TKW Batang Dimutilasi di Malaysia
A
A
A
BATANG - Seorang Tenaga Kerja Indonesia asal Batang Sri Panuti,43, warga RT.8/5, Desa Kedungrejo, Kelurahan Proyonanggan Selatan, Batang, diduga tewas dibunuh di Malaysia.
Tubuhnya ditemukan di kebun sawit di daerah Perak Ipoh dalam keadaan terpotong-potong dan dimasukkan ke dalam karung. Anak pertama korban, kata Sigit Adi Prayoga, 23, mengatakan kabar duka ini diperoleh dari teman dekat ibunya, Hendra yang juga berada di Malaysia (Senin (7/12). “Sekitar jam 12.00 WIB ada telepon mengabarkan ibu meninggal dibunuh. Jenazah ditemukan di sebuah kebun sawit daerah Perak Ipoh dalam keadaan dimutilasi dan dimasukkan karung,” terangnya.
Namun sebelumnya pada Jumat (28/11) lalu ada pesan singkat dari nomor telepon ibunya, yang menyebutkan bahwa ibu saya meninggal. Dia tidak menanggapi serius, dirinya mulai khawatir pada Sabtu (29/11) saat dirinya menghubungi nomor ibunya namun tidak aktif. Komunikasi terakhir dengan ibunya sekitar sebulan lalu.
Saat itu sang ibu berencana mengirimkan uang untuk biaya syukuran kehamilan istri Sigit yang masuk ke bulan ke tujuh. Ibu empat anak itu juga sempat menceritakan kisahnya bersama teman dekatnya kepada Sigit. Menurutnya, sang ibu mengaku bingung memilih antara dua pria dekatnya, yakni Hendra dan Jon.
Siswanto, 43, adik ipar Sri Panuti mengatakan kabar terakhir yang diterima pihak keluarga membenarkan adanya kasus pembunuhan yang terjadi di Malaysia. Namun hingga kemarin pihak kepolisian setempat belum mengetahui identitas korban pembunuhan tersebut. “Kabar meninggal itu kan dari Hendra temannya, bukan dari polisi sana langsung. Infonya yang kita terima malamnya, memang ada pembunuhan, tapi polisi sana belum tahu identitas korban itu,” ungkapnya.
Kakak iparnya itu sudah menjadi TKI sejak tahun 1998. Awalnya Sri Panuti berangkat secara resmi melalui PJTKI. Setelah itu, diketahui Sri berangkat sendiri tanpa melalui PJTKI. “Adiknya yang bernama Nur Syamsyah pernah bilang bermimpi bahwa korban mengembalikan kalung dipatahkan, dan mengucapkan untuk tidak usah berharap bertemu kembali dengan korban. Mimpinya sekitar tiga hari sebelum mendapat SMS kabar meninggal itu,” tandas Siswanto.
Pihak keluarga berharap mendapat kepastian tentang kabar meninggalnya korban. Jika memang korban sudah tiada, jasadnya bisa dipulangkan ke kampung halaman. Kepala Dinsosnakertrans Kabupaten Batang Sugiatmo mengaku belum menerima informasi yang pasti tentang kabar tersebut. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihakpihak terkait untuk mengetahui kebenaran informasi tersebut.
“Saya sudah lapor ke provinsi juga, dan BNP2TKI. PJTKI-nya juga masih kami cari. Sebab, yang tahu detail kan mereka. Sampai sore ini (kemarin) juga belum ada perkembangan informasinya. Legal atau tidaknya saya juga belum tahu,” paparnya.
Kasi Perlindungan dan Pemberdayaan BP3TKI Jawa Tengah, Pujiono mengaku sudah mendapatkan laporan dari keluarga korban mengenai dugaan pembunuhan tersebut. “Saat kami periksa dalam Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri (SISKOTKLN) tidak ada nama Sri,” katanya kemarin.
Wakil Direktur Perlindungan Warga Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal, membenarkan terjadinya pembunuhan pada Sri Panuti. “Hasil dari pemeriksaan di TKP (tempat kejadian peristiwa), kondisi korban memang dimutilasi,” kata Lalu kepada KORAN SINDO kemarin.
Kemlu belum memiliki informasi detail tentang korban tewas tersebut dan proses penyidikan, termasuk tersangka pembunuh dan motif pembunuhan. “Besok (hari ini), kita akan memberikan informasi secara detail kepada media.” Ujarnya.
Saat ini, Kemlu sedang berkoordinasi dengan Kepolisian Republik Indonesia baik di Jakarta dan di daerah untuk melakukan tes DNA terhadap keluarga korban. Nantinya hasil tes DNA itu akan dikirim ke Malaysia untuk proses penyelidikan lebih lanjut. “Tidak adanya keluarga korban di Malaysia menjadikan proses pemeriksaan DNA harus dilakukan terhadap keluarga di Indonesia,” tandas Lalu.
Prahayuda Febrianto/ Andika Hendra m
Tubuhnya ditemukan di kebun sawit di daerah Perak Ipoh dalam keadaan terpotong-potong dan dimasukkan ke dalam karung. Anak pertama korban, kata Sigit Adi Prayoga, 23, mengatakan kabar duka ini diperoleh dari teman dekat ibunya, Hendra yang juga berada di Malaysia (Senin (7/12). “Sekitar jam 12.00 WIB ada telepon mengabarkan ibu meninggal dibunuh. Jenazah ditemukan di sebuah kebun sawit daerah Perak Ipoh dalam keadaan dimutilasi dan dimasukkan karung,” terangnya.
Namun sebelumnya pada Jumat (28/11) lalu ada pesan singkat dari nomor telepon ibunya, yang menyebutkan bahwa ibu saya meninggal. Dia tidak menanggapi serius, dirinya mulai khawatir pada Sabtu (29/11) saat dirinya menghubungi nomor ibunya namun tidak aktif. Komunikasi terakhir dengan ibunya sekitar sebulan lalu.
Saat itu sang ibu berencana mengirimkan uang untuk biaya syukuran kehamilan istri Sigit yang masuk ke bulan ke tujuh. Ibu empat anak itu juga sempat menceritakan kisahnya bersama teman dekatnya kepada Sigit. Menurutnya, sang ibu mengaku bingung memilih antara dua pria dekatnya, yakni Hendra dan Jon.
Siswanto, 43, adik ipar Sri Panuti mengatakan kabar terakhir yang diterima pihak keluarga membenarkan adanya kasus pembunuhan yang terjadi di Malaysia. Namun hingga kemarin pihak kepolisian setempat belum mengetahui identitas korban pembunuhan tersebut. “Kabar meninggal itu kan dari Hendra temannya, bukan dari polisi sana langsung. Infonya yang kita terima malamnya, memang ada pembunuhan, tapi polisi sana belum tahu identitas korban itu,” ungkapnya.
Kakak iparnya itu sudah menjadi TKI sejak tahun 1998. Awalnya Sri Panuti berangkat secara resmi melalui PJTKI. Setelah itu, diketahui Sri berangkat sendiri tanpa melalui PJTKI. “Adiknya yang bernama Nur Syamsyah pernah bilang bermimpi bahwa korban mengembalikan kalung dipatahkan, dan mengucapkan untuk tidak usah berharap bertemu kembali dengan korban. Mimpinya sekitar tiga hari sebelum mendapat SMS kabar meninggal itu,” tandas Siswanto.
Pihak keluarga berharap mendapat kepastian tentang kabar meninggalnya korban. Jika memang korban sudah tiada, jasadnya bisa dipulangkan ke kampung halaman. Kepala Dinsosnakertrans Kabupaten Batang Sugiatmo mengaku belum menerima informasi yang pasti tentang kabar tersebut. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihakpihak terkait untuk mengetahui kebenaran informasi tersebut.
“Saya sudah lapor ke provinsi juga, dan BNP2TKI. PJTKI-nya juga masih kami cari. Sebab, yang tahu detail kan mereka. Sampai sore ini (kemarin) juga belum ada perkembangan informasinya. Legal atau tidaknya saya juga belum tahu,” paparnya.
Kasi Perlindungan dan Pemberdayaan BP3TKI Jawa Tengah, Pujiono mengaku sudah mendapatkan laporan dari keluarga korban mengenai dugaan pembunuhan tersebut. “Saat kami periksa dalam Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri (SISKOTKLN) tidak ada nama Sri,” katanya kemarin.
Wakil Direktur Perlindungan Warga Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal, membenarkan terjadinya pembunuhan pada Sri Panuti. “Hasil dari pemeriksaan di TKP (tempat kejadian peristiwa), kondisi korban memang dimutilasi,” kata Lalu kepada KORAN SINDO kemarin.
Kemlu belum memiliki informasi detail tentang korban tewas tersebut dan proses penyidikan, termasuk tersangka pembunuh dan motif pembunuhan. “Besok (hari ini), kita akan memberikan informasi secara detail kepada media.” Ujarnya.
Saat ini, Kemlu sedang berkoordinasi dengan Kepolisian Republik Indonesia baik di Jakarta dan di daerah untuk melakukan tes DNA terhadap keluarga korban. Nantinya hasil tes DNA itu akan dikirim ke Malaysia untuk proses penyelidikan lebih lanjut. “Tidak adanya keluarga korban di Malaysia menjadikan proses pemeriksaan DNA harus dilakukan terhadap keluarga di Indonesia,” tandas Lalu.
Prahayuda Febrianto/ Andika Hendra m
(ftr)