Pengelolaan Bandros Buruk

Jum'at, 19 Desember 2014 - 13:44 WIB
Pengelolaan Bandros...
Pengelolaan Bandros Buruk
A A A
BANDUNG - Pengelolaan bus Bandung Tour on the Bus (Bandros) sangat buruk. Akibatnya, masyarakat sulit mengakses tranportasi wisata yang menjadi kebanggaan Kota Kembang itu.

Buruknya pengelolaan dan pelayanan Bandros dikeluhkan sejumlah warga. Pasalnya warga tak bisa menikmati layanan bus Bandros karena tiket habis di borong oleh rombongan wisatawan. Selain itu, warga juga kerap diminta uang tiket di atas harga yang telah ditentukan oleh Pemkot Bandung, Rp10.000. Yati, 63, warga Kosambi mengatakan, datang bersama empat cucunya ke Taman Kandaga Puspa sejak pukul 09.00 WIB untuk naik bus Bandros.

Namun saat hendak membeli tiket, pengelola melarang Yati naik lantaran tak termasuk dalam rombongan yang telah mem-booking bus.“Karena saya hanya berlima dengan cucu, petugas bilang ga boleh naik. Katanya harus rombongan 20 sampai 40 orang,” kata Yati saat berbincang dengan KORAN SINDO di Taman Kandaga Puspa. Padahal, ujar dia, saat pertama kali naik bus Bandros, penumpang tak harus rombongan.

Dia heran pelayanan yang diterapkan manajemen pengelola bus Bandros saat ini. “Jelas kecewa. Beda pas pertama kali naik engga kaya gini. Tinggal bayar langsung naik. Kalo sekarang pas bayar ga bisa langsung naik. Udah dicarter katanya. Jadi kami harus dafrar dulu sekian orang, harus rombongan,” kata Yati. Joufita, 35, juga kecewa.

Dia telah sejak tiga hari lalu berniat membawa anak kesayangnnya naik bus Bandros. Namun, Joufita tak pernah mendapatkan tiket karena sudah habis. “Saya mau ajak anak saya sampe tiga hari ga dapet-dapet. Tiket habis terus. Saya sudah mengantre dari pukul 07.00 sampe 08.00, ga pernah kebagian. Saat saya nanya ke lain, ternyata dapet seminggu yang lalu,” ujar Joufita.

Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh KORAN SINDO, diduga ada oknum dari pengelola yang kerap meminta harga karcis di atas harga yang telah ditentukan. Seorang juru parkir yang enggan disebutkan namanya, yang beroperasi tak jauh dari lokasi, membenarkan kabar tersebut.

“ Karena saya sering jaga di depan. Mereka biasa nanya ke saya soal harga tiket masuk ke saya. Nah mereka komplain ke saya karena membayar tiket lebih dari harga yang ditentukan. Kalo untuk anakanak kan Rp5.000, nah ini jadi Rp10.000. Untuk orang dewasa juga bisa Rp15.000. Padahal saya bukan petugas Bandros,” ujar juru parkir itu.

Sementara itu, pengelola bus Bandros dari Badan Promosi Pariwisata Kota Bandung (BP2KB) Firman Hidayat membantah hal tersebut. Menurut dia, sesuai ketentuan harga ti - ket Bandros hanya Rp10.000 per orang. “Tidak benar. Siapa yang bisa membuktikan itu saya siap bertangung jawab,” kata Firman kepada KORAN SINDO di loket karcis bus Bandros.

Terkait tiket Bus Bandros yang selalu habis, Firman mengakui hal tersebut. Menurut dia, sejak datang masa liburan sekolah, animo masyarakat untuk naik bus Bandros begitu besar. Sehingga tiket untuk bus Ban dros ludes dipesan oleh rombongan anak sekolah. Dalam satu hari, bus Bandros melayani enam putaran (rit) untuk weekday (Senin-Kamis) dan delapan rit untuk weekend (Sabtu & Minggu).

“Kami kan ada enam rit. Untuk tiga rit pertama, pukul 08.00, 09.00, dan 10.00 WIB khusus untuk anak anak sekolah. Makanya kita proritaskan tiga rit itu. Kami beri layanan ke anak anak sekokah. Ini karena animo anak sekolah pengen satu grup satu sekolah mereka,” tutur dia.

Sementara untuk putaran selanjutnya yakni rit 4, 5, dan 6 baru diperuntukan bagi umum. Kondisi ini, ujar Firman yang membuat masyarakat tak mendapatkan tiket bus Bandros untuk keberangkatan pagi karema sudah di-booking oleh rombongan anak sekolah. “Sampai 30 Desember untuk tiga rit pertama sudah fully book oleh anak sekolah. Permasalahan muncul saat penumpang maksa pengen naik. Kalo kami layanin semua tidak mingkin karena keterbatasan kapasitas,” ujar Firman.

Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya segera membuat mekanisme ticketing yang baru. “Rencananya kami akan berlakukan ticketing seperti di bioskop. Setengah jam sebelum bus Bandros berangkat kami buka loket. Kami batasi 40 orang. Semoga dalam waktu dekat bisa terealisasi,” ungkap dia.

Firman mengemukakan untuk harga tiket, penumpang rombongan anak anak di kenakan tarif Rp5.000 per orang. “Bentuknya donasi Rp5.000 untuk anak sekolah. Asal dia reserve untuk 40 orang,” ungkap Firman. Dia mengimbau masyarakat yang merasa dirugikan oleh ulah oknum petugas yang kerap meminta harga tiket di luar ketentuan untuk segera melapor.

“Rumornya kan penumpang bayar Rp15.000 untuk satu putaran. Kalo bayar Rp10.000, katanya, cuma setengah putaran. Nah jika penumpang ada yang menemukan petugas seperti itu silakan laporkan langsung ke Sekretariat BP2KB di Jalan Indra mayu Nomor 66 atau laporkan ke saya bisa menghubungi nomor 08121444090. Catet kasusnya apa, yang melakukan siapa. Sehingga saya bisa langsung tindak,”tandasnya.

Dialihkan ke Disbudpar

Sementara itu, Wali Kota Ban dung Ridwan Kamil, menyayangkan buruknya pengelolaan bus Bandros. Wali Kota juga menyesalkan tindakan tak terpuji salah satu petugas Bus Ban dros terhadap wartawan PJTV Mardiansyah yang sedang melakukan peliputan.

Sebagai tidak lanjut atas kejadian itu, Wali Kota yang akrab disapa Emil ini, langsung memerintahkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung untuk mengambil alih pengelolaan Bus Bandros. “Terjadi penyelewengan peng elolaan kami cabut. Disbudpar disuruh ambil alih (kelola Bandros),” kata Emil di Balai Kota Bandung kemarin.

Dia mengungkapkan, bus Bandros merupakan daya tarik wisata baru di Kota Bandung. Warga pun sangat antusias dan me nyambut baik beroprasinya bus Bandros pada pertengahan tahun lalu. “Tapi jumlah busnya kan baru satu yang beroprasi. Ini yang membuat warga jadi ngantri,” ujar dia.

Pemkot, tutur Emil, segera mengoperasikan bus Bandros berwarna kuning. “Jumlah (bus Bandros) ditambah yang kuning. Ternyata banyak yang suka. Parkir juga dipindah dari Ja lan Citarum, ke Taman Cibeunying, supaya lebih luas,” tutur Emil. Terkait aksi kurang terpuji yang dilakukan oleh oknum petugas Bus Bandros, Wali Kota mengaku, akan melakukan penyelidikan terlebih dulu. “Sedang diselediki. Tapi pokoknya hari Sabtu harus sudah ondengan sistem baru,” ungkap dia.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Herlan JS mengatakan, akan melakukan koordinasi dengan BP2KB terkait pengelolaan bus Bandros. “Akan panggil tim pengelola, kami akan lakukan evaluasi terlebih dulu,” kata Herlan. Dia mengemukakan, Disbudpar tak pernah mengeluarkan aturan terkait besaran tarif Bandros.

Namun yang ada hanya berupa donasi. Itu pun atas inisiatif dari BP2KB. Uang donasi dari warga sepenuhnya digunakan untuk oprasional Bandros. Seperti untuk bensin dan upah sopir. “Tidak ada uang yang masuk ke Pemkot Bandung. Semua uang donasi untuk oprasional bus,” ujar dia.

Sekadar diketahui, saat ini Kota Bandung telah memiliki tiga bus Bandros. Bus-bus tersebut merupakan bantuan dari sejumlah perusahaan.

Dian Rosadi / M Solehuddin
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1043 seconds (0.1#10.140)