Awal Tahun Baru Plafon Diperbaiki

PALEMBANG - Kalangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palembang harus bersabar sampai awal tahun depan.

Pasalnya, Pemerintah Kota (Pem kot) Palembang melalui di nas terkaitnya, baru akan memperbaiki plafon yang jebol di ruang rapat paripurna DPRD Kota Palembang awal tahun depan. Dari informasi dihimpun KORAN SINDO PALEMBANG di lapangan, plafon ruang rapat paripurna DPRD Palembang sebagian jebol lantaran terkena terpaan angin dan hujan deras baru-baru ini.

Plafon yang berbahan gypsum tersebut tampak jebol di sisi timur dan utara, meski tidak membahayakan, namun terkesan merusak keindahan dan kenyamanan para wakil rakyat saat rapat paripurna. Sekretaris DPRD Kota Palembang Syaiful Anwar membenarkan, jebolnya dinding plafon terjadi beberapa hari lalu. Karena derasnya hujan dan kemungkinan besar ada air yang mengalir masuk ke dalam atap, membuat plafon tak kuat menampung hingga jebol.

“Saya bukan orang teknik, tapi melihat kerusakan itu, mungkin karena air masuk,” kata Syaiful usai mengikuti rapat paripurna dewan, kemarin. Ditambahkannya, kerusakan plafon itu telah di laporkan pihak kesekretariatan DPRD Kota Palembang ke Pemkot Palembang. Rencananya, awal tahun depan akan segera diperbaiki dan anggarannya telah diusulkan. “Ya, sudah di laporkan. Insya Allah, tahun depan akan segera diperbaiki. Biasalah kerusakan kecil,” ujarnya.

Menurutnya, keberadaan bangunan DPRD Palembang memang sudah selayaknya men dapat perawatan meski tidak terlalu besar. Sebab, gedung milik rakyat tersebut memang perlu mendapat perhatian setiap tahunnya. “Karena kondisi alam juga penyebabnya,” pungkasnya.

Anggota DPRD Palembang Anton Nurdin mengatakan, keberadaan bangunan DPRD Kota Palembang memang sudah harus mendapatkan perawatan lebih. Hal itu dilaksanakan Dinas PU Palembang.

“Itu Dinas PU yang memperbaikinya. Semua sudah dilaporkan ke mereka (Dinas PU) dan tahun depan kita harap pengawasan terhadap bangunan ini dapat lebih teliti lagi. Kalau bisa sebelum rusak ya, diperbaikilah,” katanya.

Muhammad Uzair