Melahirkan Saat Batu dan Genting Berterbangan

Sabtu, 20 Desember 2014 - 11:24 WIB
Melahirkan Saat Batu...
Melahirkan Saat Batu dan Genting Berterbangan
A A A
BANDUNG - Sore itu menjadi saat tidak terlupakan bagi pasangan Budi, 31,dan Yuliana, 30. Bagaimana tidak, ditengah amukan puting beliung yang menghancurkan lebih 500 rumah di kawasan Jalan Pangaritan,Kelurahan Cipadung Wetan,pada Kamis (18/12), Yuliana justru melahirkan anak pertamanya.

Saat itu keduanya sedang bersiap menjalani persalinan ditemani suaminya. Lokasi persalinan itu di rumah bidan yang dekat rumah mereka yakni di Jalan Pangaritan, RT02/05,Cipadung Wetan. Yulianayang kala itu sudah bukaan tujuh tidak mengalami kesulitan dalam proses melahirkan putri pertama mereka.Namun seiring tangis pertama bayi mungil tersebut tiba-tiba suara gemuruh datang dari arah barat diiringi angin dan hujan deras.

Angin yang berkecepatan tinggi tersebut menghantam pintu, sehingga barang-barang hancur berterbangan di ruang persalinan tersebut. Hembusan angin masuk melaui pintu dengan membawa bata, pecahan kaca,dan genteng yang terbang masuk menghancurkan seisi rumah bidan tersebut.

Sementara bidan pemilik rumah dan putranya bersembunyi di bawah tangga. Sedangkan Budi dan Yuliana hanya bisa diam terpaku di kasur persalinan. Keduanya panik tidak tahu harus bagaimana,selain memeluk bayi yang baru lahir tersebut. Kepanikan terus berlanjut dan kian menjadi ketika pintu yang diterjang angin tersebut tidak bisa ditutup.

Di tambah kondisi gelap gulita disertai gemuruh angin yang menakutkan. Yulianti dan Budi hanya bisa diam di kamar persalinan dengan mendekap erat bayi mereka, agar tidak terkena pecahan kaca. Sedangkan barang-barang yang ada di ruangan tersebut terus berterbangan. “Kami hanya bisa terus berdoa sembari pasrah. Perasaan juga berkecamuk antara takut, panik, dan pasrah selain senang setelah anakku lahir,” tutur Budi kepada KORAN SINDO.

Selama kurang lebih 30 menit dikuasai kepanikan, sampai akhirnya suasana hening, hanya terdengar suara sahut-sahut takbir dan istigfar di tengah kegelapan malam. Akhirnya Budi memberanikan diri keluar dan melihat daerah tersebut yang sudah hancur porak poranda. Setelah mengecek kondisi rumah kontrakan,Budi menemukannya sudah terhalang oleh reruntuhan.

Akhirnya atas ajakan warga yang bergotong royong istri beserta bayi yang baru dilahirkannya tersebut diungsikan ke rumah Ade kosasih, ketua RW setempat. Ayi Suherman, Ketua LPM daerah tersebut mengatakan, bada Isa suasana sudah aman, hanya hujan rintik-rintik namun keadaan di sekitar sudah hancur berantakan.

Dirinya yang mendengar ada yang melahirkan, maka langsung mencari rumah yang aman dan selamat dari amukan puting beliung. ”Alhamdulillah rumah pak RW aman, jadi kami ajak mereka untuk mengungsi di sana” tutur Ayi.

Dengan kondisi yang masih lemah sehabis melahirkan, Yuliana masih bisa tersenyum dan bersyukur karena tidak terjadi hal yang ditakutkan walau bencana puting beliung telah datang dan menghancurkan semua. ”Alhamdulillah kami semua selamat tidak kurang apapun,” pungkasnya.

Ridwan Alamsyah
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8960 seconds (0.1#10.140)