Berdampak Terhadap Program Latihan

BANDUNG - Cuaca buruk yang belakangan melanda Kota Bandung cukup berpengaruh terhadap program latihan Persib Bandung.

Selain masalah tempat, pemilihan waktu latihan pun menjadi hal penting dalam program pramusim. Asisten Pelatih Persib Asep Sumantri mengatakan, lapangan futsal jadi pilihan utama dalam menggodok stamina para pemain ketika cuaca kurang mendukung. “Ya, kami sengaja gelar latihan di lapang futsal karena Lapangan Sidolig (Persib) agak becek karena diguyur hujan,” ujar Asep seusai memimpin latihan di Lapangan Futsal Ciujung, Kota Bandung, kemarin.

Meski cuaca Bandung sedang ekstrem, namun jadwal latihan skuat Persib tetap diplot dua kali setiap harinya, pagi dan sore. Hal itu sebagai upaya agar stamina Firman Utina dan kawan-kawan kembali bugar setelah cukup lama diistirahatkan. “Kita mulai meningkatkan intensitas latihan. Saat ini juga intensitas latihan sudah mulai meningkat ketimbang kemarin (Senin),” jelasnya.

Berlatih di lapangan futsal, lanjut Asep bukan berarti sentuhannya berkurang. Justru kata dia, cukup banyak hal positif diperoleh, seperti sentuhan bola yang lebih bagus dan conditioning lebih maksimal. “Sesuai dengan perintah Pak Djadjang (Nurdjaman), kita sengaja membuat pemain lelah. Karena dalam keadaan lelah, pemain harus tetap konsentrasi. Hasilnya, mereka masih bisa berkonsentrasi. Ini menunjukkan perkembangannya bagus,” katanya.

Dengan begitu dia berharap, dalam waktu dekat kondisi para pemain telah meningkat termasuk pemain yang belum hadir hingga saat ini, di antaranya Firman Utina, M Ridwan, Supardi Nasir, Ahmad Jufriyanto, Aron da Silva, Abdulrahman dan Vladimir Vujovic. “Mudah-mudahan besok bergabung. Jadi program latihan yang diterapkan berjalan dengan lancar,” harapnya.

Pada sesi latihan hari kedua pascapelaksanaan umrah, baru 13 pemain yang bergabung mengikuti program latihan. Di antaranya I Made Wirawan, Shahar Ginanjar, Tony Sucipto, Dias Angga Putra, Jajang Sukmara, Dedi Kusnandar, M Taufik, M Agung Pribadi, Sigit Hermawan, Hariono, Tantan, Atep, dan Rudiyana.

Muhammad Ginanjar