Pasang CCTV di Kamar Mandi, Anak Pemilik Kos Dilaporkan ke Polisi

Pasang CCTV di Kamar Mandi, Anak Pemilik Kos Dilaporkan ke Polisi
A
A
A
YOGYAKARTA - Mahasiswi salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta, UN (19), melaporkan AYW (27), anak pemilik kos yang ditempatinya, ke polisi. Sebab, AYW dengan sengaja memasang kamera closed circuit television (CCTV) di kamar mandi kos.
Peristiwa tersebut diketahui oleh UN pada Jumat (21/11/2014) malam. Berdasar laporan yang diterima Polsekta Umbulharjo, sekitar pukul 22.00 WIB, UN sedang buang air di kamar mandi kos yang beralamat di Pandeyan, Umbulharjo. Warga Ponorogo, Jawa Timur, itu curiga karena melihat di pojok atas kamar mandi ada cahaya lampu berwarna hijau berkelap-kelip.
"Korban curiga lantas mengambil benda itu, ternyata kamera CCTV berbentuk pulpen (pencam)," kata Kepala Polsekta Umbulharjo Komisaris Polisi Ahmad Nanang Wibowo, saat ditemui wartawan di Mapolsek Umbulharjo, Senin (24/11/2014).
UN kemudian memberitahukan ke teman-temannya sesama penghuni kos yang seluruhnya adalah perempuan. UN dan teman-temannya akhirnya sepakat melaporkan kasus tersebut ke polisi pada Sabtu (22/11/2014) malam setelah pihak keluarga mereka tiba di Yogyakarta.
"Para orangtua penghuni kos merasa tidak terima atas perlakuan yang diterima anak-anaknya. Mereka bersama-sama melapor hari Sabtu kemarin," jelas Nanang.
Polisi berusaha melakukan mediasi terlebih dahulu. Namun, pihak keluarga korban dan penghuni kos lainnya telanjur emosi terhadap tersangka AYW. Guna menghindari hal-hal yang tak diinginkan, polisi saat itu juga mengamankan tersangka ke sel tahanan Mapolsek Umbulharjo.
"Penguni kos lain juga emosi, karena takutnya mereka juga terekam saat berada di kamar mandi. Tersangka kami tahan satu hari satu malam," imbuhnya.
Setelah dilakukan pemeriksaan awal, tersangka mengaku sudah dua kali memasang CCTV di kamar mandi kos miliknya. Pemasangan pertama dilakukan awal November 2014. Namun, karena hasil rekaman tidak jelas, tersangka kembali memasang CCTV pada Jumat (21/11/2014) malam.
"Hasil rekaman disimpan dalam laptop pribadi tersangka. Tapi file-file-nya sudah dihapus," imbuh Kanit Reskrim Polsekta Umbulharjo AKP Ardhi Hartana.
Polisi kini masih mendalami kasus tersebut dengan menyita pencam, laptop, dan memory card pencam. Karena file-file hasil rekaman telah dihapus, polisi masih berupaya memulihkan file di dalam laptop tersangka. Dari situ akan dikembangkan apakah tersangka telah menyebarluaskan hasil rekaman atau hanya untuk konsumsi pribadi.
"Tersangka mengaku hanya untuk konsumsi pribadi, hanya iseng. Tapi akan kami kembangkan lagi, apakah sudah disebarluaskan atau belum," jelasnya.
Untuk sementara tersangka AYW dijerat Pasal 5 ayat (3) huruf b UU Darurat No 1/1951. Jika nanti ditemukan alat bukti tersangka telah menyebarluaskan hasil rekaman, polisi tidak menutup kemungkinan akan menjeratnya dengan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
Tersangka AYW yang saat ini baru dijerat UU Darurat dengan ancaman tindak pidana ringan itu tidak ditahan oleh polisi. Namun, dia dikenai status wajib lapor.
Peristiwa tersebut diketahui oleh UN pada Jumat (21/11/2014) malam. Berdasar laporan yang diterima Polsekta Umbulharjo, sekitar pukul 22.00 WIB, UN sedang buang air di kamar mandi kos yang beralamat di Pandeyan, Umbulharjo. Warga Ponorogo, Jawa Timur, itu curiga karena melihat di pojok atas kamar mandi ada cahaya lampu berwarna hijau berkelap-kelip.
"Korban curiga lantas mengambil benda itu, ternyata kamera CCTV berbentuk pulpen (pencam)," kata Kepala Polsekta Umbulharjo Komisaris Polisi Ahmad Nanang Wibowo, saat ditemui wartawan di Mapolsek Umbulharjo, Senin (24/11/2014).
UN kemudian memberitahukan ke teman-temannya sesama penghuni kos yang seluruhnya adalah perempuan. UN dan teman-temannya akhirnya sepakat melaporkan kasus tersebut ke polisi pada Sabtu (22/11/2014) malam setelah pihak keluarga mereka tiba di Yogyakarta.
"Para orangtua penghuni kos merasa tidak terima atas perlakuan yang diterima anak-anaknya. Mereka bersama-sama melapor hari Sabtu kemarin," jelas Nanang.
Polisi berusaha melakukan mediasi terlebih dahulu. Namun, pihak keluarga korban dan penghuni kos lainnya telanjur emosi terhadap tersangka AYW. Guna menghindari hal-hal yang tak diinginkan, polisi saat itu juga mengamankan tersangka ke sel tahanan Mapolsek Umbulharjo.
"Penguni kos lain juga emosi, karena takutnya mereka juga terekam saat berada di kamar mandi. Tersangka kami tahan satu hari satu malam," imbuhnya.
Setelah dilakukan pemeriksaan awal, tersangka mengaku sudah dua kali memasang CCTV di kamar mandi kos miliknya. Pemasangan pertama dilakukan awal November 2014. Namun, karena hasil rekaman tidak jelas, tersangka kembali memasang CCTV pada Jumat (21/11/2014) malam.
"Hasil rekaman disimpan dalam laptop pribadi tersangka. Tapi file-file-nya sudah dihapus," imbuh Kanit Reskrim Polsekta Umbulharjo AKP Ardhi Hartana.
Polisi kini masih mendalami kasus tersebut dengan menyita pencam, laptop, dan memory card pencam. Karena file-file hasil rekaman telah dihapus, polisi masih berupaya memulihkan file di dalam laptop tersangka. Dari situ akan dikembangkan apakah tersangka telah menyebarluaskan hasil rekaman atau hanya untuk konsumsi pribadi.
"Tersangka mengaku hanya untuk konsumsi pribadi, hanya iseng. Tapi akan kami kembangkan lagi, apakah sudah disebarluaskan atau belum," jelasnya.
Untuk sementara tersangka AYW dijerat Pasal 5 ayat (3) huruf b UU Darurat No 1/1951. Jika nanti ditemukan alat bukti tersangka telah menyebarluaskan hasil rekaman, polisi tidak menutup kemungkinan akan menjeratnya dengan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
Tersangka AYW yang saat ini baru dijerat UU Darurat dengan ancaman tindak pidana ringan itu tidak ditahan oleh polisi. Namun, dia dikenai status wajib lapor.
(zik)