Butuh Penanganan Ekstra Angkat Black Box
A
A
A
KALIMANTAN - Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Nurcahyo Utomo meragukan keberadaan black box di dalam ekor pesawat AirAsia QZ8501 yang berhasil ditemukan Tim Gabungan Basarnas.
Menurutnya, kotak hitam atau black box belum bisa dipastikan berada di bagian ekor itu. Jika telah ditemukan pun, kotak hitam tersebut masih perlu mendapatkan penanganan khusus.
"Sebab, garam air laut dapat membuat black box karatan," ujar Investigator KNKT Nurcahyo Utomo, kepada wartawan, di Lanud Iskandar Pangkalan Bun, Kamis (8/1/2015).
Ditambahkan dia, setelah ditemukan, black box akan ditempatkan khusus dan harus direndam dengan air tawar agar tidak bersinggungan dengan udara. "Penanganan itu mesti dilakukan saat dikirim ke Jakarta untuk diteliti," terangnya.
Black box sendiri, biasanya berwarna oranye. Terdiri dari dua alat perekam, yakni Fligh Data Recorde (FDR) dan Voice Cockpit Recorder (VCR). Black box sendiri didesain untuk tahan terhadap guncangan, anti terhadap api, dan tidak mudah rusak meski terkena ledakan.
"Berita yang beredar black box tahan bakar sampai suhu 1000 derajat. Tahan banting. Umumnya black box terdapat pada ekor pesawat. Terutama di sebalah kanan ekor pesawat. Sebelah kanan posisi," jelasnya.
KNKT, kata Nurcahyo, sejak 2009 sudah memiliki laboratorium untuk meneliti black box. Para ahli investigasi untuk membaca rekaman black box juga sudah mumpuni.
"Kasus Sukhoi Superjet 100 (kecelakaan di Gunung Salah), black box terbakar, tapi kita masih bisa baca. Lion tercebur di Bali, (black boxnya) kita masih bisa baca," pungkasnya.
Menurutnya, kotak hitam atau black box belum bisa dipastikan berada di bagian ekor itu. Jika telah ditemukan pun, kotak hitam tersebut masih perlu mendapatkan penanganan khusus.
"Sebab, garam air laut dapat membuat black box karatan," ujar Investigator KNKT Nurcahyo Utomo, kepada wartawan, di Lanud Iskandar Pangkalan Bun, Kamis (8/1/2015).
Ditambahkan dia, setelah ditemukan, black box akan ditempatkan khusus dan harus direndam dengan air tawar agar tidak bersinggungan dengan udara. "Penanganan itu mesti dilakukan saat dikirim ke Jakarta untuk diteliti," terangnya.
Black box sendiri, biasanya berwarna oranye. Terdiri dari dua alat perekam, yakni Fligh Data Recorde (FDR) dan Voice Cockpit Recorder (VCR). Black box sendiri didesain untuk tahan terhadap guncangan, anti terhadap api, dan tidak mudah rusak meski terkena ledakan.
"Berita yang beredar black box tahan bakar sampai suhu 1000 derajat. Tahan banting. Umumnya black box terdapat pada ekor pesawat. Terutama di sebalah kanan ekor pesawat. Sebelah kanan posisi," jelasnya.
KNKT, kata Nurcahyo, sejak 2009 sudah memiliki laboratorium untuk meneliti black box. Para ahli investigasi untuk membaca rekaman black box juga sudah mumpuni.
"Kasus Sukhoi Superjet 100 (kecelakaan di Gunung Salah), black box terbakar, tapi kita masih bisa baca. Lion tercebur di Bali, (black boxnya) kita masih bisa baca," pungkasnya.
(san)