Asyiknya Berenang dengan Predator Laut

Senin, 15 Desember 2014 - 13:52 WIB
Asyiknya Berenang dengan Predator Laut
Asyiknya Berenang dengan Predator Laut
A A A
JEPARA - Tidak ada yang menyangkal jika hiu adalah hewan predator ganas di laut. Meski begitu, bukan berarti hiu tak bisa dijinakkan. Salah satu buktinya bisa dilihat di penangkaran hiu yang ada di Pulau Menjangan Besar, Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara. Di lokasi ini, wisatawan bisa berenang bebas dengan puluhan ekor hiu berbagai ukuran dan jenis.

Nita dan belasan temannya langsung menjerit saat tubuh mereka masuk ke kolam ukuran 10 x 15 meter dengan kedalaman 2 meter itu di Pulau Menjangan Besar yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Jeritan itu bukan hanya lantaran dinginnya air laut yang meresap masuk ke pori-pori belasan turis asal Jakarta itu, tapi lebih karena keberadaan puluh an hiu jenis sirip putih dan sirip hitam yang berenang mengitari mereka.

Ukuran hiu itu beragam, mulai dari ukuran tubuh anak SD hingga lelaki dewasa. Entah karena khawatir atau takut jadi santapan hiu tanpa dikomandoi, Nita dan rekanrekannya langsung mengangkat tangan. Sementara kaki dan separuh tubuh diupayakan tidak bergerak dari tempatnya berpijak.

“Ngeri juga. Tapi ini pengalaman tersendiri,” kata mahasiswi salah satu universitas swasta di Jakarta ini, kemarin. Namun rombongan turis lain ikut terjun di kolam yang sama justru terlihat menikmati dikepung puluhan hiu tersebut. Mereka bahkan berenang dan menyelam mengikuti gerak hewan laut bergigi tajam itu.

Bebera pa di antaranya berupaya memegang ekor hiu setelah meminta temannya berdiri di tepi kolam mengabadikan momen tersebut. “Asyik sekali. Hiu di sini jinak dan bisa diajak bermain,” ujar wisatawan asal Surabaya, Joni. Tempat penangkaran hiu di Pulau Menjangan Besar saat ini memang sudah menjadi salah satu kunjungan wajib wisatawan ke Karimunjawa.

Selain hiu, wi sa tawan juga bisa melihat dan me megang langsung berbagai hewan laut lainnya, seperti bintang laut, ikan buntak landak, kura-kura, penyu, bantal boyo, dan lainnya. Namun tetap yang primadona di tempat itu pu luh an hiu jenis sirip putih dan hitam. Wisatawan tak sungkan mengadu nyali berenang dan menyelam sekaligus mengabadikan momen bersama salah satu hewan buas di laut yang jinak itu.

Proses “penjinakan” hiu di penangkaran Pulau Menjangan Besar ini tentu tak dilakukan semudah membalik telapak tangan. Pengelola penangkaran, yakni Cunmin , membutuhkan waktu sekitar 30 tahun agar hiu-hiu itu bisa “bersahabat” dengan manusia. “Dulu awalnya hanya dua ekor hiu hasil tangkapan nelayan yang ditangkarkan. Tapi sekarang sudah beranak hingga banyak,” kata petugas penangkaran, Agus.

Sejak awal, kata Agus, pihak pengelola melakukan penangkaran mandiri. Biayanya pun dari kocek pribadi pengelola. Padahal tiap pekan pengelola harus mengeluarkan uang hingga hampir Rp1 juta untuk memberi makan puluhan hiu itu. Hiu-hiu itu diberi makan ikan tiga kali dalam sepekan. Tiap kali makan membutuhkan biaya sekitar Rp300.000.

“Maka pengelola mengenakan tarif bagi wisatawan yang berkunjung ke sini. Hasilnya bisa kami gunakan untuk meng ganti biaya makan hiu-hiu itu,” ucap pria asal Lamongan, Jatim ini. Wakil Bupati Jepara Subroto yang berkunjung ke penangkaran hiu Pulau Menjangan Besar menyempatkan diri bermain dengan sejumlah hewan laut itu.

Menurut Subroto, pihaknya akan terus bersinergi dengan ber bagai pihak lain untuk terus mengembangkan berbagai potensi wisata di kepulauan yang ada di Laut Jawa itu. Mulai dari wisata alam berupa pantai, wisata buatan seperti penangkaran hiu, wisata minat khusus snorkeling dan diving , juga wisata religi dan seni budaya yang ada di Karimunjawa. Kemudian adat istiadat dan rumah asli berbagai suku yang ada di Karimunjawa, seperti Suku Bugis, Madura, Bajo, dan lainnya.

“Kekhasan masing-masing suku akan kami angkat lagi. Ini masih kami cari semisal rumah suku Bugis pertama di Karimun jawa itu yang mana. Lalu masjid pertama suku Madura itu di mana dan lainnya. Kami punya potensi yang tak kalah dengan Bali, Lombok dengan Suku Sasaknya, atau daerah tujuan wisata lainnya,” kata Subroto.

Muhammad Oliez
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6587 seconds (0.1#10.140)