Tingkatkan Koordinasi dengan Instansi Lain

Minggu, 04 Januari 2015 - 11:31 WIB
Tingkatkan Koordinasi...
Tingkatkan Koordinasi dengan Instansi Lain
A A A
MENGAKHIRI 2014 lalu, tepatnya 30 Desember 2014, Kolonel Laut (P) Erwin S Aldedharma diberikan kepercayaan memimpin Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Palembang

Lanal Palembang masuk jajaran di Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) III Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar). Wilayah Sumsel selama ini mencatat zero perompak, yang tentunya menghadirkan tantangan tersendiri bagi Erwin untuk mempertahankan bahkan meningkatkannya.

Pria yang sudah 23 tahun menjadi bagian TNI AL, resmi menjabat Danlanal Palembang ke- 29, pada sertijab Selasa (30/12/214). Dengan jabatan barunya ini, pria kelahiran Surabaya, 5 Mei 1970 ini berkomitmen, tak hanya akan memperkuat kerjasama dan kordinasi dengan instansi militer maupun sipil, namun secara internal pun diantaranya tak akan melupakan peran penting keberadaan prajurit Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal), yang merayakan hari jadinya pada 5 Januari.

Bagaimana program dan rencana Danlanal Palembang ke depan, berikut reporterKORAN SINDO PALEMBANG, Retno Palupi berhasil mewawancarainya, baru – baru ini.

Baru saja disertijab, mungkin sudah ada pemetaan di tempat baru?

Tentu saja saya sangat berkesan dan senang berada di sini. Apresiasi yang besar kepada keluarga besar Lanal Palembang yang menyambut dengan sangat baik, terutama kepada pejabat sebelumnya yakni Kolonel Laut (P) I.G Merta Yasa. Sebagaimana pejabat baru disuatu tempat, saya akan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi di tempat yang baru ini.

Saat sertijab Anda diminta mempererat kerjasama dan koordinasi dengan instansi lain?

Benar. Seperti yang ditekankan Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Danlantamal) III Laksamana Pertama Aguk Dwi Wahyu, memang benar kita tak akan mungkin bekerja sendiri.

Walaupun memang TNI AL merupakan instansi militer yang mempunyai tugas dan tanggung jawabnya di marka laut, namun sebagian tugas dilakukan di darat, oleh karenanya perlu koordinasi dengan institusi samping atas dan bawah. Itulah yang ditekankan oleh pimpinan, dimana koordinasi dan kerjasama harus kuat baik sesama instansi militer maupun sipil. Hal tersebut harus diteruskan dan ditingkatkan dengan lebih baik lagi sesuai dengan tugas pokok yang ada.

Sudah memantau langsung situasi kelautan di wilayah Lanal Palembang?

Kebetulan Lantamal III membawahi beberapa lanal yang diantaranya merupakan Lanal Palembang. Saya memang sempat menjabat Asiten Operasi di Lantamal III Jakarta, yang membawahi Provinsi Sumsel dan Jambi. Sedikit banyak saya memantau Lanal Palembang. Kendati demikian, meski pernah tahu namun saya belum terjun langsung sehingga masih banyak yang harus saya pelajari di sini. Sejauh ini kita melihat kondisi perairan Sumseldan Jambi masih terbilang kondusif, meskipun dikelilingi oleh banyak perairan.

Wilayah lanal Palembang dinyatakan nol pelanggaran dan bebas dari perompakan. Bagaimana pendapat Anda?

Hal itu menunjukkan situasi perairan Sumseldan Jambi terbilang kondusif. Kendati demikian, prestasi ini harus dipertahankan bahkan diupayakan dapat lebih ditingkatkan. Keamanan wilayah harus ditingkatkan apalagi saat ini sudah tergolong berjalan cukup baik. Terlebih kondisi perekonomian di Sumsel juga ikut dipengaruhi keamanan arus perairan. Untuk itu saya juga mengharapkan adanya kerjasama tim yang dapat berjalan baik diantaranya dengan unsur TNI dan Polri, pemerintah dan masyarakat Palembang.

Setelah 23 tahun, pengalaman apa saja yang Anda dapatkan? Terutama saat menjabat Komandan KRI Hasanudin-366 dan Komandan KRI Nala 363?

Saya bersyukur, berbagai hal saya dapatkan dimana pun bertugas. Namun sewaktu menjabat Komandan KRI tersebut sebenarnya tak jauh berbeda dengan saat saya menjabat posisi lainnya. Sebab kita bertugas untuk mengamankan wilayah perairan NKRI, sehingga kita menjalankan sesuai dengan tugas pokok dan perencanaan yang sudah diberikan. Semua itu untuk pengamanan perairan dari segala macam tindak ilegal baik itu yang bertentangan dengan dasar hukum nasional, maupun internasional yang berlaku. Karena di laut itu, berlaku dua hukum baik nasional maupun internasional.

Dalam peristiwa Ambalat, bagaimana peranan KRI Hasanudin saat itu?

Masih lekat dalam ingatan saya yakni saat menjabat Komandan KRI Hasanudin. Ada pengalaman khusus saat ketegangan RIMalaysia dalam peristiwa Ambalat. Pada saat itu, sedang ramai-ramainya peristiwa di Ambalat, yang mana KRI Untung Suropati bersama KRI lainnya termasuk KRI Hasanudin ikut melakukan pemantauan dan pengamanan.

Memang bukan hanya ada KRI Untung Suropati, namun ada sejumlah KRI lainnya. Kami sendiri ditugaskan untuk memantau dari jauh dalam pengamanannya dengan berkordinasi dengan KRI lainnya. Selama 23 tahun saya berdinas, kalau dibilang banyak pengalaman yang cukup berharga.

Selama berdinas, hampir 80 % saya habiskan waktu di atas kapal. Semua pengalaman itu saya jadikan pelajaran untuk dapat melaksanakan tugas dengan lebih lagi saat ini di Lanal Palembang dan mudah-mudahan di masa akan datang.

Momentum HUT Kowal 5 Januari, bagaimana penguatannya terutama di wilayah Lanal Palembang?

Benar HUT Kowal diperingati setiap 5 Januari. Karena baru disertijab saya memang belum tahu detail komposisi Kowal di Lanal Palembang. Namun dikaitkan dengan HUT Kowal kami berkomitmen dengan apa yang sudah digariskan oleh pimpinan.

Sudah waktunya kita mengesampingkan perbedaan genderkarena juga toh, pimpinana sudah menggariskan bahwa Kowal itu memiliki berbagai posisi dan tempat yang strategis. Dalam arti peranan dan fungsi prajurit Kowal memiliki peranan yang penting dalam penuagsan sehari-hari.

Ke depan, akan banyak kegiatan-kegiatan yang bergubungan dengan kekuatan Kowal?

Untuk yang paling dekat, kita akan peringati HUT Kowal 5 Januari 2015 ini. Ada beberapa kegiatan yang memang sudah direncanakan oleh Danlanal sebelum saya, dan kami siap melaksanakannya. Ke depan tak menutup kemungkinan, jika memang peran dan fungsi Kowal banyak dibutuhkan maka saya tidak akan menutup kemungkinan itu.

Kami membuka selebar-lebarnya agar prajurit Kowal dapat berpartisipasi dalam melaksanakan tugasnya. Kita mendukung Kowal dalam berkarir sebagaimana perintah dari atasan. Sesuai garis dari pimpinan, memberikan perlakuan dan kesempatan bagi jajaran Kowal yang setara dengan prajurit lainnya. Keberadaan para prajurit Kowal dalam pengabdiannya selalu berpegang teguh pada kode etik, jiwa korsa dan tuntutan profesionalitas sesuai standar kompetensi yang dipersyaratkan.

Bertambah umur Kowal, diharapkan Kowal dapat bertindak profesional dalam menyikapi berbagai perkembangan lingkungan strategis global, regional dan nasional untuk dapat menentukan arah terbaik bagi organisasi.

Kembali ke belakang, bagaimana awalnya dapat menjadi prajurit TNI AL?

Awalnya, orang tua sempat berat melepas saat akan mengikuti pendidikan di Magelang. Sebab saya memang merupakan anak pertama, namun karena ini memang merupakan panggilan jiwa dan jalan yang diberikan untuk saya, akhirnya orang tua mengizinkan. Saat lulus SMA, saya mendapat panggilan di Teknik Kelautan Institut Teknologi Surabaya (ITS) sehingga berkesempatan menjadi sarjana.

Saya sempat bimbang, tapi akhirnya saya membulatkan tekad menempuh pendidikan menjadi taruna di AAL.
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1586 seconds (0.1#10.140)