Cantik, Bonsai dari Kain Perca Batik

Minggu, 21 Desember 2014 - 10:46 WIB
Cantik, Bonsai dari Kain Perca Batik
Cantik, Bonsai dari Kain Perca Batik
A A A
SEMARANG - Limbah kain dan kertas bekas sudah sering kali dimanfaatkan sebagai bahan membuat barang-barang berguna, seperti tas, dompet, dan lainnya.

Ternyata tidak hanya itu, limbah kain perca dan kertas bekas juga bisa disulap menjadi bonsai dan pot yang sangat cantik. Seperti hasil kreasi siswa-siswi SMK Negeri 6 Semarang, kemarin. Mereka sukses membuat prakarya 500 bonsai dari kain perca batik dan 500 pot kertas bekas. Saat disatukan, bonsai diletakkan ke dalam pot, hasil kreasi para siswa itu sungguh indah dan menakjubkan.

Ide pemanfaatan kain perca batik dan kertas bekas berasal dari guru pelajaran prakarya dan kewirausahaan SMK Negeri 6, Ganjar Priadi lantaran melihat banyak limbah kain bekas di sekolahnya. Muncullah gagasan untuk memanfaatkan kain bekas itu menjadi sesuatu yang lebih berguna. Bonsai dinilai pas untuk dibuat dari barang-barang bekas tersebut karena karakteristiknya yang bisa dibentuk.

Ganjar kemudian mengumpulkan 15 guru prakarya dan kewirausahaan di sekolah yang terletak di Jalan Sidodadi Barat tersebut untuk menyatukan persepsi dan menyepakati membuat kreativitas berupa bonsai beserta potnya.

“Bonsai tersebut daunnya kami buat dari kain perca atau bekas batik yang menumpuk di sekitar sekolah, untuk batangnya dibuat dari kawat yang dililit kertas bekas. Agar kelihatan cantik diberi warna sesuai keinginan, misalnya daun diberi warna keemasan agar lebih indah,” kata Ganjar Priadi kepada wartawan kemarin. Ganjar menyebutkan, untuk satu karya bonsai menghabiskan Rp25.000 dan dibantu sebagian dari pihak sekolah.

Kreativitas para siswi SMK Negeri 6 Semarang mendapat apresiasi dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid). Direktur Leprid Paulus Pangka menilai kreativitas dari siswa SMK Negeri 6 Semarang sangat luar biasa karena belum pernah ada sebelumnya. “Kami menghargai dari sisi keunikan, kreativitas dan keorisinalan selain jumlahnya yang banyak,” ujar Paulus Pangka.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Bunyamin mengungkapkan untuk membuat sesuatu menjadi kreativitas perlu satu model. Ganjar Priadi adalah satu dari sekian guru yang kreatif. Dia mampu menghasilkan sesuatu dari limbah menjadi hasil karya yang tidak hanya bernilai edukatif tetapi juga ekonomis.

“Kreativitas ini kalau dikembangkan, sejalan dengan visi SMK. Anak murid di SMK dididik pola tidak hanya dari sisi akademis, edukatif tetapi juga unsur ekonominya. Untung rugi sebuah proses juga perlu menjadi pertimbangan,” kata Bunyamin.

Kreativitas siswa SMKN menghasilkan karya yang bernilai, edukatif, dan ekonomi. “Bukan hanya bernilai pendidikan, karya kreatif ini juga masuk dalam ranah ekonomi,” ujarnya.

Ahmad antoni
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8111 seconds (0.1#10.140)