Kota Pekalongan Masih Tergenang
A
A
A
PEKALONGAN - Genangan air akibat banjir dan hujan deras yang terjadi Jumat (2/1) malam di Kota Pekalongan masih terlihat, kemarin. Sejumlah ruas jalan dan pemukiman penduduk terendam air.
Pantauan KORAN SINDO hingga kemarin siang, air masih menggenangi sejumlah wilayah di Kota Pekalongan. Di Jalan Kusuma Bangsa air terlihat menutup jalan protokol yang terdapat di Kecamatan Pekalongan Utara itu hingga ketinggian lutut orang dewasa.
Beberapa pengguna motor juga terlihat menuntun motornya yang mogok akibat nekat menerobos genangan air itu. Mapolsekta Pekalongan Utara juga terlihat masih basah akibat genangan air tersebut. Bahkan, salah satu madrasah iptidaiyah (MI) setempat juga masih terlihat terendam air.
“Air masuk ruang kelas Jumat malam sekitar pukul 18.00 WIB. Sebab, hujan deras kemarin,” kata Wagiman, 50, penjaga sekolah MI Sudirman itu. Akibat banjir itu almari yang berisibukupaketterpaksadinaikkan ke atas meja untuk menghindarikerusakan. Jumatmalam air sudah menggenangi sekolah tersebut hingga sekitar lutut orang dewasa.
“Biasanya kalau tidak ada hujan lagi, genangan air bisa sampai tiga hari. Tapi kalau hujan lagi bisa tambah lama dan masuk sampai ke kelas yang sudah ditinggikan juga. Jadi, masih tetapwaswas,” paparnya. Untung saja saat ini sedang berlangsung musim liburan sekolah sehingga tidak mengganggu proses kegiatan belajar-mengajar.
“Tapi Senin nanti sudah mulai masuk sekolah. Total ada 13 kelas, tapi yang sudah ditinggikan baru sebagian saja,” ujar Wagiman. Rasmonah, 60, warga Desa Salammanis, Kelurahan Kandang Panjang, Kecamatan Pekalongan Utara mengungkapkan air masuk rumahnya Jumat malam melalui dapur rumahnya. Air baru berangsur surut sekitar pukul 24.00 WIB.
“Sama, air masuk sekitar jam 18.00 WIB tapi mulai surut sekitar jam 24.00 WIB. Sekarang (kemarin siang) sih aman, tapi kalau hujan ya bisa tergenang lagi,” ujarnya. Ketua RT.3/I Kelurahan Tirto, Kecamatan Pekalongan Barat, mengungkapkan, hingga kini air masih menggenangi permukiman di lingkungannya. “Ketinggian air rata-rata antara 20-40 cm. Kalau Jumatnya lebih,” ucapnya.
Banjir di lingkungannya itu diduga akibat Sungai Bremi dan Meduri yang meluap akibat pendangkalan. “Sebab, dasar sungai tersebut sudah mulai dangkal. Jadi, kemungkinan penyebabnya itu sehingga airnya meluap. Kalau Sungai Bremi meluapnya ke timur membanjiri kami. Kalau Sungai Meduri meluap, membanjiri Kelurahan Pasirsari, Kecamatan Pekalongan Barat dan Desa Tegaldowo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan,” paparnya.
Kasi Kesiapsiagaan BPBD Hengky Sulistiyohadi membenarkan hal itu saat dikonfirmasi. Wilayah yang masih terendam genangan air terdapat di Kecamatan Pekalongan Utara dan Kecamatan Pekalongan Barat.
“Kebanyakan di Kecamatan Pekalongan Utara sebab ditambah dengan adanya air rob. Sehingga menyebabkan air tergenang, seperti di Kelurahan Bandengan, Jlamprang, Klego. Rata-rata ketinggian air sekitar 30 cm,” ungkapnya.
Banjir Jepara
Banjir juga melanda sebagian wilayah Kecamatan Tayu, Pati. Banjir dipicu meluapnya sungai Tayu, akibat hujan deras yang mengguyur sejak Jumat (2/1) sore. Sejumlah desa yang terkena luapan air tersebut, antara lain desa Margomulyo, Jepat kidul, Dororejo, Tanggulsari, dan Kedungsari." Beberapa rumah warga tergenang air," ujar Khoirul, salah satu warga Dororejo.
Sementara di Bakalan, Kalinyamatan Jepara, air sungai yang meluap pada Jumat (2/1) malam kemarin siang mulai menyusut."Namun demikian, jika hujan deras lagi tentu kita was-was," ujar Arif, warga Bakalan.
Banjir pada Jumat malam tersebut juga membuat jalur utama Jepara-Demak sempat dialihkan melalui Kudus. Sebab di desa Robayan, Kalinyamatan, muncul genangan air yang cukup tinggi.
Prahayuda febrianto/ Muh slamet
Pantauan KORAN SINDO hingga kemarin siang, air masih menggenangi sejumlah wilayah di Kota Pekalongan. Di Jalan Kusuma Bangsa air terlihat menutup jalan protokol yang terdapat di Kecamatan Pekalongan Utara itu hingga ketinggian lutut orang dewasa.
Beberapa pengguna motor juga terlihat menuntun motornya yang mogok akibat nekat menerobos genangan air itu. Mapolsekta Pekalongan Utara juga terlihat masih basah akibat genangan air tersebut. Bahkan, salah satu madrasah iptidaiyah (MI) setempat juga masih terlihat terendam air.
“Air masuk ruang kelas Jumat malam sekitar pukul 18.00 WIB. Sebab, hujan deras kemarin,” kata Wagiman, 50, penjaga sekolah MI Sudirman itu. Akibat banjir itu almari yang berisibukupaketterpaksadinaikkan ke atas meja untuk menghindarikerusakan. Jumatmalam air sudah menggenangi sekolah tersebut hingga sekitar lutut orang dewasa.
“Biasanya kalau tidak ada hujan lagi, genangan air bisa sampai tiga hari. Tapi kalau hujan lagi bisa tambah lama dan masuk sampai ke kelas yang sudah ditinggikan juga. Jadi, masih tetapwaswas,” paparnya. Untung saja saat ini sedang berlangsung musim liburan sekolah sehingga tidak mengganggu proses kegiatan belajar-mengajar.
“Tapi Senin nanti sudah mulai masuk sekolah. Total ada 13 kelas, tapi yang sudah ditinggikan baru sebagian saja,” ujar Wagiman. Rasmonah, 60, warga Desa Salammanis, Kelurahan Kandang Panjang, Kecamatan Pekalongan Utara mengungkapkan air masuk rumahnya Jumat malam melalui dapur rumahnya. Air baru berangsur surut sekitar pukul 24.00 WIB.
“Sama, air masuk sekitar jam 18.00 WIB tapi mulai surut sekitar jam 24.00 WIB. Sekarang (kemarin siang) sih aman, tapi kalau hujan ya bisa tergenang lagi,” ujarnya. Ketua RT.3/I Kelurahan Tirto, Kecamatan Pekalongan Barat, mengungkapkan, hingga kini air masih menggenangi permukiman di lingkungannya. “Ketinggian air rata-rata antara 20-40 cm. Kalau Jumatnya lebih,” ucapnya.
Banjir di lingkungannya itu diduga akibat Sungai Bremi dan Meduri yang meluap akibat pendangkalan. “Sebab, dasar sungai tersebut sudah mulai dangkal. Jadi, kemungkinan penyebabnya itu sehingga airnya meluap. Kalau Sungai Bremi meluapnya ke timur membanjiri kami. Kalau Sungai Meduri meluap, membanjiri Kelurahan Pasirsari, Kecamatan Pekalongan Barat dan Desa Tegaldowo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan,” paparnya.
Kasi Kesiapsiagaan BPBD Hengky Sulistiyohadi membenarkan hal itu saat dikonfirmasi. Wilayah yang masih terendam genangan air terdapat di Kecamatan Pekalongan Utara dan Kecamatan Pekalongan Barat.
“Kebanyakan di Kecamatan Pekalongan Utara sebab ditambah dengan adanya air rob. Sehingga menyebabkan air tergenang, seperti di Kelurahan Bandengan, Jlamprang, Klego. Rata-rata ketinggian air sekitar 30 cm,” ungkapnya.
Banjir Jepara
Banjir juga melanda sebagian wilayah Kecamatan Tayu, Pati. Banjir dipicu meluapnya sungai Tayu, akibat hujan deras yang mengguyur sejak Jumat (2/1) sore. Sejumlah desa yang terkena luapan air tersebut, antara lain desa Margomulyo, Jepat kidul, Dororejo, Tanggulsari, dan Kedungsari." Beberapa rumah warga tergenang air," ujar Khoirul, salah satu warga Dororejo.
Sementara di Bakalan, Kalinyamatan Jepara, air sungai yang meluap pada Jumat (2/1) malam kemarin siang mulai menyusut."Namun demikian, jika hujan deras lagi tentu kita was-was," ujar Arif, warga Bakalan.
Banjir pada Jumat malam tersebut juga membuat jalur utama Jepara-Demak sempat dialihkan melalui Kudus. Sebab di desa Robayan, Kalinyamatan, muncul genangan air yang cukup tinggi.
Prahayuda febrianto/ Muh slamet
(ars)