Pasien Ebola Dirawat di Tenda Khusus

Jum'at, 05 Desember 2014 - 10:42 WIB
Pasien Ebola Dirawat di Tenda Khusus
Pasien Ebola Dirawat di Tenda Khusus
A A A
SEMARANG - Penyakit virus ebola yang telah menewaskan lebih dari 5.000 orang di dunia membuat Kota Semarang bersiap.

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) setempat kemarin menggelar simulasi pandemik virus ebola sebagai upaya kesiap siagaan petugas menangani pasien yang terjangkit virus mematikan itu. Simulasi dibagi dalam beberapa tahapan, dari mulaikoordinasiantarpetugasdi kapal dengan otoritas pelabuhan hingga penanganan pasien.

Simulasi diawali dengan penyampaian informasi kepada otoritas pelabuhan dari nakhoda kapal bahwa terdapat seorang anak buah kapal (ABK) yang diduga terjangkit virus ebola. Informasi itu kemudian dilanjutkan kepada KKP untuk mendirikan tenda isolasi di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas.

Sebelum menjemput korban, tim dokter dari KKP Semarang mempersiapkan sejumlah peralatan medis, termasuk tabung isolasi. Tim dokter juga mengenakan pakaian khusus, agar tidak turut terjangkit virus mematikan tersebut. Seusai menjemput korban dari dalam kapal, dan mendapat perawatan di tenda isolasi sementara, tim dokter lantas berkoordinasi dengan RSUP Dr Kariadi Semarang guna merujuk korban untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Menurut Kepala KKP Semarang Priagung Adi Bawono, simulasi digelar untuk mengetahui kesiapan petugas dalam penanganan adanya suspect ebola. Dalam simulasi ini, tim kesehatan pelabuhan melibatkan 50 orang tim teknis dan 20 orang nonteknis. “Rencananya, latihan serupa ini akan sering digelar untuk mengasah kesigapan petugas,” ujarnya.

KKP Semarang menyiapkan sebuah tenda khusus guna menangani kasus pandemi ebola. Tenda seluas 28,4 meter dan daya tampung 10 orang ini nantinya dipergunakan sebagai tenda isolasi pasien yang terjangkit virus ebola.

Pendirian tenda isolasi ini, butuh keahlian khusus. “Pendirian tenda isolasi ini membutuhkan satu tim yang terdiri dari 9 orang, waktu yang dibutuhkan maksimal 7 menit. Sementara waktu yang tercatat dalam simulasi ini, hanya memakan waktu 5 menit,” ujarnya.

Salah satu dokter KKP Semarang Lucky Taufika menuturkan, tenda isolasi ini mempunyai fungsi sebagai tempat isolasi sementara pasien yang terjangkit ebola. Tenda tersebut mempunyai keistimewaan tahan dari segala bentuk ancaman. Yaitu tahan api, air, hingga terjangan badai yang kecepatannya 100 km/ jam akan tetap kokoh.

Tenda yang bisa mengubah sirkulasi udara panas menjadi dingin ini, mempunyai berat massal sekitar 280 kilogram. Bersifat portabel atau bisa dipindahkan kemana saja. KKP Semarang baru mempunyai satu buah tenda isolasi khusus ini. Tidak hanya ditunjang dengan berbagai macam peralatan khusus dalam menangani pandemik ebola.

Tim medis atau dokter spesialis lengkap dengan pakaian khusus, juga disiapkan KKP dalam merawat pasien suspect ebola. Timmedis ini dinamakan tim gerak cepat yang sigap dalam menangani pasien suspect ebola.

“Pasien yang terjangkit virus berbahaya ditangani sementara di ruang isolasi dengan penanganan sementara, seperti diletakkan pada tabung isolasi, dan pemeriksaan kesehatan hingga di infus. Sementara untuk penanganan lebih lanjut, akan dirujuk ke rumah sakit,” kata Fatma Indrayati, tim medis KKP Semarang.

Virus ebola ini merupakan penyakit yang menular sehingga perlu diwaspadai dengan menggunakan peralatan khusus untuk menghindari pasien yang terjangkit ebola dengan yang tidak terjangkit. Menurut tim medis, penyakit ebola mempunyai berbagai macam gejala, yaitu demam tinggi, sakit kepala, muntah, nyeri sendi dan otot, kurang nafsu makan, diare, serta muncul pendarahan.

Seperti pendarahan di gusi, hidung, mata, dan di sekitar kuku jari. Tindakan pencegahan yang dilakukan, di antaranya dengan menghindari bepergian ke luar negeri yang terjangkit ebola dan sering mencuci tangan dengan pembersih antibakteri.

M Abduh
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6390 seconds (0.1#10.140)