Objek Wisata BKB Tak Terawat
A
A
A
PALEMBANG - Wajah ikon objek wisata andalan Palembang yaitu pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) di akhir tahun ini, kondisinya saat ini sangat memprihatinkan.
Kerusakan conblock di sejumlah pelataran BKB semakin parah. Belum lagi, banyaknya coratcoret tulisan dan kontoran hitam seperti minyak lengket di pagar pembatas pelataran dengan Sungai Musi. Ironisnya lagi, kerusakan sudah terjadi dua bulan terakhir ini, tetapi belum ada langkah perbaikan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang.
“Lihat sendiri kan, conblocknya ada yang ambles. Semua orang tahu setiap event besar, baik konser musik atau lomba, pernah diselenggarakan di sini. Termasuk setiap orang luar Kota Palembang, baik wisatawan dalam negeri maupun luar negeri, kalau belum datang ke pelataran BKB ini, kata orang, berarti belum ke Palembang,” ungkap Rojali, 55, salah satu motoris ketek di BKB kepada KORAN SINDO PALEMBANG, kemarin.
Dia menambahkan, setiap wisatawan yang datang kepelataran BKB ini tujuannya ingin menikmati pemandangan Jembatan Ampera dan Sungai Musi. ”Mereka pasti foto-foto. Kalau kondisi seperti ini, pasti ada saja yang mengeluh,” ujarnya, Dia berharap, Pemkot Palembang dapat segera memperbaiki conblock yang rusak dan mengecat pagar yang sudah terlihat kotor.
”Apalagi ini mau akhir tahun. Setiap tahun warga Kota Palembang dan warga pendatang pasti ada yang menghabisi akhir tahun di pelataran BKB ini,” pungkasnya. Sementara itu, wisatawan dari Padang, Rina mengaku, sangat senang memandang dan berfoto-foto di pelataran BKB. Sebab, dari BKB mereka bisa mengambil foto hingga tampak jelas Jembatan Ampera yang menjadi ikon Kota Palembang.
“Kami, kalau ke Palembang, selalu mampir di BKB ini, meskipun sebentar,” ujarnya. Mengenai conblock pelataran BKB yang rusak, dia sangat menyayangkan. Sebab, dapat mengganggu kenyamanan wisatawan yang datang. Mulai dari kenyamanan melintas dan mengganggu pemandangan.
“Tapi heran yah, ambles begini kok gak dikasih tanda peringatan atau pembatas tali atau apa yang bisa menjadi perhatian orang yang ke sini. Kalau begini kan bahaya, khususnya untuk anak-anak,” katanya.
Sekretaris Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman (DPJPP) Novarian mengatakan, kawasan pela taran BKB berada di Kecamatan Bukit Kecil merupakan wilayah pariwisata sehingga dalam pemeliharaannya menjadi wewenang dari Dinas Pariwisata Kota Palembang. “Jika di BKB itu, kewenangan Dinas Pariwisata karena kawasan pariwisata,” ujarnya.
Kewenangan pihak DPJPP lebih kepada kawasan sekitar BKB yang ditetapkan menjadi taman kota, namun bukan di wilayah yang ditetapkan menjadi kawasan pariwisata. “Jika di sekitar BKB, mungkin bisa di bantu dengan taman,” tandasnya.
Sierra Syailendra/ Tasmalinda
Kerusakan conblock di sejumlah pelataran BKB semakin parah. Belum lagi, banyaknya coratcoret tulisan dan kontoran hitam seperti minyak lengket di pagar pembatas pelataran dengan Sungai Musi. Ironisnya lagi, kerusakan sudah terjadi dua bulan terakhir ini, tetapi belum ada langkah perbaikan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang.
“Lihat sendiri kan, conblocknya ada yang ambles. Semua orang tahu setiap event besar, baik konser musik atau lomba, pernah diselenggarakan di sini. Termasuk setiap orang luar Kota Palembang, baik wisatawan dalam negeri maupun luar negeri, kalau belum datang ke pelataran BKB ini, kata orang, berarti belum ke Palembang,” ungkap Rojali, 55, salah satu motoris ketek di BKB kepada KORAN SINDO PALEMBANG, kemarin.
Dia menambahkan, setiap wisatawan yang datang kepelataran BKB ini tujuannya ingin menikmati pemandangan Jembatan Ampera dan Sungai Musi. ”Mereka pasti foto-foto. Kalau kondisi seperti ini, pasti ada saja yang mengeluh,” ujarnya, Dia berharap, Pemkot Palembang dapat segera memperbaiki conblock yang rusak dan mengecat pagar yang sudah terlihat kotor.
”Apalagi ini mau akhir tahun. Setiap tahun warga Kota Palembang dan warga pendatang pasti ada yang menghabisi akhir tahun di pelataran BKB ini,” pungkasnya. Sementara itu, wisatawan dari Padang, Rina mengaku, sangat senang memandang dan berfoto-foto di pelataran BKB. Sebab, dari BKB mereka bisa mengambil foto hingga tampak jelas Jembatan Ampera yang menjadi ikon Kota Palembang.
“Kami, kalau ke Palembang, selalu mampir di BKB ini, meskipun sebentar,” ujarnya. Mengenai conblock pelataran BKB yang rusak, dia sangat menyayangkan. Sebab, dapat mengganggu kenyamanan wisatawan yang datang. Mulai dari kenyamanan melintas dan mengganggu pemandangan.
“Tapi heran yah, ambles begini kok gak dikasih tanda peringatan atau pembatas tali atau apa yang bisa menjadi perhatian orang yang ke sini. Kalau begini kan bahaya, khususnya untuk anak-anak,” katanya.
Sekretaris Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman (DPJPP) Novarian mengatakan, kawasan pela taran BKB berada di Kecamatan Bukit Kecil merupakan wilayah pariwisata sehingga dalam pemeliharaannya menjadi wewenang dari Dinas Pariwisata Kota Palembang. “Jika di BKB itu, kewenangan Dinas Pariwisata karena kawasan pariwisata,” ujarnya.
Kewenangan pihak DPJPP lebih kepada kawasan sekitar BKB yang ditetapkan menjadi taman kota, namun bukan di wilayah yang ditetapkan menjadi kawasan pariwisata. “Jika di sekitar BKB, mungkin bisa di bantu dengan taman,” tandasnya.
Sierra Syailendra/ Tasmalinda
(ftr)