Kue Cubit Lumer di Mulut

Sabtu, 27 Desember 2014 - 12:34 WIB
Kue Cubit Lumer di Mulut
Kue Cubit Lumer di Mulut
A A A
Singgah di Kota Bandung jangan lupakan kue cubit sebagai camilan. Manis legit jajanan kaki lima kini sedang booming di media sosial dan diburu orang. Terlebih muncul inovasi kue cubit cita rasa teh hijau komplet dengan taburan cokelat meses, biskuit oreo, nutella, hingga cokelat kitkat.

Tak sulit menemukan si imut manis ini. Jika Anda jalanjalan ke Kota Bandung, banyak sudut keramaian yang menawarkan dessert manis ini.

Sebut saja di Jalan Cisangkuy, depan Masjid Istiqomah, Merdeka depan Bandung Indah Plaza, Burangrang, hingga kawasan gaul Dago. Menilik tampilannya kue cubit tak jauh beda dengan kue balok atau kue pukis. Manis, kenyal, dan cita rasanya sederhana. Itu karena kue cubit memang tak banyak menggunakan bahan. Adonannya terdiri dari terigu, telur, serta gula. Tinggal ditambah penguat rasa, misalnya teh hijau yang sedang ramai diperbincangkan itu.

Dadang, salah satu pedagang kue cubit di Jalan Cisangkuy, bercerita awalnya dia hanya menjual kue cubit yang umum dijumpai, yakni manis dengan warna krem tanpa taburan. Namun setelah banyak kue cubit dengan rasa teh hijau atau green tea, dia pun mengubah tampilan dengan ornamen serupa. “Awalnya kanbanyak yang bertanya pengenkue cubit rasa green tea. Akhirnya saya mulai mencari resep dan bahannya. Sebenarnya tidak jauh beda dari sebelumnya. Adonannya hanya diberi bubuk green tea yang biasa digunakan untuk minuman,” ujar Dadang.

Kue cubit orisinil memang tak menggunakan tepung tambahan atau pewarna. Namun dalam sebulan terakhir dia merombak tampilan kue cubit dengan warna hijau menggoda. Tak lupa di atasnya diberi taburan biskuit oreo yang diremas menjadi potongan kecil. Selain oreo banyak juga yang menggemari kue cubit dengan taburan cokelat meses.

“Di beberapa tempat ada juga yang menggunakan cokelat putih batangan. Tapi harganya terlalu tinggi kalau dijual 12.000 per porsi atau per loyang. Akhirnya saya ngambilyang lebih murah aja, cokelat meses,” tambahnya. Uniknya, banyak orang memilih kue cubit dalam kondisi matang di bawah dan setengah matang di atas alias masih sedikit cair.

Saat dilahap kue ini pun seolah terasa creamy dan meleleh di mulut, apalagi saat taburan cokelatnya menyatu. Legit, gurih, dan lumer membuat siapa pun ketagihan. “Kalau kue cubit matang biasanya butuh enam menit, sedangkan untuk yang setengah matang semenit juga sudah bisa diangkat. Kebanyakan pemesan lebih memilih yang setengah matang, katanya sih lebih gurih,”terangnya.

Nabila, salah satu penggemar kue cubit green tea Cisangkuy mengaku mengetahui tren ini lewat media sosial Twitter dan Instagram. Untuk menjawab rasa penasarannya pelajar SMA 20 Bandung ini pun mulai memburu camilan lezat ini di sejumlah lokasi. “Pertama kali tahu yalewat Instagram. Banyak orang yang posting, kelihatannya kayak yang enak dan bikin aku ngeces. Akhirnya aku sama temen-temen memburu beberapa tempat yang biasa ngejual. Aku sih paling suka yang atasnya cokelat,” ceritanya.

Meski demam kue cubit green teatengah meng gejala, tak berarti kue cubit klasik dilupakan. Buktinya di depan Masjid Istiqomah dan perempatan Jalan Cimanuk masih dapat dijumpai kue cubit polos dengan warna krem. Selain disuguhkan dalam kondisi matang banyak pula pedagang yang menyajikan jajanan khas anak ini dengan bentuk jaring laba-laba.

Untuk tampilan yang satu ini tak sedikit juga yang menggandrungi. Bagi mereka yang tak suka dengan aroma mentah adonan terigu, kue cubit jaring laba-laba lebih digandrungi karena rasanya yang crunchy.

Di Kota Bandung kue cubit dijual dengan harga variatif. Ada yang membanderol Rp7.000 per enam buah. Ada pula yang menetapkan Rp12.000 per sebelas buah. Nah, selamat memburu kue cubit!

Dini Budiman
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6049 seconds (0.1#10.140)