Berkacalah pada Bobotoh

Rabu, 26 November 2014 - 13:36 WIB
Berkacalah pada Bobotoh
Berkacalah pada Bobotoh
A A A
PALEMBANG - Kedatangan suporter Persib Bandung, Bobotoh, menyerbu Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, pada Semifinal dan Final Indonesia Super League (ISL) 2014 kemarin, membuat komunitas pendukung setia Sriwijaya FC (SFC) angkat bicara.

Menurut Ketua Sriwijaya Mania Hooligan, Eddy Ismail, sebaiknya sebelum ISL 2015 digeber, manajemen SFC harus mengevaluasi dan memberi arahan pada suporter, demi mewujudkan kebersamaan suporter seperti yang ditunjukkan Bobotoh kepada publik sepak bola Sumsel. “Warnawarni baju suporter SFC cukup membuat kami seperti berbeda-beda. Barulah ketika melihat Bobotoh di Final ISL kemarin, kami (Sriwijaya Mania Hooligan) sangat terharu. Tidak ada kata-kata yang bisa saya ucapkan selain rasa haru,” ujarnya.

Eddy menambahkan, kalaupun warna atribut suporter diganti dan tidak ada lagi warna-warni seperti sekarang, pihaknya siap ikut aturan main. “Saya sangat ingin suporter bersatu dan menggunakan atribut satu warna. Siapa pun menjadi ketuanya kami terima. Kami dari Sriwijaya Mania Hooligan mau bergabung dan menerimanya,” tukasnya.

Sementara, Ketua Umum Singa Mania, Hendri Zainuddin, menilai, untuk mempersatukan suporter menjadi satu warna bisa saja terjadi. Jika manajemen bisa memberi simpati pada kelompok suporter, seperti memerhatikan tiket dan menyelesaikan persoalan yang dihadapi suporter. “Bagi kami warna hijau adalah sejarah terbentuknya SFC dan terbentuknya suporter Singa Mania. Saya sebagai ketua, sangat tahu pentingnya warna hijau ini. Tapi, semua bisa kita bicarakan, apabila manajemen memberi ruang kepada suporter dan menganggap mereka adalah bagian dari SFC,” katanya.

Mantan manajer dan Direktur Teknik SFC ini menuturkan, kekuatan kecintaan publik Palembang terhadap SFC, merupakan faktor utama. Jadi, manajemen SFC harus bisa memompa tim lebih berprestasi, agar mendapat perhatian besar dari masyarakat.

“Kondisi di Jawa dengan di sini sangat beda. Karena jiwa olahraga di sana memang sangat tertanam. Kalau di Palembang masyarakatnya lebih mengutamakan berdagang dan sebagainya. Artinya, untuk menggaet suporter lebih banyak seperti Bobotoh, manajemen harus bisa meraih prestasi,” tandasnya.

Muhammad Moeslim
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4739 seconds (0.1#10.140)