Tanaman Hemat Air 90%, Tidak Bergantung Musim

Minggu, 07 Desember 2014 - 09:41 WIB
Tanaman Hemat Air 90%, Tidak Bergantung Musim
Tanaman Hemat Air 90%, Tidak Bergantung Musim
A A A
Keterbatasan lahan di perkotaan tak menghalangi para penyuka tanaman. Mereka tetap bisa menyalurkan kegemarannya bercocok tanam. Bagaimana caranya?

Hidroponik. Ya, metode menanam menggunakan media air ini cocok untuk diterapkan di wilayah yang minim terdapat lahan. Meski hanya air sebagai memakai media tanam, hasilnya tidak kalah dengan tanaman media tanah. Uniknya lagi, walaupun memakai air, ternyata metode hidroponik justru lebih menghemat air dibandingkan menanam di tanah. Keuntungan lainnya, sistem menanam ini tidak membutuhkan tempat yang luas.

Di Kota Semarang, hidroponik cukup booming awal tahun ini. Mereka yang semula belajar sendiri-sendiri lantas menyatu dan membentuk Komunitas Hidroponik Semarang (KHS) Maret 2014. Karena banyaknya anggota dari kabupaten dan kota lain di Jawa Tengah, namanya kemudian diubah menjadi Komunitas Hidroponik Jateng (KHJ), sesuai permintaan anggota dari luar Semarang.

Komunitas ini lebih banyak sharing melalui dunia maya di akun Facebook Komunitas Hidroponik Jateng. Saat ini yang sudah bergabung dengan akun tersebut lebih dari 4.224 orang. “Jika ada persoalan terkait hasil panen sayuran maupun buah yang kurang bagus akan di-upload di Facebook . Nanti yang sudah senior dan berpengalaman yang akan memberikan solusinya,” papar Ketua KHJ Papang Pamungkas Satoto di Sekretariat KHJ di Jalan Papandayan I Gang 3 No 12 Sampangan, Semarang, Jumat (5/12).

Animo pehobi menanam di Jateng ini cukup tinggi. Secara berkala, tiap bulan sekali komunitas ini memberikan pelatihan bagi para pemula dengan bergiliran di kabupaten dan kota di provinsi ini. November lalu pelatihan digelar di Magelang diikuti 130 orang. Pada 20-21 Desember nanti dilakukan di Salatiga. Adapun Januari 2015 direncanakan di Wonosobo dengan materi pelatihan tentang hidroponik kentang.

Sebagai pemula yang baru belajar, pertama kali bisa menggunakan botol air mineral bekas yang dibalik dan stereofoni. Hidroponik bisa untuk semua tanaman sayur, seperti selada, kol, dan sawi. Selain itu, tanaman buah jika bisa memakai sistem ini, seperti melon, tomat, dan herbal. Papang menjelaskan, permintaan pelatihan biasanya langsung dari kelompok masyarakat setempat yang difasilitasi oleh beberapa anggota di daerah tersebut.

“Kalau pelatihan pertama seluruhnya dibiayai Dinas Pertanian dan Hortikultura Jateng. Tapi selanjutnya, setiap orang dikenai untuk biaya konsumsi saja,” ucapnya. Menanam dengan hidroponik bisa menghemat penggunaan air hingga 90%. Sejak menanam hingga panen, air tidak perlu diganti karena terus diputar oleh water pump sehingga lebih irit. Perawatannya pun mudah, bisa ditinggaltinggal dan hanya dicek pagi dan sore saja.

“Bisa dirancang panen kapan saja, tidak tergantung musim. Tapi khusus untuk menanam kol, buahnya tidak bisa ngrekop (mingkup) karena di Semarang panas, berbeda dengan di Sumowono,” paparnya.

Di Kota Lumpia , anggota KHJ tidak hanya didominasi ibu-ibu, tapi juga remaja dan pria dewasa. Latar belakang profesi mereka beragam, bahkan ada polisi, jaksa, hingga para pensiunan. Setyawan, jaksa di Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jateng yang tinggal di Jalan Tumpang tengah mengembangkan sawi di rumahnya. Kemudian Janti, karyawan di perusahaan ekspor dan impor yang tinggal di perumahan PLN Krapyak, juga mengembangkan sayur yang sama.

“Hasil panen biasanya dibeli penjual mi ayam. Sawi bisa bertahan 3-4 hari karena akar tidak dicabut. Jika sehari tidak laku, bisa kembali dicelupkan ke air, ini berbeda dengan sawi yang ditanam di tanah,” kata Janti.

Arif Purniawan
Kota Semarang
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5525 seconds (0.1#10.140)