Kota Bandung Smart City
A
A
A
BANDUNG - Kota Bandung melangkah menjadi percontohan smart city berbasis teknologi tinggi. Langkah itu diwujudkan lewat pembangunan ruang command center di Balai Kota Bandung.
Pembangunan ruang com mand centeratau pusat komando itu ditarget selesai Januari 2015. Dengan keberadaan command center ini kondisi di Kota Bandung dapat dimonitor melalui sebuah ruangan khusus yang dilengkapi dengan teknologi canggih, termasuk untuk memantau akses pelayanan publik. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, terdapat dua fungsi utama command center ini.
Pertama, untuk menyempurnakan pelayanan publik keluar. Kedua, mempermudah pelayanan kedalam yakni manajemen pengambilan keputusan cepat. Untuk pelayanan pub lik, seluruh pelayanan publik di kota Bandung dapat diakses dengan mudah dengan teknologi yang canggih. Awal 2015, dia menargetkan 150 pelayanan publik di Kota Bandung dilakukan secara online.
“Satu SKPD diminta lima pelayanan publik yang telah online. Sehingga dari mengurus KTP, mengecek perizinan, memonitor kemacetan, banjir, dan sebagainya, itu ada software-nya. Software itu nanti masuk ke Kota Bandung command center yang insya Allah, Januari 2015 selesai,” kata Emil kepada wartawan seusai workshop Bandung Command Center di Hotel Holiday Inn, Jalan Ir H Djuanda, kemarin.
Dia mengungkapkan, untuk penggunaan software command center ini akan ada beberapa tahapan. Versi pertama akan dinamakan Bandung command center 1.0 yang akan hadir pada awal 2015. Versi selanjutnya command center 2.0 akhir 2015, dan command center 3.0 pada 2016 mendatang. “Nanti yang perfect-nya di 2016. Karena anggarannya terbatas. Kami cicil sepertiga dari target 100% jumlah software-nya. Kami kan menarget Kota Bandung ini harus menjadi kota percontohan smart city. Singa pura itu punya 1.600 online ser vice. Kota Bandung target 2015 jum lah nya 150 dulu,” ungkap Wali Kota.
Menurut Emil, aplikasi yang di buat nanti terbagi menjadi tiga jenis, yakni yang bersifat untuk internal pemkot (rahasia),akses pelayanan publik, dan terakhir masyarakat bisa menggunakan aplikasinya. “Jadi nanti akan dipasang CCTV di jalan-jalan, GPS (global positioning system) di mobil-mo bil pemadam kebakaran dan sampah. Jadi nanti ada aplikasi yang bisa mengecek ada kebakaran di mana. Sebagaian publik juga pakeseperti mengantri di RSUD bisa pake aplikasi ini,” tutur Emil.
Emil mengungkapkan, sof tware yang digunakan ini dibuat oleh pihak ketiga yakni PT LAPI ITB. PT LAPI ITB keluar sebagai pemenang tender proyek command center ini. “Dibuat oleh Pihak ketiga. Ini kan yang menang IBM dan PT LAPI. Di kontrak yang pertama kan begitu,” ungkap Emil.
Terkait besaran anggaran, Emil mengaku tidak tahu detail angkanya. Namun dia tak menampik ada bantuan dana untuk membiayai proyek tersebut. “Ada kemungkinan dana dibantu dari PT Telkom juga. Saya ga bisa bicara dananya dulu. Yang penting mah sekarang jumlah software-nya dulu mau berapa. Nanti siapa yang bikin siapa yang bayar, kombinasi APBD dan PT Telkom,” kata dia.
Disinggung mengenai kesiapan sumber daya manusia (SDM), Emil mengemukakan, PNS di lingkungan Penkot Bandung harus siap. “ Mau tidak mau harus siap. Makanya akan dilatih,” ujar Emil. Perwakilan PT LAPI ITB Widita Sesari Padmi Rinukti mengatakan, saat ini pihaknya sedang dilakukan instalasi hardware dan software di com mand center. “Semua dilakukan secara paralel. Hardware sudah datang, sedang di instal. Kemudian konfigurasimya sedang berjalan. Kalo dari LAPI hanya untuk hardware dan software,” kata Widita.
Command center ini, ujar dia, akan menjadi pusat data informasi dari seluruh instansi dilingkungan Pemkot Bandung. Dengan begitu keputusan-keputusan yang bersifat segera dapat diambi, karena masalah terpantau di monitor. “Jadi bisa tahu semua yang terjadi di Kota Bandung saat itu. Contohnya, kalo ada kebakaran di satu tempat, kemacetan, dan kecelakaan. Dengan command center bisa terpantau semua,” ujar dia.
Widita optimistis target Januari 2015, semua instalasi dapat selesai dilakukan. LAPI juga didukung oleh IBM untuk proses instalasi. “Karena ini teknologi baru. Belum banyak ahlinya. Nanti Pemkot Bandung akan mendemokan command center ini,” tutur Widita.
Sementara itu, Kepala Bidang Telematika Diskominfo Kota Bandung Sri Diandini mengatakan, anggaran yang dikeluarkan untuk command cen ter ini sebesar Rp 27 miliar. Biaya ini digunakan hanya untuk hardware dan software. “Seluruhnya Rp 27 miliar dari APBD murni 2014. Rin ciannya itu untuk software dan hardware, seperti, CCTV, video wall yang didesain dalam ruangan command center, jaringan komputer, dual monitor seperti PC tapi layar komputernya ada empat seperti monitor komputer, dan televisi. Juga membeli server untuk menyimpan data dan semua software,” kata Sri.
Tahun depan, ungkap dia, akan dilakukn penambahan CCTV. Selain itu juga ada pengembangan aplikasi dari software sebelumnya. “Untuk anggaran tahun depan ada penambahan CCTV yang kami hanya punya 80 unit. Untuk CCTV kami fokus untuk mengatasi masalah kemacetan dan transportasi dengan menyimpan kamera tersebut di simpang jalan. Juga balai kota dan pendopo,” ungkap dia.
Sedangkan pada Desember mendatang, akan dilakukan launching dan demo command center. “Jadi kami target Desember launching, sosialisasi sekaligus demo. Akibat keterbatasan anggaran di awal, CCTV dan GPS belum optimal dan masih perlu pengembangan tahun depan,” tutur Sri.
Dian Rosadi
Pembangunan ruang com mand centeratau pusat komando itu ditarget selesai Januari 2015. Dengan keberadaan command center ini kondisi di Kota Bandung dapat dimonitor melalui sebuah ruangan khusus yang dilengkapi dengan teknologi canggih, termasuk untuk memantau akses pelayanan publik. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, terdapat dua fungsi utama command center ini.
Pertama, untuk menyempurnakan pelayanan publik keluar. Kedua, mempermudah pelayanan kedalam yakni manajemen pengambilan keputusan cepat. Untuk pelayanan pub lik, seluruh pelayanan publik di kota Bandung dapat diakses dengan mudah dengan teknologi yang canggih. Awal 2015, dia menargetkan 150 pelayanan publik di Kota Bandung dilakukan secara online.
“Satu SKPD diminta lima pelayanan publik yang telah online. Sehingga dari mengurus KTP, mengecek perizinan, memonitor kemacetan, banjir, dan sebagainya, itu ada software-nya. Software itu nanti masuk ke Kota Bandung command center yang insya Allah, Januari 2015 selesai,” kata Emil kepada wartawan seusai workshop Bandung Command Center di Hotel Holiday Inn, Jalan Ir H Djuanda, kemarin.
Dia mengungkapkan, untuk penggunaan software command center ini akan ada beberapa tahapan. Versi pertama akan dinamakan Bandung command center 1.0 yang akan hadir pada awal 2015. Versi selanjutnya command center 2.0 akhir 2015, dan command center 3.0 pada 2016 mendatang. “Nanti yang perfect-nya di 2016. Karena anggarannya terbatas. Kami cicil sepertiga dari target 100% jumlah software-nya. Kami kan menarget Kota Bandung ini harus menjadi kota percontohan smart city. Singa pura itu punya 1.600 online ser vice. Kota Bandung target 2015 jum lah nya 150 dulu,” ungkap Wali Kota.
Menurut Emil, aplikasi yang di buat nanti terbagi menjadi tiga jenis, yakni yang bersifat untuk internal pemkot (rahasia),akses pelayanan publik, dan terakhir masyarakat bisa menggunakan aplikasinya. “Jadi nanti akan dipasang CCTV di jalan-jalan, GPS (global positioning system) di mobil-mo bil pemadam kebakaran dan sampah. Jadi nanti ada aplikasi yang bisa mengecek ada kebakaran di mana. Sebagaian publik juga pakeseperti mengantri di RSUD bisa pake aplikasi ini,” tutur Emil.
Emil mengungkapkan, sof tware yang digunakan ini dibuat oleh pihak ketiga yakni PT LAPI ITB. PT LAPI ITB keluar sebagai pemenang tender proyek command center ini. “Dibuat oleh Pihak ketiga. Ini kan yang menang IBM dan PT LAPI. Di kontrak yang pertama kan begitu,” ungkap Emil.
Terkait besaran anggaran, Emil mengaku tidak tahu detail angkanya. Namun dia tak menampik ada bantuan dana untuk membiayai proyek tersebut. “Ada kemungkinan dana dibantu dari PT Telkom juga. Saya ga bisa bicara dananya dulu. Yang penting mah sekarang jumlah software-nya dulu mau berapa. Nanti siapa yang bikin siapa yang bayar, kombinasi APBD dan PT Telkom,” kata dia.
Disinggung mengenai kesiapan sumber daya manusia (SDM), Emil mengemukakan, PNS di lingkungan Penkot Bandung harus siap. “ Mau tidak mau harus siap. Makanya akan dilatih,” ujar Emil. Perwakilan PT LAPI ITB Widita Sesari Padmi Rinukti mengatakan, saat ini pihaknya sedang dilakukan instalasi hardware dan software di com mand center. “Semua dilakukan secara paralel. Hardware sudah datang, sedang di instal. Kemudian konfigurasimya sedang berjalan. Kalo dari LAPI hanya untuk hardware dan software,” kata Widita.
Command center ini, ujar dia, akan menjadi pusat data informasi dari seluruh instansi dilingkungan Pemkot Bandung. Dengan begitu keputusan-keputusan yang bersifat segera dapat diambi, karena masalah terpantau di monitor. “Jadi bisa tahu semua yang terjadi di Kota Bandung saat itu. Contohnya, kalo ada kebakaran di satu tempat, kemacetan, dan kecelakaan. Dengan command center bisa terpantau semua,” ujar dia.
Widita optimistis target Januari 2015, semua instalasi dapat selesai dilakukan. LAPI juga didukung oleh IBM untuk proses instalasi. “Karena ini teknologi baru. Belum banyak ahlinya. Nanti Pemkot Bandung akan mendemokan command center ini,” tutur Widita.
Sementara itu, Kepala Bidang Telematika Diskominfo Kota Bandung Sri Diandini mengatakan, anggaran yang dikeluarkan untuk command cen ter ini sebesar Rp 27 miliar. Biaya ini digunakan hanya untuk hardware dan software. “Seluruhnya Rp 27 miliar dari APBD murni 2014. Rin ciannya itu untuk software dan hardware, seperti, CCTV, video wall yang didesain dalam ruangan command center, jaringan komputer, dual monitor seperti PC tapi layar komputernya ada empat seperti monitor komputer, dan televisi. Juga membeli server untuk menyimpan data dan semua software,” kata Sri.
Tahun depan, ungkap dia, akan dilakukn penambahan CCTV. Selain itu juga ada pengembangan aplikasi dari software sebelumnya. “Untuk anggaran tahun depan ada penambahan CCTV yang kami hanya punya 80 unit. Untuk CCTV kami fokus untuk mengatasi masalah kemacetan dan transportasi dengan menyimpan kamera tersebut di simpang jalan. Juga balai kota dan pendopo,” ungkap dia.
Sedangkan pada Desember mendatang, akan dilakukan launching dan demo command center. “Jadi kami target Desember launching, sosialisasi sekaligus demo. Akibat keterbatasan anggaran di awal, CCTV dan GPS belum optimal dan masih perlu pengembangan tahun depan,” tutur Sri.
Dian Rosadi
(ftr)