Alasan Indonesia Terima Bantuan Asing Cari AirAsia

Selasa, 06 Januari 2015 - 15:11 WIB
Alasan Indonesia Terima Bantuan Asing Cari AirAsia
Alasan Indonesia Terima Bantuan Asing Cari AirAsia
A A A
JAKARTA - Sepuluh hari masa pencarian korban dan bangkai Pesawat AirAsia QZ8501 telah melibatkan setidaknya tujuh negara sahabat. Masing-masing negara diketahui menerjunkan kapal dan pesawat dengan alat pendeteksi canggih.

Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo menjelaskan, kehadiran pihak asing dalam misi pencarian tersebut murni keinginan dari masing-masing negara untuk membantu.

"Termasuk keberadaan militer Rusia yang memberikan bantuan berupa pesawat Beriev BE-200 dan 22 penyelam. Ini pertanyaan sensitif, saya hanya ingin menjawab, bahwa semua yang hadir di daerah operasi itu awal mulanya adalah, mereka berkeinginan untuk membantu kita," ujar Soelistyo, usai jumpa pers, di kantornya, Jalan Angkasa, Selasa (6/1/2015).

Disinyalir, unjuk kekuatan negara asing dalam misi pencarian pesawat nahas ini mempunyai motif lain. Namun, hal itu dibantahnya. Sebab, Indonesia pun kerap menawarkan bantuan dalam misi yang sama terhadap negara luar.

Soelistyo mengatakan, Keinginan dari militer Rusia yang ingin terlibat dalam proses pencarian pesawat AirAsia QZ 8501 telah direspon oleh Basarnas sebagai komando tim gabungan.

"Kemudian saya selaku pimpinan dalam misi operasi ini tentu bukan langsung ke saya. Ini (para pihak yang masuk) mesti lewat pintu, pintunya Kementerian Luar Negerri dalam rangka perizinan, Panglima TNI dalam rangka security-nya, flight approval kalau untuk pesawat ya Kementerian Perhubungan," jelasnya.

Bahkan, lanjut Soelistyo, keinginan negara asing yang mau terlibat dalam proses pencarian itu pun direspon cepat oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia. Dengan harapan, kata dia, proses pencarian bisa cepat dilakukan

"Jadi setelah itu kemudian mereka bergerak. Jadi antara permintaan kita atau bantuan itu saya pikir 50:50 gitu aja," tuturnya.

Dari tujuh negara seperti Malaysia, Singapura, Australia, Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, serta Rusia yang baru terlibat saat ini, pihaknya berharap proses pencarian dan evakuasi jenazah, serta pencarian bangkai pesawat termasuk pencarian kotak hitam (black box) bisa dirampungkan secepat mungkin.

Dia pun meminta masyarakat tidak mempunyai anggapan bahwa pihak Indonesia meminta segala sesuatu dari negara luar. Menurutnya, bantuan dari pihak luar saat terjadi musibah adalah hal yang wajar.

"Saya punya keinginan untuk mencapai hasil operasi yang optimal. Kita ingin alat kita lengkap supaya juga bisa segera diselesaikan, ya akhirnya dari dua hal itu munculah kehadiran mereka di sini," pungkasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8843 seconds (0.1#10.140)