Terminal BBM Kertapati Dilengkapi NGS

Sabtu, 20 Desember 2014 - 11:34 WIB
Terminal BBM Kertapati...
Terminal BBM Kertapati Dilengkapi NGS
A A A
PALEMBANG - Pertamina Marketing Operation Region II memasuki era Terminal Automation System (TAS) ditandai pembangunan new gantry system (NGS), kemarin. Pembangunan ini ditarget rampung Agustus 2015 mendatang.

GM Pertamina MOR II Ageng Giriyono didampingi VP Engineering Service dan Business Support PT Patra Niaga sekaligus pelaksana pembangunan Fahmi Amrusji, melakukan peletakan batu pertama pembangunan di areal terminal BBM Kertapati.

“Penerapan TAS ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang sekaligus investasi korporasi Pertamina sebagai keseriusan dalam mewujudkan visi menjadi perusahaan energi kelas dunia. Investasi pembangunan NGS ini di atas Rp100 miliar,” kata Ageng, kemarin.

Menurut dia, dengan diterapkannya TAS di terminal BBM Kertapati ini menjadikan Kertapati sebagai terminal keempat di seluruh Indonesia setelah Instalasi Jakarta Group (Depot Plumpang), Intalasi Surabaya Group, Terminal BBM Tanjung Uban, dan Terminal BBM Bandung Group (Ujung Berung).

Sesuai rencana, pembangunan NGS diperkirakan selesai dalam delapan bulan ke depan. “Selama pembangunan NGS, kegiatan operasional terminal BBM Kertapati tidak akan terpengaruh mengingat letak operasional eksisting berbeda dengan letak NGS yang akan dibangun,” tuturnya.

Dia menjelaskan, terminal BBM Kertapati terletak di Kecamatan Kertapati Kota Palembang dengan luasan area 134.845 m². Suplai BBM Kertapati berasal dari Kilang Plaju (untuk produk-produk Premium, Solar dan Pertamax) dan Terminal BBM Panjang (untuk Produk Pertamina Dex). Sekitar 30% dari suplai BBM di Sumbagsel disalurkan dari terminal Kertapati, sedangkan sisanya disuplai dari terminal BBM Baturaja, Lubuklinggau, Jambi, Pulau Baai (Bengkulu), Tanjung Pandan (Bangka) dan Panjang (Lampung).

“Ya, setelah pembangunan NGS selesai, terminal BBM Kertapati akan dapat memberikan pelayanan lebih cepat kepada konsumen.” “Hal ini disebabkan kecepatan pengisian ke mobil tangki me ningkat pesat, dari sebelumnya 900 liter per menit menjadi 2.200 liter per menit dan pengisian dapat dilakukan bersamaan untuk beberapa produk ke satu mobil tangki,” jelasnya.

Secara tata letak, lanjut dia, setalah penggunaan NGS nanti, maka Terminal BBM Kertapati akan menjadi lebih sederhana dibandingkan dengan sistem yang berlaku saat ini. Jika saat ini terdapat 2 filling line (BBM dan Bahan Bakar Nabati (BBN)), kini menjadi 1 filling line dan dilengkapi dengan implementasi pipa yang dibangun dengan ketinggian 5 meter di atas tanah.

Untuk menerapkan TAS, pihaknya juga akan melengkapi Terminal BBM Kertapati dengan fasilitas serba otomatis diantaranya Motor Operated Valve (MOV), Automatic Tank Gauging (ATG), Gate Access (ibutton), Filling Point (Flowmeter, Overfill), Control Room(Programmable Logic Controller/PLC).

“Dengan dukungan alat serba otomatis tersebut, selain proses pengisian menjadi lebih efisien, potensi human error yang timbul pada sistem manual pun dapat diminimalisasi,” katanya.

Sementara itu, Perwakilan PT Patra Niaga sekaligus pelaksana pembangunan, Ali Budiman menerangkan, NGS dilengkapi dengan Vapour Discharge yaitu sistem untuk mengalihkan buangan uap yang timbul pada saat proses pengisian ke mobil tangki. Perangkat ini juga dilengkapi dengan Vapour Recovery Unit yaitu sistem untuk menapung uap yang timbul selama proses pengisian ke mobil tangki berlangsung, sehingga uap tersebut tidak langsung terbuang ke udara bebas.

“Proses blending antara biodiesel dengan solar untuk produk biosolar nantinya dapat dilakukan secara bersamaan. Saat ini proses pengisian biosolar ke truk tangki dilakukan dua kali.

Setelah penggunaan new gantry system nanti, pengisian dilakukan di satu tempat pengisian pada saat bersamaan sehingga menghemat waktu,” tuturnya.

Darfian Jaya Suprana
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2141 seconds (0.1#10.140)