Operasi Pasar Beras di Tegal Kotor dan Busuk
A
A
A
TEGAL - Beras program Operasi Pasar Khusus (OPK) dari Bulog yang diterima warga Desa Karangjati, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal, kondisinya tidak layak konsumsi. Warga pun ramai-ramai mengembalikannya ke balai desa setempat, Kamis (8/1/2015).
Warga berdatangan ke balai desa setempat dengan membawa serta beras yang sudah mereka ambil sehari sebelumnya. Pengamatan sindonews.com, kondisi beras terlihat kotor dan berwarna kuning kecoklatan.
Selain itu, kondisnya juga banyak yang pecah dan berbau tidak sedap. Salah satu warga penerima Sutrisno (65) mengaku membeli beras OPK sebanyak satu karung berukuran 15 kilogram (kg). Harga per kg sebesar Rp 1.600.
"Saya ambil kemarin, tapi baru dibuka hari ini. Ternyata kondisinya tidak layak konsumsi, kotor dan bau. Sebelumnya tidak pernah seperti ini," kata warga RT 08 RW 02, Desa Karangjati ini.
Menurut Sutrisno, tidak hanya dirinya yang mendapatkan beras dengan kondisi tidak layak konsumsi. Tetangga-tetangganya yang lain juga menerima beras dengan kondisi serupa. "Warga lain juga sama. Akhirnya, dikembalikan lagi," ujarnya.
Kepala Desa Karangjati Aedi Suhito juga membenarkan kondisi beras yang diterima warga memang tidak layak konsumsi. "Baunya busuk, banyak menir (beras yang sudah pecah). Mestinya untuk makanan bebek, daripada manusia," kata Aedi.
Menurut Aedi, beras pengganti beras untuk warga miskin (raskin) tersebut diterima dari Gudang Bulog Larangan, Kecamatan Kramat, sejak Jumat (2/1/2015). Namun beras baru didistribusikan ke warga penerima pada Rabu (7/1/2015).
Warga penerima mengambil sendiri ke balai desa. "Saya dapat laporan dari warga kalau kondisinya rusak mulai kemarin (Rabu)," ungkapnya.
Setelah menerima laporan warga, Aedi langsung menginstruksikan ketua RT untuk menarik beras dari warga penerima untuk dikumpulkan. Nantinya beras akan dikembalikan ke Bulog untuk diganti dengan beras yang baru. "Kami mohon dari Bulog untuk mengganti dengan beras yang layak konsumsi," tandasnya.
Di Desa Karangjati, jumlah beras OPK yang diterima dari Bulog sebanyak 281 karung kecil dengan satu karung berisi 15 kg. Beras dari stok Cadangan Beras Pemerintah (CDP) tersebut diperuntukkan untuk 283 rumah tangga sasaran (RTS).
Warga berdatangan ke balai desa setempat dengan membawa serta beras yang sudah mereka ambil sehari sebelumnya. Pengamatan sindonews.com, kondisi beras terlihat kotor dan berwarna kuning kecoklatan.
Selain itu, kondisnya juga banyak yang pecah dan berbau tidak sedap. Salah satu warga penerima Sutrisno (65) mengaku membeli beras OPK sebanyak satu karung berukuran 15 kilogram (kg). Harga per kg sebesar Rp 1.600.
"Saya ambil kemarin, tapi baru dibuka hari ini. Ternyata kondisinya tidak layak konsumsi, kotor dan bau. Sebelumnya tidak pernah seperti ini," kata warga RT 08 RW 02, Desa Karangjati ini.
Menurut Sutrisno, tidak hanya dirinya yang mendapatkan beras dengan kondisi tidak layak konsumsi. Tetangga-tetangganya yang lain juga menerima beras dengan kondisi serupa. "Warga lain juga sama. Akhirnya, dikembalikan lagi," ujarnya.
Kepala Desa Karangjati Aedi Suhito juga membenarkan kondisi beras yang diterima warga memang tidak layak konsumsi. "Baunya busuk, banyak menir (beras yang sudah pecah). Mestinya untuk makanan bebek, daripada manusia," kata Aedi.
Menurut Aedi, beras pengganti beras untuk warga miskin (raskin) tersebut diterima dari Gudang Bulog Larangan, Kecamatan Kramat, sejak Jumat (2/1/2015). Namun beras baru didistribusikan ke warga penerima pada Rabu (7/1/2015).
Warga penerima mengambil sendiri ke balai desa. "Saya dapat laporan dari warga kalau kondisinya rusak mulai kemarin (Rabu)," ungkapnya.
Setelah menerima laporan warga, Aedi langsung menginstruksikan ketua RT untuk menarik beras dari warga penerima untuk dikumpulkan. Nantinya beras akan dikembalikan ke Bulog untuk diganti dengan beras yang baru. "Kami mohon dari Bulog untuk mengganti dengan beras yang layak konsumsi," tandasnya.
Di Desa Karangjati, jumlah beras OPK yang diterima dari Bulog sebanyak 281 karung kecil dengan satu karung berisi 15 kg. Beras dari stok Cadangan Beras Pemerintah (CDP) tersebut diperuntukkan untuk 283 rumah tangga sasaran (RTS).
(lis)