Sejak Berangkat Tak Pernah Beri Kabar

Kamis, 04 Desember 2014 - 11:43 WIB
Sejak Berangkat Tak...
Sejak Berangkat Tak Pernah Beri Kabar
A A A
SLAWI - Keluarga sejumlah anak buah kapal (ABK) kapal penangkap ikan Oryong 501 yang tenggelam di perairan Rusia, Senin (1/12), diliputi rasa bingung dan cemas.

Mereka berharap segera ada kejelasan kabar terkait keberadaan dan nasib para ABK kapal nahas itu. Mata Tinah, 52, tampak berkaca-kaca saat menceritakan pemberangkatan anak tirinya, Purwanto, 29, untuk bekerja di kapal penangkap ikan pada Juli lalu.

Sejak berangkat bersama dua orang teman satu desa, yakni Desa Kalisapu, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, Tinah tak pernah berkomunikasi dengan ayah satu anak itu. “Sejak berangkat bulan puasa tidak pernah memberi kabar lagi,” katanya saat ditemui di rumahnya di Jalan Teri II RT 02/RW 07, Desa Kalisapu, kemarin.

Hingga akhirnya, Tinah justru mendapat kabar Purwanto dari sejumlah tetangganya yang melihat berita di televisi ada korban warga negara Indonesia (WNI) dalam karamnya kapal Oryong 501 di perairan Rusia. “Ada yang memberi tahu, ada nama Purwanto yang menjadi salah satu korban di dalam kapal,” ujar Tinah.

Sejak saat itu, Tinah, ayah Purwanto, Susmono, dan istri Purwanto, Khalimah, diliputi kecemasan mengenai nasib Purwanto. Terlebih pihak perusahaan yang memberangkatkan Purwanto juga tak kunjung memberi kabar. “Sampai sekarang belum ada kabar sama sekali,” ujarnya.

Menurut Tinah, keluarga sebenarnya sudah sering meminta Purwanto agar tidak lagi berangkat bekerja di kapal penangkap ikan dengan pertimbangan risiko kecelakaan laut yang dihadapi. Meski demikian, lulusan SMP itu tetap bersikukuh berangkat bekerja di pelayaran setelah sempat bekerja serabutan. “Kami sudah sering meminta dia kerja di darat saja. Namun, dia tetap maunya menjadi TKI. Katanya ingin mencari modal dulu untuk membuka usaha,” kata Tinah.

Kecemasan juga dirasakan keluarga Ratmono, 37, yang juga menjadi salah satu ABK kapal Oryong 501 asal Kabupaten Tegal. Warga RT 01/RW 02 Desa Trayeman, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, itu telah lima bulan bekerja sebagai kru kapal asal Korea Selatan itu.

Kakak Ratmono, Harsono, 40, mengaku mendapat kepastian jika kapal tempat adiknya bekerja sebagai ABK tenggelam pada Selasa (2/11). Malam harinya, Harsono baru mengetahui dari berita di televisi. “Keluarga mendapat kabar dari perusahaannya. Melalui telepon. Mengabarkan kapalnya tenggelam. Kami kaget,” ujar dia saat ditemui kemarin.

Selain kabar tersebut, keluarga Ratmono hingga kemarin belum mendapat kabar lebih lanjut terkait nasib bungsu dari lima bersaudara itu. Dia berharap adiknya bisa selamat dalam musibah yang dialaminya. “Dari perusahaannya, kami disuruh standby 24 jam, nunggu kabar,” ujarnya.

Mantan mertua Ratmono, Suwardi, 59, mengungkapkan, kepada anaknya, Ratmono sempat memberi kabar akan pulang ke Indonesia pada Januari 2015. Sebab ayah dua anak itu hanya memiliki kontrak lima bulan bekerja di kapal Oryong 501.

“Ikut kapal Korea itu sebenarnya tambal sulam. Dalam arti dia (Ratmono) sudah ikut kapal lain selama 1 tahun. Namun, dia mendapat tawaran kerja singkat di Korea,” ungkap Suwardi, kemarin.

Farid Firdaus
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7269 seconds (0.1#10.140)