Pencarian Pesawat Carter Thrush 512p Diperpanjang Hingga Seminggu

Kamis, 04 Desember 2014 - 16:54 WIB
Pencarian Pesawat Carter...
Pencarian Pesawat Carter Thrush 512p Diperpanjang Hingga Seminggu
A A A
MANADO - Proses pencarian bangkai Pesawat carter Thrush 512p yang jatuh di Perairan Laut Kema, Minahasa Utara, Sulut diperpanjang hingga seminggu. Hal ini dilakukan karena terkendala cuaca dan derasnya arus di Perairan Laut Kema.

Karena mesti tiga alat canggih diturunkan di hari ketiga pencarian untuk mendeteksi keberadaan bangkai Pesawat Elang Nusantara Air, PK-ELR, yang ditumpangi dua awak, namun hasilnya masih nihil.

Deputi Operasi Basarnas Mayor Jenderal TNI Tatang Zaenuddin mengatakan, pencarian pukul 06.30 - 16.00 Wita, belum ada hasil.

"Demi kemanusiaan, pencarian ini akan diperpanjang hingga satu minggu. Jika belum ditemukan juga, kemungkinan akan diperpanjang lagi hingga korban dan pesawat ditemukan," ujar Tatang, Kamis, (4/12/2014).

Kuatnya arus, dan dalamnya laut dari perkiraan, menjadi penyebab korban dan bangkai pesawat belum ditemukan.

Tapi besok, kata dia, tim akan menyisir lagi titik seputaran area jatuhnya pesawat. Sebab, kemungkinan besar bangkai pesawat terjadi pergeseran akibat arus.

"Hari ini kami tidak menurunkan tim penyelam, hanya tiga alat yang digerakkan hingga di kedalaman 200 meter untuk mendeteksi," jelasnya.

Ketiga alat itu, kata dia, yakni dua dari Basarnas Robot Remote Operated Vehicle (Rov), dan satunya lagi berbentuk roket dengan panjang sekira 1,5 meter, namanya Side Scan Sonar tipe SSS-90K/700K, JW Fishers MFG INC Taunton, Mass USA.

"Sementara satu alat lagi Marine Detektor dari Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Kota Bitung, hasilnya pun nihil," timpalnya

Tatang juga sangat berterima kasih pada nelayan setempat yang turut ikut mencari korban dan bangkai pesawat.

"Kerjasama masyarakat sangat kami butuhkan. Bahkan seluruh lapisan masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan berjanji akan melaporkan jika menemukan serpihan pesawat atau benda aneh di sekitaran lokasi jatuhnya pesawat," tukasnya.

Seperti diketahui, pesawat ini jatuh pada Selasa pagi 2 Desember 2014 di Perairan Desa Kema II, Minahasa Utara, Sulawesi Utara.

Adapun awak dalam pesawat tersebut yang hingga kini belum ditemukan yakni, Co Pilot Ronny Djasril warga Pekanbaru, Riau, dan Engineering Pian Sopiah Hadiansah warga Rancasawo, Bandung.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7205 seconds (0.1#10.140)