Tidak Lagi Sekadar Penunjuk Waktu

Minggu, 14 Desember 2014 - 12:52 WIB
Tidak Lagi Sekadar Penunjuk...
Tidak Lagi Sekadar Penunjuk Waktu
A A A
Di era teknologi serba canggih saat ini, sejatinya tidak sulit untuk melihat waktu. Karena petunjuk waktu sudah sudah mudah dijumpai dan menjadi salah satu pelengkap aksesoris dalam setiap gadget .

Begitu pun, bukan berarti jam tangan kehilangan penggemarnya. Meski jam tangan bukan sebuah kebutuhan utama, namun tetap melekat sebagai aksesoris seharihari. Bahkan jam tangan yang berharga ratusan juta hingga miliaran tetap ada pembelinya. Memang, secara fungsi kini jam tidak hanya dianggap sebagai penunjuk waktu, namun lebih kepada identitas dan simbol tersendiri bagi kalangan tertentu.

Bagi Roy Pohan, pecinta lingkungan di Kota Medan, misalnya, baginya jam tangan bukan sekadar penunjuk waktu. Saat ini, jam sudah menjadi sebuah identitas bagi pemakainya. Seperti arloji merek Suunto, setiap yang memakainya akan diidentikkan den g a n seorang petualang atau penggemar olahraga outdoor. “Pertama lihat orang pakai Suunto langsung terpikir, wah ini anak outdoor pasti,” kata Roy yang sudah menggunakan jam merek tersebut sejak 2004.

Menurut pria 30 tahun ini, seseorang yang menggunakan arloji merek tertentu bisa mengidentikkannya dengan karakter tertentu dari pemakainya. Roy sendiri memilih jam merek tertentu yang disesuaikan dengan hobi dan aktivitasnya sebagai pecinta lingkungan dan sering beraktivitas outdoor.

Terutama jam tangan yang terdapat beberapa aksesoris pelengkap seperti kompas elektronik, temperatur udara, pengukur ketinggian dan sebagainya. Dia mengaku, sudah mengenal merek Suunto sejak 2000, namun karena harganya yang cukup mahal baru bisa memilikinya empat tahun setelah itu. Harganya yang di atas dua jutaan dan harus didatangkan dari luar negeri, lalu reparasinya pun harus dilakukan di Singapura, tentu hanya orang yang benar-benar membutuhkan dan biasa melakukan olahraga outdoor yang memakainya.

Dengan begitu, identitas tersebut melekat erat di jam tersebut. Meski terbilang mahal dan cukup sulit ditemukan di pasaran, jam buatan Finlandia tersebut tetap banyak peminatnya. Karena itu pula sejak 2007 ia mulai memasarkan produk tersebut, khususnya di Medan. Dia mengaku selalu kehabisan stok sanking banyaknya orang yang memesan. Baginya, memakai jam tangan itu sudah lebih dari sekadar kebutuhan.

Bahkan dalam pandangannya, arloji bisa mempengaruhi penilaian seseorang. “Kesan rapinya beda orang pakai jam dengan yang tidak menggunakannya,” kata Roy. Lalu, bagaimana fungsi jam bagi pejabat? Tentu mereka punya makna tersendiri dalam setiap memilih arloji yang dikenakan sehari-hari. KORAN SINDO MEDAN sempat mewawancarai Wali Kota Medan Dzulmi Eldin mengenai jam tangan yang sering dikenakannya.

Eldin ternyata lebih suka arloji yang bertipe sporty. Karena dengan tipe tersebut dirinya lebih percaya diri dan bersemangat dalam bekerja. “Saya suka yang sporty seperti yang saya pakai ini, enak saja kalau saya bekerja mengenakan baju lengan pendek terlihat lebih sporty di kala saya melihat waktu,” kata orang nomor 1 di Kota Medan ini.

Apa yang diungkapkan Eldin tentu tidak ada kaitan langsung antara jenis jam tangan dengan aktivitas kerjanya. Namun dia meyakini bahwa tipe sporty bisa menjadi simbolisasi bahwa dirinya harus tampil agresif dan semangat dalam bekerja demi melayani masyarakat kota Medan yang cukup kompleks permasalahannya. Untuk merek, Eldin mengaku tidak pernah mempersoalkannya. Dia bisa memakai arloji apa saja asal cocok dan nyaman dengan aktivitas kerjanya sehari- hari. Dirinya juga punya banyak koleksi jam tangan.

“Kalau koleksi cukuplah, ada,” kata Eldin sembari tersenyum tanpa mau memaparkan berapa banyak koleksi jam tangannya dan merek-merek apa saja. Disinggung soal harga, Eldin mengaku tidak punya jam yang terlalu mahal. Harga arloji yang dikenakan masih sesuai kantong. “Harganya tidak mahalmahal kok ,” sebutnya.

Eldin memang terlihat senantiasa menggunakan jam tangan di lengan kanannya setiap hari. Hal itu hanya faktor kebiasaan. Bukan karena ada makna lain meskipun banyak orang lebih memilih mengenakannya di tangan kiri. Pengamat sosial dari Universitas Negeri Medan (Unimed) Muhammad Iqbal mengatakan, fungsi jam tangan secara sosiologis kini bukan hanya sebagai penunjuk waktu, tapi lebih kepada prestise dan simbol tertentu bagi pemakainya.

Meminjam istilah Pierre Bourdieusosiolog Prancis- dalam konsep habitusnya, kelompok dominan atau elit dalam memakai jam tangan akan didasari oleh selera- selera yang bersifat kapital simbolik. Iqbal memberikan contoh seperti kalangan pejabat, anggota Dewan dan sosialita akan mengonstruksikan dirinya sebagai orang yang terhormat dan elite dengan menggunakan simbol-simbol mahal.

Misalnya, seorang anggota DPR menggunakan jam tangan bermerek Rolex seharga ratusan juta, seorang Panglima TNI menggunakan jam tangan miliaran rupiah, dan kado pernikahan Raffi Ahmad-Nagita yang diberikan oleh Hotman Paris, yakni sebuah arloji bernilai Rp950 juta. Itu semua adalah kapital simbolik yang merupakan modal pembeda antara dirinya dengan orang lain.

Pembedaan tersebut sebenarnya bentuk upaya dari salah satu kelompok untuk mendominasi kelompok lain dengan menunjukkan strata sosialnya. Jam tangan juga dapat dikaitkan dengan penguatan identitas kelompok. Dia akan menjadi benda yang dapat membedakan identitas sosial seseorang yang memakainya.

Seperti jam yang biasa dikenakan orang-orang yang hobi berpetualangan dan tantangan di alam terbuka tentu akan berbeda dengan jam tangan yang digunakan oleh orang yang lebih suka beraktivitas di dalam ruangan. Jam tangan pun akan menjadi sebuah kontruksi identitas bagi pemakainya.

“Orang yang tidak saling kenal pada awalnya, tiba-tiba akan berubah menjadi akrab secara spontan hanya karena memiliki konstruksi identitas yang sama. Dan itu bisa dimulai dari benda-benda atau aksesoris yang dipakai orang lain yang mengidentikkan pada hobi atau aktivitas yang disukainya,” kata Dosen Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Unimed itu.

M rinaldi khair/ Lia anggia nasution
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7750 seconds (0.1#10.140)