Ribuan Unggas Mati Mendadak

Selasa, 06 Januari 2015 - 11:01 WIB
Ribuan Unggas Mati Mendadak
Ribuan Unggas Mati Mendadak
A A A
KULONPROGO - Ribuan unggas di Pedukuhan Sedan, Desa Sidorejo, Kecamatan Lendah mati secara mendadak dalam tiga hari belakangan.

Sebelum mati, unggas seperti ayam, burung puyuh, ataupun menthok ini terlihat kejang. Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kulonprogo masih me-lakukan penelitian untuk memastikan penyebab kematian unggas ini. Salah seorang pemilik unggas, Hariban Tri Prasetyo mengatakan, sekitar tiga hari lalu beberapa ayam dan menthok miliknya mati secara mendadak.

Takut akan menyerang burung puyuh yang ada di kandang, dia melakukan penyemprotan menggunakan desinfektan. Namun selang sehari, ribuan burung puyuh di kandang juga mati mendadak. “Dari sekitar 3.000 puyuh hanya tersisa sekitar 500 ekor saja,” ujar Hari. Menurutnya, kematian burung puyuh ini agak lain dari kejadian yang pernah dialaminya. Sebelum mati, puyuh ini tampak sehat dan tidak ada gejala sakit.

Sesaat sebelum mati, burung puyuh ini kejang-kejang dan langsung terkapar mati. “Seperti njongklek-njongklek kaya kejang dan langsung mati,” ucapnya. Untuk mengantisipasi penularan, warga mengumpulkan bangkai puyuh dan unggas ke dalam lubang. Unggas ini pun dibakar untuk selanjutnya ditimbun dengan tanah. Setiap bangkai puyuh ini muncul cairan seperti lendir dari mulutnya.

Warga berharap, dinas segera bertindak untuk melakukan penyelidikan atas kasus ini. Karena kalau terlambat, dikhawatirkan akan menyebar dan menyerang unggas di sekitarnya. Apalagi di wilayah ini banyak terdapat kandang unggas, baik puyuh maupun ayam petelur. “Kami kan lapor ke dinas, biar cepat tertangani,” ujar Budi.

Sementara itu Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kulonprogo Endang Purwaningrum mengaku belum mendapatkan informasi adanya unggas yang mati mendadak di Lendah. Namun dengan adanya informasi dari media, pihaknya akan langsung merespons. “Kami sudah minta petugas untuk mengecek kasus ini,” katanya.

Dinas, ujar dia, belum bisa memastikan penyebab kematian ini. Pihaknya akan melakukan pemeriksaan bekerja sama dengan Balai Besar Veteriner (BBVET) untuk memastikan jenis virusnya. “Untuk memastikan penyebab, butuh penelitian. Tidak bisa dengan melihat ciri fisik unggas yang mati,” ujarnya.

Diakuinya pada musim penghujan, unggas memang rawan terserang penyakit. Salah satu cara untuk mengantisipasi adalah dengan menyemprotkan cairan desinfektan pada kandang minimal sekali dalam setiap pekan.

Unggas yang mati juga harus dibakar dan dikubur. Sedangkan peternak harus menjaga kebersihan dan harus mencuci tangan ketika melakukan kontak dengan unggas mati.

Kuntadi
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4468 seconds (0.1#10.140)