Tanggul Titik 73 Jebol Lagi, Rumah Warga Terendam Lumpur
A
A
A
SIDOARJO - Untuk kesekian kalinya, tanggul di titik 73 Desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, jebol lagi. Imbasnya, rumah warga Gempolsari yang berjarak sekitar 500 meter dari tanggul lumpur kembali terendam lumpur.
Jebolnya tanggul lumpur tersebut akibat hujan deras yang mengguyur kawasan Porong dan sekitarnya dalam beberapa hari ini. Ditambah lagi, kondisi tanggul lumpur titik 73 memang belum sepenuhnya kuat menahan beban lumpur yang berada di kolam.
Sebenarnya, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) sudah berupaya memperkuat tanggul titik 73. Selain itu, juga sudah membuat kolam lumpur baru dengan membangun tanggul di kawasan Kedungbendo ke arah Gempolsari.
Kondisi lumpur di kolam penampungan yang semakin meninggi akibat volume air hujan membuat tanggul tak mampu menahan beban. Tanggul diketahui jebol menjelng maghrib yang membuat warga Gempolsari panik karena lumpur langsung masuk ke dalam rumah.
Warga terpaksa kembali mengungsi ke Balai Desa setempat karena genangan lumpur semakin meninggi. Apalagi belum ada jaminan dari BPLS terkait kapan tanggul yang jebol bisa segera diperbaiki, mengingat kondisi jalan menuju lokasi tanggul yang jebol sulit untuk dilewati.
"Kami terpaksa mengungsi lagi ke balai desa, air lumpur yang menggenangi rumah kami terus meninggi," ujar Sukastri, salah satu warga Gempolsari yang rumahnya terendam lumpur.
Sulastri menambahkan, warga sebenarnya sudah kesal menghadapi kondisi seperti ini. Sebab, jika tanggul lumpur jebol rumah mereka akan tergenang. Sedangkan, sampai saat ini belum ada kejelasan kapan ganti rugi warga akan dibayar.
Untuk itulah, warga berharap agar BPLS segera memperkuat tanggul agar tidak jebol sehingga tidak membuat mereka panik. "Kondisi kami serba sulit, ganti rugi belum dibayar tapi kalau tanggul jebol lumpur menggenangi rumah dan terpaksa mengungsi," keluh Sulastri.
Humas BPLS Dwinanto Hesti Prasetyo mengaku jebolnya tanggul dikarenakan derasnya hujan yang turun disekitar tanggul penahan lumpur. Aliran air dan lumpur mengarah ke pemukiman warga di Desa Gempolsari dan desa lainnya.
"Ketinggian air lumpur yang menggenangi pemukiman warga Gempolsari selutut orang dewasa," jelasnya.
Dwinanto menambahkan, pihaknya berupaya agar tanggul penahan lumpur bisa segera diperbaiki. Sedangkan untuk air lumpur yang menggenangi pemukiman warga, BPLS akan memompa ke Sungai Ketapang menggunakan pompa air.
Jebolnya tanggul lumpur tersebut akibat hujan deras yang mengguyur kawasan Porong dan sekitarnya dalam beberapa hari ini. Ditambah lagi, kondisi tanggul lumpur titik 73 memang belum sepenuhnya kuat menahan beban lumpur yang berada di kolam.
Sebenarnya, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) sudah berupaya memperkuat tanggul titik 73. Selain itu, juga sudah membuat kolam lumpur baru dengan membangun tanggul di kawasan Kedungbendo ke arah Gempolsari.
Kondisi lumpur di kolam penampungan yang semakin meninggi akibat volume air hujan membuat tanggul tak mampu menahan beban. Tanggul diketahui jebol menjelng maghrib yang membuat warga Gempolsari panik karena lumpur langsung masuk ke dalam rumah.
Warga terpaksa kembali mengungsi ke Balai Desa setempat karena genangan lumpur semakin meninggi. Apalagi belum ada jaminan dari BPLS terkait kapan tanggul yang jebol bisa segera diperbaiki, mengingat kondisi jalan menuju lokasi tanggul yang jebol sulit untuk dilewati.
"Kami terpaksa mengungsi lagi ke balai desa, air lumpur yang menggenangi rumah kami terus meninggi," ujar Sukastri, salah satu warga Gempolsari yang rumahnya terendam lumpur.
Sulastri menambahkan, warga sebenarnya sudah kesal menghadapi kondisi seperti ini. Sebab, jika tanggul lumpur jebol rumah mereka akan tergenang. Sedangkan, sampai saat ini belum ada kejelasan kapan ganti rugi warga akan dibayar.
Untuk itulah, warga berharap agar BPLS segera memperkuat tanggul agar tidak jebol sehingga tidak membuat mereka panik. "Kondisi kami serba sulit, ganti rugi belum dibayar tapi kalau tanggul jebol lumpur menggenangi rumah dan terpaksa mengungsi," keluh Sulastri.
Humas BPLS Dwinanto Hesti Prasetyo mengaku jebolnya tanggul dikarenakan derasnya hujan yang turun disekitar tanggul penahan lumpur. Aliran air dan lumpur mengarah ke pemukiman warga di Desa Gempolsari dan desa lainnya.
"Ketinggian air lumpur yang menggenangi pemukiman warga Gempolsari selutut orang dewasa," jelasnya.
Dwinanto menambahkan, pihaknya berupaya agar tanggul penahan lumpur bisa segera diperbaiki. Sedangkan untuk air lumpur yang menggenangi pemukiman warga, BPLS akan memompa ke Sungai Ketapang menggunakan pompa air.
(lis)