Longsor Susulan Masih Mengancam Desa Lain
A
A
A
BANJARNEGARA - Longsor susulan masih mengancam sejumlah dusun di Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara.
Desa-desa di kecamatan Karangkobar yang rawan bencana tanah longsor tersebut antara lain yakn Desa Gumelar, Desa Paweden, Desa Sampang, Desa Karangkobar, Desa Slatri, Desa Tanggapan, Desa Pagerpelah, dan Desa Pasuruan.
"Memang bisa dikatakan hampir seluruh wilayah di Kecamatan Karangkobar ini rawan longsor. Tidak hanya Dusun Jemblung saja. Bahkan kalau Dusun Jemblung di luar perkiraan kami (terjadi longsor)," kata Camat Karangkobar, Yusuf Arigar, Minggu (14/12/2014).
Ribuan warga yang berada di kawasan longsor itu, jelas dia, sudah dipindahkan ke tempat pengungsian. Hingga Minggu siang, jumlah total pengungsi mencapai sekitar 2.031 jiwa.
“Sejumlah posko pengungsian yakni di Kantor Kecamatan Karangkobar, Perhutani, GOR SMA Karangkobar, Balai Desa Leksana, Balai Desa Karangkobar, Pos TPQ Ngaliyan, Madrasah Sodagaran dan sejumlah rumah warga," timpalnya.
Kasi Trantib Kecamatan Karangkobar, Priyo Triyono mengakui, bencana longsor yang menimpa Dusun Jemblung itu diluar perkiraan. Sebab wilayah tersebut sangat jarang terjadi longsor.
"Yang kemarin sudah longsor itu malah Dusun Diweg, Desa Karangkobar. Tapi memang belum semuanya. Kalau Dusun Jemblung itu malah mengagetkan istilahnya. Serba diluar prediksi kami," ujarnya.
Di Dusun Diweg, lanjut dia, sekitar 20 warga setempat sudah diungsikan. Sebab hampir seluruh rumah warga tersebut dalam keadaan miring akibat sebagian lahannya longsor.
Padahal menurutnya lokasi longsor Dusun Diweg tersebut sudah pernah ditangani oleh dinas terkait.
"Mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan, jadi warga sudah mengungsi jauh sebelumnya. Namun sementara mereka mengungsi di keluarga mereka yang lokasinya aman," jelasnya.
Hingga kemarin proses pencarian jenasah masih terus dilakukan oleh tim SAR Gabungan. "Total relawan yang sudah tercatat di Posko Induk sekitar 2.200 relawan. Jumlah itu diluar anggota TNI dan Polri," kata Koordinator Tim SAR bencana tanah longsor Jemblung, Setiyo Bangun.
Namun menurutnya jumlah itu akan terus bertambah. Sebab hingga kemarin siang ratusan relawan dari berbagai daerah terus berdatangan dari berbagai daerah.
"Masih banyak lagi relawan yang masuk dari berbagai daerah. Ada sekitar 95 kelompok relawan dari seluruh pulau Jawa yang ke sini. Belum lagi tambahan dari Kostrad dan Kopassus," tandasnya.
Kepala Subbid Litigasi Bidang Tanah Badan geologi, Kristianto
mengatakan, dusun Jemblung dan sekitarnya memiliki potensi kerentanan
gerakan tanah tingkat menengah hingga tinggi.
"Potensi kerentanan gerakan tanahnya pada tingkat menengah-tinggi.
Kami sudah petakan sebelumnya. Sehingga kami himbau warga untuk
berhati-hati saat curah hujan tinggi," tambahnya.
Sementara Penyelidik Bumi Utama, Badan Geologi, Akhmad zaennudin,
mengungkapkan, tanah sekitar lokasi kejadian rapuh. Sehingga saat
curah hujan tinggi air tersimpan dalam tanah tersebut.
"Ikatan butiran tanah menjadi berkurang dengan adanya air itu," ungkapnya.
Sementara itu, lanjut dia, lapisan tanah dibawahnya merupakan tanah
kedap air. Sehingga tanah rapuh yang menyimpan air huja tersebut
menjadi longsor saat tidak kuat menahannya.
"Ketebalan tanah rapuh itu sekitar 8-10meter. Dibawahnya tanah kedap
air. Sehingga saat tidak kuat menahan air hujan itu, tanah rapuh itu
langsung sliding/longsor," jelasnya.
Menurutnya, longsor pada Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan
Karangkobar itu, diluar rencana. Sementara di Desa Pencil, Kecamatan
Wanayasa sudah lebih dulu longsor.
"Di Pencil Wanayasa itu malah lebih besar potensi longsornya dan
banyak pemukiman di bawahnya. Namun pergerakan tanahnya lamban dan
warga sudah diungsikan. Lha di Jemblung itu di luar rencana, tapi
sudah dimasukkan peta rawan," paparnya.
Kemarin Presiden RI Joko Widodo mengunjungi lokasi bencana longsor.
Jokowi juga melihat langsung proses evakuasi pada salah satu korban
bencana tersebut. Tampak raut muka sedih ditunjukkan Jokowi saat
melihat kejadian tersebut.
“Fokus pertama evakuasi dulu. Kita tidak bisa bicara lain lagi dulu,” katanya.
Presiden juga berharap, akses jalan utama yang tertimbun longsor,
segera teratasi. “Sehingga alat berat bisa masuk lokasi bencana,”
tandasnya.
(prahayuda febrianto/eka setiawan)
Desa-desa di kecamatan Karangkobar yang rawan bencana tanah longsor tersebut antara lain yakn Desa Gumelar, Desa Paweden, Desa Sampang, Desa Karangkobar, Desa Slatri, Desa Tanggapan, Desa Pagerpelah, dan Desa Pasuruan.
"Memang bisa dikatakan hampir seluruh wilayah di Kecamatan Karangkobar ini rawan longsor. Tidak hanya Dusun Jemblung saja. Bahkan kalau Dusun Jemblung di luar perkiraan kami (terjadi longsor)," kata Camat Karangkobar, Yusuf Arigar, Minggu (14/12/2014).
Ribuan warga yang berada di kawasan longsor itu, jelas dia, sudah dipindahkan ke tempat pengungsian. Hingga Minggu siang, jumlah total pengungsi mencapai sekitar 2.031 jiwa.
“Sejumlah posko pengungsian yakni di Kantor Kecamatan Karangkobar, Perhutani, GOR SMA Karangkobar, Balai Desa Leksana, Balai Desa Karangkobar, Pos TPQ Ngaliyan, Madrasah Sodagaran dan sejumlah rumah warga," timpalnya.
Kasi Trantib Kecamatan Karangkobar, Priyo Triyono mengakui, bencana longsor yang menimpa Dusun Jemblung itu diluar perkiraan. Sebab wilayah tersebut sangat jarang terjadi longsor.
"Yang kemarin sudah longsor itu malah Dusun Diweg, Desa Karangkobar. Tapi memang belum semuanya. Kalau Dusun Jemblung itu malah mengagetkan istilahnya. Serba diluar prediksi kami," ujarnya.
Di Dusun Diweg, lanjut dia, sekitar 20 warga setempat sudah diungsikan. Sebab hampir seluruh rumah warga tersebut dalam keadaan miring akibat sebagian lahannya longsor.
Padahal menurutnya lokasi longsor Dusun Diweg tersebut sudah pernah ditangani oleh dinas terkait.
"Mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan, jadi warga sudah mengungsi jauh sebelumnya. Namun sementara mereka mengungsi di keluarga mereka yang lokasinya aman," jelasnya.
Hingga kemarin proses pencarian jenasah masih terus dilakukan oleh tim SAR Gabungan. "Total relawan yang sudah tercatat di Posko Induk sekitar 2.200 relawan. Jumlah itu diluar anggota TNI dan Polri," kata Koordinator Tim SAR bencana tanah longsor Jemblung, Setiyo Bangun.
Namun menurutnya jumlah itu akan terus bertambah. Sebab hingga kemarin siang ratusan relawan dari berbagai daerah terus berdatangan dari berbagai daerah.
"Masih banyak lagi relawan yang masuk dari berbagai daerah. Ada sekitar 95 kelompok relawan dari seluruh pulau Jawa yang ke sini. Belum lagi tambahan dari Kostrad dan Kopassus," tandasnya.
Kepala Subbid Litigasi Bidang Tanah Badan geologi, Kristianto
mengatakan, dusun Jemblung dan sekitarnya memiliki potensi kerentanan
gerakan tanah tingkat menengah hingga tinggi.
"Potensi kerentanan gerakan tanahnya pada tingkat menengah-tinggi.
Kami sudah petakan sebelumnya. Sehingga kami himbau warga untuk
berhati-hati saat curah hujan tinggi," tambahnya.
Sementara Penyelidik Bumi Utama, Badan Geologi, Akhmad zaennudin,
mengungkapkan, tanah sekitar lokasi kejadian rapuh. Sehingga saat
curah hujan tinggi air tersimpan dalam tanah tersebut.
"Ikatan butiran tanah menjadi berkurang dengan adanya air itu," ungkapnya.
Sementara itu, lanjut dia, lapisan tanah dibawahnya merupakan tanah
kedap air. Sehingga tanah rapuh yang menyimpan air huja tersebut
menjadi longsor saat tidak kuat menahannya.
"Ketebalan tanah rapuh itu sekitar 8-10meter. Dibawahnya tanah kedap
air. Sehingga saat tidak kuat menahan air hujan itu, tanah rapuh itu
langsung sliding/longsor," jelasnya.
Menurutnya, longsor pada Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan
Karangkobar itu, diluar rencana. Sementara di Desa Pencil, Kecamatan
Wanayasa sudah lebih dulu longsor.
"Di Pencil Wanayasa itu malah lebih besar potensi longsornya dan
banyak pemukiman di bawahnya. Namun pergerakan tanahnya lamban dan
warga sudah diungsikan. Lha di Jemblung itu di luar rencana, tapi
sudah dimasukkan peta rawan," paparnya.
Kemarin Presiden RI Joko Widodo mengunjungi lokasi bencana longsor.
Jokowi juga melihat langsung proses evakuasi pada salah satu korban
bencana tersebut. Tampak raut muka sedih ditunjukkan Jokowi saat
melihat kejadian tersebut.
“Fokus pertama evakuasi dulu. Kita tidak bisa bicara lain lagi dulu,” katanya.
Presiden juga berharap, akses jalan utama yang tertimbun longsor,
segera teratasi. “Sehingga alat berat bisa masuk lokasi bencana,”
tandasnya.
(prahayuda febrianto/eka setiawan)
(sms)