Pedagang Asongan di Pasar Petisah Keluhkan Biaya Keamanan

Kamis, 04 Desember 2014 - 12:32 WIB
Pedagang Asongan di Pasar Petisah Keluhkan Biaya Keamanan
Pedagang Asongan di Pasar Petisah Keluhkan Biaya Keamanan
A A A
MEDAN - Pedagang asongan Pasar Petisah Medan mengeluhkan pengutipan biaya keamanan yang dilakukan oknum satpam di pasar tersebut.

Selama berjualan keliling di sekitar pasar Petisah, mereka dikutip biaya keamanan hingga Rp200.000 per bulan. Salah seorang pedagang asongan, Charles Tampubolon, 29, warga Padang Bulan, mengaku sudah berjualan asongan di Pasar Petisah sudah sejak 1997 silam. Sehari-harinya dia berjualan jajanan ringan, minuman menggunakan troli.

“Jualan menggunakan troli katanya mengganggu pengunjung, jadi tidak boleh lagi jualan pakai troli. Tapi setelah membayar Rp200.000 per bulan untuk biaya keamanan, ya tidak masalah lagi. Tapi itu pun harus kucing- kucingan dengan satpam. Kalau terlihat harus sembunyi,” ungkap Charles, kemarin.

Kata Charles, dia dan ratusan pedagang asongan lainnya dikenakan biaya keamanan terhitung tiga bulan terakhir ini. Bagi dia dan pedagang asongan kecil, biaya keamanan sebesar Rp200.000 per bulan sangatlah memberatkan.

“Pendapatan kami sebagai pedagang asongan ini hanya berapa, dapatnya Rp300.000. Tapi keuntungannya paling hanya Rp50.000 sehari. Sekarang, biaya kebutuhan sudah pada naik. Kalau bayarnya Rp200.000 per bulan, rasanya berat sekali,” ujarnya.

Dia berharap pengelola Pasar Petisah dapat menghapus biaya keamanan atau paling tidak menurunkan biaya keamanan yang masih memberatkan itu. “Kalau masih sebatas Rp50.000 masih bisa, tapi kalau sampai Rp200.000 berat sekali. Sudahlah kita berjualan seharian, untungnya hanya Rp50.000, tapi bayar keamanannya lebih besar dari keuntungan,” ucapnya.

Pembina Komunitas Pedagang Penjahit Petisah (KP4M) Kota Medan, Akil Sirait, mengatakan, pedagang asongan di Pasar Petisah sudah mengadukan pengutipan biaya keamanan kepada KP4M.

“Sebenarnya pengutipan di pasar tradisional itu tidak diperbolehkan sepanjang jualannya bergerak atau tidak menetap. Nah, pedagang asongan ini kan jualannya selalu bergerak, jadi bagian mana mereka mengganggu ketertiban dan keamanan,” katanya.

Eko Agustyo fb
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6343 seconds (0.1#10.140)