudi Trans Jogja tidak hanya diterima wakil rakyat. Warga juga sering mengungkapkan kegelisahannya di media sosial. Mereka menginginkan agar sopir bisa lebih santun dalam mengemudikan armada yang dioperatori PT Jogja Tugu Trans (JTT) itu.
Masyarakat juga meminta pelayanan Trans Jogja ditingkatkan mengingat operasionalnya disubsidi oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DIY. Karena itu, Chang meminta di dalam bus dipasangi closed-circuit television (CCTV) yang dapat memantau gerakgerik pengemudi. Dengan demikian, Pemda DIY maupun operator memiliki bukti untuk memberi sanksi kepada sopir bersangkutan.
“Perlu dipasang CCTV agar p3rilaku sopir terpantau. Sopir ugalugalan membahayakan penumpang,” kata politikus PDIP asal Kota Yogyakarta itu. Keberadaan CCTV diyakini memiliki manfaat banyak. Selain mengetahui perilaku sopir, juga memantau kemungkinan ada tindak kriminal dan kekerasan di dalam bus. “Tindak kejahatan di dalam bus juga bisa terdeteksi. Apalagi akhir-akhir ini tindak kejahatan di Yogyakarta tergolong meningkat,” katanya.
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) DIY Budi Antono mengungkapkan, pemasangan CCTV di dalam bus menjadi salah satu program pengadaan dinas yang dipimpinnya. Sejauh ini dari 74 unit Trans Jogja hanya tiga yang dipasangi CCTV. Alat yang sudah dipasang merupakan bantuan dari pemerintah pusat. “Tahun 2014, sudah mulai dipasang CCTV di tiga bus untuk uji coba,” ujarnya.
Menurut dia, pemasangan CCTV di tiga unit Trans Jogja tersebut sangat efektif memantau perilaku sopir beserta aktivitas di dalam bus. “Jadi semua aktivitas sopir bisa terpantau dari kantor,” kata Anton, sapaan akrab Budi Antono. Anton mengamini keberadaan CCTV penting untuk memantau perilaku sopir. Dia sendiri pernah memiliki pengalaman mendapati sopir ugalugalan.
Bahkan, bus yang dikemudikan si sopir tanpa menyalakan lampu. Anton melaporkan kejadian itu secara resmi kepada operator PT JTT. Sayangnya, laporan yang disampaikan tidak dipercaya. “Laporan saya tidak dipercaya. Mosok saya, seorang kepala dinas membuat laporan palsu? Mengarang cerita? Kalau ada CCTV itu kan ada bukti jelas,” kata Anton.
Agar kejadian tersebut tidak terulang, Dishubkominfo DIY berkomitmen memasangi CCTV pada armada Trans Jogja. Pemda akan mengupayakan anggaran dari APBD DIY untuk pengadaan CCTV di puluhan bus Trans Jogja. Apalagi pengadaan CCTV di dalam Trans Jogja ini sudah mendapat dukungan dari legislatif. Lebih lanjut Anton mengatakan, Dishubkominfo DIY juga menerapkan Intelligence Traffic System (ITS). Ada pemasangan GPS di 74 armada.
Dari situ bisa dipantau bus mana yang beroperasi, bus mana yang menyalahi jalur, serta waktu tunggu bagi penumpang. “Ini program jangka panjang. Sedang kami mulai,” kata Anton.
Ridwan ashori
(ars)