Berbagi Santunan sekaligus Memberi Hiburan
A
A
A
SEMARANG - Biasa memberikan hiburan kepada orang-orang mapan ternyata selamanya tak memuaskan hati para entertainer .
Mereka pun kemudian menyatukan diri dalam Komunitas Masyarakat Peduli Semarang (PMKS) untuk menghibur orang-orang yang kurang beruntung secara ekonomi. Koordinator Komunitas Masyarakat Peduli Semarang Tantie Yulianingsih mengatakan komunitas ini dibentuk sudah lima tahun silam.
Saat ini anggota yang aktif sekitar 50 orang, pekerjaan mereka ada yang menjadi event organizer, master of ceremony (MC), penyanyi, pemain musik, dan sebagainya. “Awal dibentuk, anggotanya sekitar 25 orang dengan mengadakan berbagai kegiatan, anggotanya bertambah,” ucapnya. Kegiatan yang diselenggarakan lebih banyak memberikan santunan dan pelatihan kepada anak-anak yatim, anak-anak jalanan, dan panti asuhan.
“Dalam memberikan santunan, kita tidak hanya memberi, tapi juga sekaligus menghibur dengan keterampilan yang kami miliki sehingga mereka senang,” kata perempuan pemilik Aqsha Organizer Semarang ini. Selain itu, komunitas ini juga memberikan pelatihan memasak maupun salon kepada para anak-anak jalanan. “Dengan harapan mereka punya keterampilan, sehingga bisa dijadikan modal usaha,” ujarnya.
Biasanya KMKS mengadakan event setiap tiga bulan sekali. Event akbar biasa dihelat saat Ramadan dan Natal. Tantie sengaja rutin memberikan santunan kepada anak-anak yang membutuhkan karena ingin berbagi kebersamaan dengan mereka. Untuk memberikan santunan kepada anak-anak yatim itu biasanya mereka iuran seikhlasnya.
“Masih banyak warga Semarang yang membutuhkan uluran tangan,” ujar perempuan kelahiran 24 Juli 1977 ini. Tantie berharap banyak warga yang mampu secara ekonomi mampu berbagi dengan warga yang membutuhkan. Mereka membutuhkan bantuan tidak hanya saat menjelang Lebaran atau Natal, tapi setiap hari juga membutuhkan bantuan.
Untuk menjaga agar komunitas ini terus berjalan, Tantie terus melakukan komunikasi dengan anggotanya, baik melalui alat telekomunikasi maupun bertemu secara langsung.
Amin Fauzi
Mereka pun kemudian menyatukan diri dalam Komunitas Masyarakat Peduli Semarang (PMKS) untuk menghibur orang-orang yang kurang beruntung secara ekonomi. Koordinator Komunitas Masyarakat Peduli Semarang Tantie Yulianingsih mengatakan komunitas ini dibentuk sudah lima tahun silam.
Saat ini anggota yang aktif sekitar 50 orang, pekerjaan mereka ada yang menjadi event organizer, master of ceremony (MC), penyanyi, pemain musik, dan sebagainya. “Awal dibentuk, anggotanya sekitar 25 orang dengan mengadakan berbagai kegiatan, anggotanya bertambah,” ucapnya. Kegiatan yang diselenggarakan lebih banyak memberikan santunan dan pelatihan kepada anak-anak yatim, anak-anak jalanan, dan panti asuhan.
“Dalam memberikan santunan, kita tidak hanya memberi, tapi juga sekaligus menghibur dengan keterampilan yang kami miliki sehingga mereka senang,” kata perempuan pemilik Aqsha Organizer Semarang ini. Selain itu, komunitas ini juga memberikan pelatihan memasak maupun salon kepada para anak-anak jalanan. “Dengan harapan mereka punya keterampilan, sehingga bisa dijadikan modal usaha,” ujarnya.
Biasanya KMKS mengadakan event setiap tiga bulan sekali. Event akbar biasa dihelat saat Ramadan dan Natal. Tantie sengaja rutin memberikan santunan kepada anak-anak yang membutuhkan karena ingin berbagi kebersamaan dengan mereka. Untuk memberikan santunan kepada anak-anak yatim itu biasanya mereka iuran seikhlasnya.
“Masih banyak warga Semarang yang membutuhkan uluran tangan,” ujar perempuan kelahiran 24 Juli 1977 ini. Tantie berharap banyak warga yang mampu secara ekonomi mampu berbagi dengan warga yang membutuhkan. Mereka membutuhkan bantuan tidak hanya saat menjelang Lebaran atau Natal, tapi setiap hari juga membutuhkan bantuan.
Untuk menjaga agar komunitas ini terus berjalan, Tantie terus melakukan komunikasi dengan anggotanya, baik melalui alat telekomunikasi maupun bertemu secara langsung.
Amin Fauzi
(ftr)